Share

Bab 22

Dimas membuat keputusan di dalam hatinya dan menyetujui sambil tersenyum, "Kamu benar, masalah cincin itu tergantung oleh masing-masing orang. Jadi, nggak perlu terburu-buru."

Amel menghela napas lega sambil berkata, "Kalau kamu ada waktu dalam beberapa hari ini, ayo kita pergi ke tempat lain. Apa kamu lapar?"

Meskipun mereka baru saja berjalan-jalan, sekarang sudah waktunya untuk makan siang.

Dimas belum merasa lapar, tapi dia tetap mengangguk setelah mendengar pertanyaan Amel.

"Kamu harusnya belum sempat mencoba makanan khas di sini, 'kan?"

Amel langsung melupakan insiden sebelumnya dan semangatnya langsung kembali seperti semula.

Dimas mengangguk sambil berkata, "Ya, aku belum sempat mencobanya."

"Kalau begitu, kita makan di luar saja siang ini. Sudah terlambat kalau kita pulang untuk memasak. Selain itu, aku bisa memperkenalkanmu pada makanan khas di sini," usul Amel.

Amel mengeluarkan ponselnya. Dia mencari restoran yang sering dia kunjungi bersama Lidya di peta, lalu menunjukkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status