Share

Bab 18

Saat memikirkan wajah Dimas, Amel merasa agak malu seraya bergumam, "Dia cukup tampan."

"Kalau begitu, bukankah kamu dapat suami tampan secara cuma-cuma? Kamu kencan buta di mana? Kirimkan alamatnya padaku, aku ingin mencoba keberuntunganku."

Meskipun sudah tahu bahwa sahabatnya itu selalu berpikir di luar nalar, Amel tidak menyangka kalau sahabatnya akan berpikiran sejauh itu.

Amel terkekeh, rasa gugupnya juga berkurang. Kemudian, dia pun menjawab, "Aku akan mengirimkanmu alamatnya, apa kamu benar-benar mau pergi?"

Tentu saja tidak! Namun, hal itu tidak menghentikan wanita itu untuk berpikiran aneh-aneh.

Lidya tersenyum menggoda, kemudian bertanya, "Amel, kamu sudah bertemu dengan pria tampan dan juga sudah menikah. Apakah malam ini kamu berencana untuk menaklukkan dia?"

Amel tahu bahwa sahabatnya ini suka berbicara yang tidak-tidak, jadi dia segera menyela, "Pelankan suaramu, bagaimana kalau dia dengar?"

Lidya mendecakkan lidahnya sambil menjawab, "Memangnya kenapa kalau dia dengar?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status