Cangkir kopi Sky masih berada di tangannya dan menggantung di udara, matanya melotot menatap wanita yang baru saja masuk ke ruangannya bersama Daffa. Ingatan Sky berkelana ke beberapa tahun yang lalu di malam dia mabuk dan duduk di halte MRT menunggu Daffa menjemputnya. Udara malam itu sangat dingin.
Seorang wanita duduk bersama anak laki-laki di sebelahnya. Melihat Sky Yuan yang menggigil, wanita itu melepaskan syalnya dan melilitkan ke leher Sky Yuan.
"Kamu minum alkohol, seharusnya itu bisa menghangatkanmu! Aku hanya punya ini, pakailah. Maaf jika warnanya pink, nanti kamu bisa membuangnya. Untuk saat ini setidaknya bisa mengurangi dinginmu," ujar sang wanita pada Sky.
Wanita itu pergi naik bus yang baru saja berhenti di halte beberapa menit lalu. Sky Yuan tidak bisa melupakan malam yang dingin itu.
"Eheemm ..." Daffa berdehem melihat Sky Yuan yang terpana melihat Alin sehingga wanita itu terlihat gemetar karena gugup.
"Nona Alin, Silakan duduk. Dia adalah bos saya, Sky Yuan yang Nona selamatkan," tutur Daffa pelan kemudian dia permisi keluar dari ruangan, meninggalkan Alin hanya berdua dengan Sky Yuan.
Alin memilih duduk di ujung sofa, jauh dari Sky Yuan.
"Mas Daffa bilang, Anda ingin bertemu saya. Maaf, sekarang kita sudah bertemu, bisakah saya pulang?" Alin membuka percakapan tanpa basa-basi.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Sky mengabaikan pertanyaan wanita yang duduk jauh di ujung sofa dekat pintu.
"Ku rasa tidak! Kita belum pernah bertemu sebelumnya kecuali saat saya mendonorkan darah. Jika Anda pikir pertemuan seperti itu, jawabannya Iya," tegas Alin menatap wajah Sky Yuan sekilas. Benar-benar sekilas karena Alin semakin gugup, pria itu tidak berhenti menatapnya.
"Hmm ...begitu"
Sky Yuan menekan tombol di atas meja dan pelayan segera masuk setelah mengetuk pintu ruangan sebelum masuk ke dalam ruangan.
"Pesanlah makanan dan minuman," ucap Sky Yuan pada Alin. "Bawakan menu untuk tamu saya!" Perintahnya pada pelayan yang langsung mengeluarkan buku menu untuk Alin.
"Maaf, aku benar-benar tidak bisa dan harus pulang sekarang,"
Alin ingat mungkin Sean sekarang sudah dalam perjalanan pulang dari sekolahnya. Biasanya Sean akan membawa es mambo milik Aisyah dari kantin sekolahnya untuk di jual di toko Alin. Kasian Sean sudah berat dan lelah bawa es mambo, tapi toko Alin tadi di tutup lagi, juga es mambo akan cepat mencair jika tidak segera di masukin ke termos khusus es.
"Menikahlah denganku!" ucap Sky Yuan tiba-tiba dan tatapannya mengunci di wajah Alin.
"Sepertinya Anda senang bercanda, Mr. Yuan? Itu nama Anda bukan?" dengkus Alin yang sudah hilang gugupnya karena kaget mendengar perkataan pria yang baru pertama kali dia temui itu.
"Saya serius, tidak sedang bercanda," elak Sky Yuan cepat.
"Maaf, saya tidak bisa. Permisi!" Alin langsung berdiri membuka pintu di belakangnya.
"Aku akan berikan apapun yang kamu mau," bujuk Sky Yuan cepat saat Alin sudah membuka pintu ingin keluar.
