Deu terpekur beberapa saat mengamati hasil tes DNA yang sekarang teronggok di tangannya. Kemarahan Harger luar biasa dan tamparan keras itu seperti sebuah ancaman yang siap kembali diberikan.
“Apa maksudmu menyerahkan ini?” tanya Deu skeptis.Akan tetapi itu justru membuat Harger berdecak tak sabaran. Sudut bibirnya melekuk getir, tak menyangkal sikap pura – pura Deu upama yang begitu buruk sekadar menimbulkan ketenangan di sini. Kebenaran sudah terungkap secara absulot; Harger akan memastikan sang hakim tidak mencoba membela diri setelah kejahatan apa yang pria itu lakukan.“Kau pembohong!”Suara Harger lantang menggelegar. Jika dia bisa mencaci lebih kejam, Harger akan melakukannya. Tetapi, dia tahu tak punya banyak waktu untuk melontarkan kebencian.“Kau membohongiku selama ini.”Napas Harger menggebu – gebu mengatakan kalimat terakhir. Sudah berusaha menenangkan diri walau luapan amarah terlalu besar. Iris cokelat kekuningan miliknya menatap tajam pria“GPS mobil yang digunakan Signorina Harger tidak aktif, Signore. Kami tidak bisa melacaknya.” Kata – kata seperti itu tidak diharapkan untuk terungkap di sekitar udara. Deu menggeram kesal walau tidak melulu akan menanggapi. Harger terlalu cepat. Bahkan suatu hal tak terduga bahwa gadis itu akan tiba – tiba menyelinap masuk ke ruang kerja; mengambil kertas berisi informasi krusial dengan hanya meninggalkan amplopnya tertinggal, dan bagian paling mengejutkan; selama ini Deu tidak pernah tahu Harger bisa mengendarai mobil; gadis itu tidak pernah bicara apa – apa atau barangkali meminta untuk sekali saja melakukan giliran menyetir saat mereka melakukan perjalanan. Gilanya, Deu sudah menghubungi salah seorang penjaga gerbang untuk tidak membukakan pintu, tetapi dia terlambat setelah Harger menerobos dengan tekad kuat.Sekarang Deu membutuhkan waktu sekadar berpikir bagaimana mendapatkan Harger kembali. Gadis keras kepala yang sebenarnya mumpuni meninggalkan begitu banyak ketida
Sesuai permintaan Harger; di sini akhirnya dia terdampar. Di sebuah tempat di mana Deu tidak akan bisa melakukan pencarian atau mencium sedikitpun jejak keberadaannya. Bagaimanapun Howard memang tidak akan memiliki pilihan. Pria itu terpaksa harus membawa Harger sementara waktu sampai satu permintaan untuk pergi.Ya, Harger merasa perlu banyak ruang menenangkan pikiran setelah dia kehilangan Laea; bahkan mengetahui kebohongan suaminya. Fiji sepertinya menjadi negara paling tepat; Howard benar – benar menempatkan sebuah pilihan yang subtansial, bahwa itu juga merupakan wilayah persembunyian dari keluarga kecil pria tersebut. Harger mendengar kabar kalau – kalau dia akan bertemu dua keponakan kembar bernama Jane dan Jennifer; keponakan Howard yang pernah dia dan sang hakim berikan hadiah ulang tahun. Harger sudah tidak sabar; berjalan sedikit terburu mengikuti langkah lebar Howard saat mereka berpijak di atas permukaan pasir. Mereka memang berada di wilayah pesisir; sebuah ne
“Mobil Anda ditemui berada di sebuah jalan yang sepi dengan keadaan sendiri, Signore. Signorina Harger tidak terlihat di mana pun. Jika Anda tidak keberatan, kami akan meminta agar mobil itu diderek sampai ke mansion Anda.”Sholdie tampaknya cukup ragu ketika menghadap sang majikan saat pria itu sendiri hanya memberitahukan sedikit informasi mengenai apa yang terjadi. Walau mobil yang Harger bawa kabur akhirnya ditemukan, Sholdie yakin bukan hal demikian yang paling ingin didengar oleh sepasang kuping di hadapannya.Deu yang sedang menunduk bahkan tidak menaruh sedikit minat untuk mengalihkan perhatian ke arah Sholdie. Hanya gerakan – gerakan skeptis yang dilakukan ketika menyeka lembar demi lembar halaman buku, meskipun pada akhirnya itu menjadi sebuah keharusan menanggapi. Butuh waktu cukup lama saat Deu mengembuskan napas kasar, lalu menggerakkan bibir sekadar bicara.“Tidak perlu diderek.”Gerakan tangan yang konsisten menarik laci terbawah dan merenggut seb
“Bagaimana hasilnya?”Harger melonggokkan wajah dekat – dekat di mana kedua tangan Howard sedang membuka lembaran kertas berisi ulasan mengenai hasil akhir terhadap tes yang dia lakukan untuk menjadi seorang agen lapangan. Gagal ....Ekspresi Harger mendadak muram ketika mendapati sebuah berita menyedihkan. Dia sudah berjuang sangat keras supaya lolos. Menyayangkan sekali bahwa nilai kecerdasan interektual yang lumayan memenuhi persyaratan, tidak cukup mendobraknya sampai di titik keinginan.Harger gagal di tes fisik, itulah alasan mengapa dia harus menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran. Gagal tidak seharusnya membuat dia menyerah. Harger mendengkus, melirik Howard yang menatap ke arahnya sangat menilai.“Sepertinya kau harus berlatih lebih rajin,” ucap pria itu berkomentar sambil – sambil mengacak puncak kepala Harger dengan gemas. Howard mengejeknya, jelas, sehingga Harger diliputi perasaan tidak terima segera memukul lengan liat pria itu.“Dasar me
