Share

Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta
Terjerat Pernikahan Tanpa Cinta
Penulis: Diary94

Bab 1. Pernikahan

“Calon suamimu kabur!”

Kaki Sylvia lemas, hingga akhirnya jatuh terduduk. Matanya beralih pada sang mami yang sedang menenangkan calon ibu mertuanya, Catherine. Suara tangisan wanita paruh baya itu pun ikut bersahutan. Wanita itu tampak sangat terpuruk.

“L-lantas… pernikahan kami bagaimana?!”

Sylvia dan Edward memang akan menikah karena dijodohkan oleh ibu mereka yang sudah kenal sejak lama. Selain itu, ada kerja sama dan kesepakatan antara dua keluarga itu yang mempengaruhi bisnis masing-masing.

Namun, Sylvia sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Ia sudah mengetahui semua biodata Edward dan berpikir bahwa dirinya bisa bersanding dengan pria tampan, hebat, kaya, dan secerdas Edward dalam membangun bisnis kedua keluarga. 

Akan tetapi, kenapa rencana itu semua harus hancur hari ini!?

“Edward-ku….” Sang calon ibu mertua berkata sambil terisak. “Tidak mungkin dia mempermalukan keluarga kami seperti ini….”

Sekarang, keadaan menjadi kacau. Catherine, ibu Edward, menjelaskan sambil terisak bahwa adiknya yang bernama Frans melihat Edward keluar dari Hotel Grand bersama seorang wanita. Ia ingin mengejar, tapi terlanjur kehilangan jejak.

Sampai akhirnya, baru ketahuan bahwa Edward belum juga tiba di gereja, padahal tinggal 30 menit sebelum pemberkatan.

“Edward… bagaimana bisa….”

Sylvia sekarang tidak lagi sedih, tapi lebih merasa marah. Bagaimana mungkin Edward bisa meninggalkannya demi wanita lain. 

Semua rencananya untuk menjadi pasangan paling berpengaruh untuk membesarkan perusahaan keluarganya bisa hancur jika begini. Ia bingung harus bagaimana sekarang, terlebih sudah banyak rekan bisnis yang datang.

Tok! Tok!

Di tengah kemarahan dan kebimbangan Sylvia, pintu kembali diketuk. Mata Sylvia terbelalak saat melihat seorang pria tinggi yang sedari tadi mereka bicarakan, berjalan mendekat ke arahnya.

Sylvia langsung berdiri. “Edward?! Mereka bilang kamu–”

“Edward?” Pria itu mendengus. “Jangan bercanda, aku tidak sudi disamakan dengan pria kaku itu.”

“Untunglah kamu datang tepat waktu!” Sebelum Sylvia bertanya lagi, Catherine angkat bicara. “Sylvia, perkenalkan ini putra kedua Tante, namanya Edgar.” 

Sylvia mengerutkan dahi. ‘Kenapa wajahnya mirip sekali dengan Edward?’ 

“Dia ini saudara kembarnya Edward,” Catherine melanjutkan.

Kembali, Sylvia merasa heran.

‘Kembaran Edward? Kenapa Tante Catherine gak pernah cerita?’ pikir Sylvia. 

Seingat Sylvia, selagi membaca biodata Edward, tidak ada sama sekali keterangan kalau pria itu memiliki saudara, apalagi kembaran. 

Semua itu seolah disembunyikan rapi-rapi oleh keluarga ini.

‘Apa yang terjadi dengan keluarga ini?'

Sementara itu, Edgar menatap sinis ke arah Sylvia, bahkan melihatnya dari atas sampai bawah. 

“Aku tetap gak setuju, Bu.” Pria itu kembali berkata dengan suara yang terdengar lebih berat dari suara Edward, sambil melipat tangannya di dada. “Kenapa pernikahan ini gak ditunda aja, sampai Edward ditemukan?”

“Kita gak bisa menunggu,” tukas calon ibu mertua Sylvia. “Lagi pula, kamu menikah bukan atas dirimu, tapi atas nama Edward–”

“T-tunggu!” Sylvia tampak bingung dengan percakapan ibu dan anak itu. “Apa maksudnya dia yang menikah denganku?”

Catherine dan Larissa tampak berpandangan, sebelum akhirnya Catherine berucap, “Pernikahan ini akan tetap dilaksanakan. Edgar-lah yang akan menggantikan posisinya Edward sebagai pengantin prianya.”

Mata Sylvia membulat. Dengan menahan sedikit amarahnya Sylvia berucap, “Tante. Ini perjodohan antara diriku dan Edward, bukan dengan anak Tante yang lain!”

Sylvia sedikit tidak percaya dengan ide gila barusan. Keluarga ini … kenapa seperti mempermainkannya begini!?

“Hei, kamu!” Edgar mendekati Sylvia dan berdiri dengan angkuh di depannya. “Aku juga gak mau menikah dengan perempuan sombong sepertimu.” Edward berucap sambil menunjuk Sylvia.

“Edgar!” bentak Catherine setelah mendengar ucapan anaknya. 

Edgar tampak mendengus, menghindari tatapan marah ibunya. Gaya bicara Catherine saat membicarakan Edward, dan saat berbicara dengan Edgar, membuat Sylvia terdiam sejenak. 

Sampai akhirnya, ia kembali disadarkan ketika Catherine meraih tangannya dan berbicara sambil terisak.

“Sylvia. Tante ngerti, tapi situasinya mendesak. Kamu pasti menyadari juga kalau pernikahan ini dibatalkan, maka hal ini bisa mencoreng nama baik kedua keluarga kita. Bahkan yang lebih buruknya lagi, perusahaan Tante dan bisnis Mami kamu akan goyah….”

Sylvia tidak mengatakan apa pun, berat untuk menyetujui ucapan Catherine.

“Kemampuan Edgar di bidang bisnis memang gak sebagus Edward. Namun, Edgar juga lulusan luar negeri seperti Edward. Yang terpenting sekarang, pernikahan kedua keluarga ini tetap berlangsung, dan tamu-tamu di sana tidak kecewa.”

Sylvia lagi-lagi bisa mendengar dengusan Edgar. Pria itu tampak acuh tak acuh saat melihat ekspresinya Sylvia yang seakan tidak percaya ketika ibunya menjelaskan mengenai latar belakang pendidikannya.

Sylvia mulai berpikir. Keluarganya menginginkan pernikahan ini demi kelancaran perusahaan. Dari awal, ia memang merasa Edward adalah calon yang tepat. 

Namun, benar ucapan Catherine. Jika pernikahan mendadak dibatalkan, bukan hanya nama keluarga Edward yang tercoreng, tapi juga keluarganya. Mereka mungkin akan berpikir, seburuk apa calon pengantinnya sampai Edward melarikan diri.

‘Baiklah. Berhasil atau enggak, kita hanya perlu melalui ini,’ tekad Sylvia dalam hati.

Sylvia menatap Edgar, tapi pria itu masih tampak tak peduli. “Baik, mari kita lanjutkan pernikahan ini.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status