"Aku tidak ingin apapun dari Anda, Mister Yuan! Saya tulus membantu Anda, tidak ada niat lain," Alin langsung pergi tanpa berpamitan lagi pada Sky Yuan. Daffa di ruang sebelah terus mendengar pembicaraan bosnya dengan Alin dan mendengar penolakan Alin, bibirnya menyunggingkan senyum.
"Tegas, cerdas tanpa basa-basi" gumam Daffa.
Sky Yuan tidak percaya dia telah di tolak oleh Alin. Banyak wanita yang ingin naik ke tempat tidur Sky bahkan menjadikannya objek suami impian mereka namun Sky tidak pernah memandang ke arah mereka semua.
Jika saja Sky menawarkan pernikahan pada salah satu dari mereka, Mereka akan berebut untuk memenangkan posisi itu. Sedangkan, Alin Musthofa ...dia malah menganggap Sky Yuan gila karena sudah membicarakan pernikahan di hari pertama mereka bertemu.
"Aku pasti akan mendapatkanmu!" gumam Sky sambil mengepalkan tangannya.
"Daffa!!" Sky berteriak memanggil Daffa, asistennya.
"Lakukan sesuatu, pokoknya Alin harus menikahi aku!"
"Kamu terlalu terburu-buru, Bos! Bukankah kamu lebih berpengalaman dalam mendekati wanita? Kamu bisa merayu dan membuatnya nyaman terlebih dahulu" tegur Daffa sambil terkekeh.
"Kamu tau aku tidak punya waktu banyak. Aku mau sebelum Janette kembali dari Vegas, aku sudah menikah dengan Alin Musthofa, penyelamatku itu. Apa kamu bilang? Mendekati wanita? Aku tidak pernah melakukannya, mereka sendiri yang melemparkan diri padaku duluan,"
"Yah, setidaknya kamu buat dia nyaman dulu lah, bukan langsung to the point seperti tadi. Sekarang pasti dia mengira kamu orang yang sinting, menawarkan pernikahan di hari pertama kalian bertemu. Haha" kekeh Daffa yang langsung di pelototin Sky Yuan, tapi Daffa tetap tertawa tergelak.
"Aku ga mau tau, buat dia menerima lamaranku dan dalam tiga hari ini dia menikah denganku. Kalau tidak, mungkin aku akan memikirkan tidak perlu asisten lagi untuk pekerjaan ku selanjutnya,"
"Baiklah ..." Daffa menjawab lesu sambil membuang nafas besar seakan membuang masalah yang tiba-tiba saja menyesak ke dadanya.
Sky Yuan tersenyum penuh arti menatap Daffa yang terlihat kuyu dengan ancaman kecilnya. Dalam hatinya mana mungkin dia akan melepaskan Daffa sedangkan dia sedang mempersiapkan Daffa untuk menjadi CEO di perusahaan cabangnya.
Sky pergi ke meja bar diiringi Daffa yang duduk di sebelahnya. Baru saja mereka duduk, seorang wanita langsung datang menghampiri mereka. Masih siang dan wanita ini sepertinya sudah mulai mencari mangsa. Dia langsung duduk di samping Sky Yuan yang memang memiliki aura pria berkantong tebal sangat mudah terdeteksi dari sekali tatapan, di tambah bonus postur tubuh Sky Yuan yang tinggi, tampan dengan kaki panjang dan lekuk tubuh pria dewasa itu, sangat sempurna sehingga membuat wanita rela menempel padanya meskipun tanpa di bayar.
Wanita itu tersenyum manis penuh kepalsuan pada Sky sambil memperkenalkan dirinya, Sky tidak tertarik dan langsung berdiri ingin meninggalkannya. Namun, wanita itu langsung menarik tangan Sky Yuan dan tangan yang satunya melingkari pinggang seksi Sky.
"Jangan menyentuhku, Bitch!!!" geram Sky sambil menyentakkan tangannya dari pegangan tangan si wanita yang di ketahui bernama Yona.
"Och ...galak rupanya! Aku suka pria yang galak!" Yona berusaha menempelkan dirinya pada Sky namun segera di tarik oleh Daffa.