Kedua tangan Anette menangkup wajah pria yang sedang mabuk. Iris gelap menatap sangat tajam sedikit membuatnya berdebar. Dia sudah tidak dapat memikirkan apa pun, menunggu saat – saat Deu nyaris melucuti kain di tubuh sendiri, tetapi kemudian pria itu berhenti; seolah ada satu hal dan lain yang melarang. Ntahlah, wajah Deu secara perlahan menunduk; menjatuhkan mulut.Anette langsung terpekur beberapa saat setelah mendapat satu tindakan dari gerakan bibir yang mencumbu di ceruk lehernya. Dia tersenyum puas merasakan remasan hangat di dada dan tak menapik bahwa tindakan Deu telah menyeretnya untuk sulit mencegah erangan menembus dari sela – sela gigi.“Oh, Don ... aku ingin lebih.”Anette yakin seharusnya dia tidak mengambil suatu keputusan yang salah. Namun, rasa tidak rela muncul di benaknya setelah Deu mengambil sedikit jarak—menyingkir hanya untuk memperhatikan wajahnya secara lamat.“Don ....”Deu bergumam samar. Meskipun disergap separuh kewarasan yang nyaris
Suara ombak berdebur keras di langit malam. Berulang kali Harger menarik napas, membiarkan udara keluar dari celah bibirnya; dan dia akan terpaku kemudian di bibir pantai. Perasaan buruk mengguncang menyebabkan Harger gagal ketika mencoba untuk tidur. Dia tidak tahu apa yang coba mendesak ke dalam dirinya. Tetapi sebuah bayangan mengenai satu orang seolah membuat Harger takut. Bertanya – tanya apa yang Deu lakukan sekarang, meski egonya melarang untuk mengambil tindakan peduli.Deu pria dewasa. Akan baik – baik saja kalaupun Harger tidak ada di sana, Roma ... Venice ... ntahlah, dia tidak mau memikirkan terlalu jauh. Cukup rasanya bahwa pria itu selalu mengambil peran, meski Harger yakin dia berada di tempat yang tepat. Berjuang untuk satu kebutuhan di kehidupan yang akan datang.Napas Harger berembus. Masih dengan tatapan setengah kosong ke depan. Dia membiarkan sulur – sulur angin di langit malam menyapu di sekitar tubuhnya. Derap langkah seseorang segera membuat Harger ta
“Sudah waktunya beristirahat, Harger.”Napas Harger terengah menyelesaikan bagian terakhir dari sesi latihan yang belakangan telah Howard ajarkan kepadanya. Dia tersenyum ke arah Serah, wanita dengan sepiring cemilan kue di tangan, memberi gestur supaya Harger menepi—mengambil langkah yang sama menuju rumah berbasis pondok.Harger tidak keberatan. Memastikan sendiri bahwa mereka duduk berdua; menikmati pemandangan sore di pantai sementara suara anak – anak sedang bermain terkadang akan menyeruak ke udara. Tampaknya Selena, Adik perempuan Howard, menyerah menghadapi Jane dan Jennifer yang begitu antusias. Wanita muda itu segera melangkah dan menculik Ose—membawa anak laki – laki itu untuk terlibat ke dalam percakapan Harger dan Serah, yang bahkan sama sekali belum dimulai.“Aku dengar Howard akan pulang malam ini, apa itu benar, Serah?” tanya Selena lambat. Napas wanita itu masih diliputi desakan menggebu setelah duduk di antara mereka. Serah tersenyum, kemudian mengangguk setuju.Harg
Howard yang tengah sibuk menyiapkan kebutuhan untuk pulang, menghentikan tindakannya sejenak saat merasakan sesuatu tidak beres seperti sedang mengintai di belakang. Dengan gerakan tentatif wajah Howard berpaling, mencoba memastikan tidak satu pun orang di sekitar ruangan, tetapi itu menjadi perkara mustahil.“Shit ....”Bibir Howard begumam tanpa sadar menemukan Deu sedang menjulang tinggi di hadapannya. Penampilan pria yang nyaris tidak bisa disebut baik – baik saja mulai memberi Howard peringatan. Dia seharusnya melakukan persiapan ketika tiba – tiba Deu akan menyerang dengan cara yang mengejutkan.“Apa yang kau lakukan di sini, Don?” tanya Howard, suaranya terdengar tercekat berusaha menyingkirkan keberadaan Deu yang menindih kuat di tubuhnya.“Di mana kau menyembunyikan Harger?”Sudah Howard duga akan terjadi. Dia berusaha menyingkirkan tubuh yang menekan. Namun, butuh usaha lebih keras untuk melakukan pergolakan serius.“Aku tidak tahu apa yang kau maks