"Sepertinya Anda salah mencari mangsa, Nyonya!!"
"Nyonya??" Yona tidak terima dirinya di panggil nyonya karena dia sudah membayar mahal untuk perawatan tubuhnya agar tampak seperti gadis muda.
"Benar! Apakah Anda tidak ingin mengakui kalau Anda sudah tua? Sudut mata sudah keriput, kelopak mata sudah turun, suduh bibir juga sudah bergaris dan bahkan pipi Anda sudah tidak kenyal lagi. Apalagi ...seberapa kuat bisa menggigit?" ejek Daffa yang ternyata selain teliti dan jenius dalam bekerja, lidahnya juga sangat tajam.
Daffa mendengkus melirik bagian sensitif Yona yang dia hina tersebut yang membuat wanita itu melotot ingin menguliti pria yang menghinanya.
Daffa masih akan berbicara lagi ketika Sky Yuan menepuk bahunya.
"Ayo cepat kembali. Aku harus mandi sekarang. Aroma parfumnya bisa membunuhku, sangat menjijikkan!" cetus Sky nyaring dan langsung mengajak Daffa keluar dari bar setelah dia meninggalkan beberapa lembar uang seratus ribuan di atas meja bar.
Yona menghentakkan kakinya kesal, mulutnya menclak-menclok ke kiri dan ke kanan namun tidak ada kata yang keluar dari bibirnya. Kedua anak muda tadi bukan orang yang bisa dia taklukkan.
"Daffa, buang pakaian itu! Dan siapkan pakaian kasual untukku, kita ke tempat Alin," Sky melepaskan pakaiannya dan berjalan ke kamar mandi.
Sky paling anti di sentuh wanita yang tidak dia inginkan. Baginya dia yang menyentuh wanita, mendominasi, kejam dan kasar. Apapun yang dia inginkan, pasti dia dapatkan entah dengan cara apapun. Namun untuk urusan wanita, baru Alin lah orang pertama yang dia inginkan dan bersabar tidak melakukan cara ekstrim. Sampai di manakah Sky bisa bersabar dalam menghadapi Alin yang sangat keras kepala, ketus dan juga berlidah pedas itu?
"Kamu pasti menjadi milikku, Alin Musthofa!" gumam Sky Yuan yang masih memakai bathrobe, berdiri di depan jendela. Dia masih ingat wajah mungil Alin yang dia lihat tadi. Ketus dan dingin yang membuat Sky semakin tertantang untuk memilikinya."Sean, ini snacknya pada kosong keranjangnya?" Tanya Alin saat dia kembali ke toko dan melihat keranjang tempat snack biasanya di susun untuk di jual terlihat kosong."Och itu tadi ada yang borong" Jawab Sean cepat sambil berhenti dari main game online di laptopnya."Mommy udah ga pusing lagi? Tadi tidur?" Tanya anak itu lagi setelah melihat wajah mommy malah terlihat semakin kuyu, tidak segar sehabis tidur siang."Ga bisa tidur. Emang borong berapa? Sini bantu mommy susun lagi snacknya""500 ribu. Orang yang belinya tadi ganteng deh. Klo mommy liat pasti suka, apalagi matanya biru, berbody tinggi dan ganteng, selera mommy banget deh pokoknya" Kekeh Sean sambil melirik mommynya yang sedang mengisi keranjang kosong dengan snack kembali."500ribu? Wah Alhamdulillah. Emang gantengan mana sama Sean?" Alin tersenyum menatap Sean anaknya yang kadang suka menggodanya."Yee... Gantengan om yang beli itu tadi lah. Sean kan matanya ga biru, Om yang tadi matanya biru loh.
"Mister Yuan, Anda tidak apa-pa?" Tanya Alin saat membuka pintu kamarnya, Sky Yuan berkeringat dan wajahnya sangat pucat."Hm, kamu punya sesuatu untuk ku minum?""Ada. Masuklah" Jawab Alin pendek meski masih terdengar ketus tapi Sky tersenyum dan bersorak dalam hatinya. Tidak sia - sia mencubit perutnya sampai mungkin sekarang kemerahan. "Daffa bilang, kamu rutin donor darah. Apakah selalu lancar?" Sky Yuan duduk di lantai, di depannya ada dua gelas teh manis dan kue kering jualan Alin. "Ya. Setiap 3 bulan sekali. Tidak selalu lancar, kadang HB turun, jadi reschedule 3 hari atau 7 hari ke depannya. Kenapa?" "Kamu tidak bertanya kenapa aku menawarkan pernikahan padamu?" "Tidak perlu. Anda bukan orang pertama yang menawarkan itu padaku" Ketus Alin sambil menyeruput teh manis hangatnya cuek dengan membunyikan sluuurrpnya. Sky Yuan tersenyum di matanya. "Aku membutuhkanmu. Darahku ada kelainan, setiap 4 - 5 bulan aku rutin menerima donor darah, dan tidak s
"Nanti Daddy dan Mommy akan sering berkunjung ke sini. Kalau ada apa - apa, Sean bisa minta guru hubungi Daddy" Ucap Sky Yuan sambil memeluk Sean saat mengantarnya masuk sekolah asrama. Selama dua bulan ini mereka tinggal bersama, sudah terbangun chemistry di antara mereka bertiga layaknya satu keluarga. Sky semakin menyukai Alin yang ternyata walaupun lidahnya tajam padanya, dia sangat lembut dan perhatian. Istri idaman dan figur ibu yang hebat untuk anaknya, Sky yakin hal itu. "Uhm. Om Sky dan mommy mau balik ke Singapura?" Sean masih belum terbiasa memanggil Sky dengan sebutan "daddy""Ya. Nanti Sean libur, akan di jemput. Kita liburan ke Singapura atau ke tempat lain yang kalian inginkan" Sky Yuan melirik Alin yang masih memeluk Sean di dadanya."Mommy love you, Sean. Jaga diri baik - baik, sopan dan nurut sama gurumu dan belajarlah yang rajin" Bisik Alin, mencium kening dan rambut Sean sampai menitikkan airmata."Mom... Om Sky... Sean mau ad
Mereka sampai di kediaman Sky Yuan tengah malam. Hanya Mr. Philippe yang menyambut kedatangan Alin karena semua sudah terlelap di peraduannya. Sky memerintahkan Mr. Philippe untuk menyiapkan kamar tamu untuk Daffa sebelum dia membawa Alin ke kamarnya di lantai tiga."Tidurlah atau kamu mau mandi dulu?" Tanya Sky pada Alin saat mereka sudah sampai di kamar."Aku mau mandi sebentar" Jawab Alin singkat. Dia melihat Mr. Philippe baru saja meletakkan koper pakaian Alin dan Sky Yuan dekat pintu dalam kamar yang di ambil oleh Sky yang menggiring koper - koper tersebut ke dekat wall in closet.Alin sedang menikmati busa sabun milik Sky Yuan di bawah shower saat pria itu menyelonong masuk sudah membuka pakaiannya, menyisakan lapisan terakhir yang masih melekat."Kok kamu masuk? Aku sebentar lagi selesai" Protes Alin menatap wajah Sky sepintas, tidak berani menggerakkan matanya ke bagian tubuh Sky yang lainnya. Entahlah rasanya berdebar - debar dan memalukan."Aku ingin mem
Alin tertidur di sofa dalam perpustakaan dengan buku yang terbuka di tangannya.Buku Amelia Jane."Kamu menyukai cerita seperti ini" Gumam Sky Yuan sambil mengangkat tubuh Alin untuk dia pindahkan ke tempat tidur yang juga masih ada di perpustakaan tersebut. Dulu Sky Yuan sering tertidur di sofa, jadi dia meminta Mr. Philippe untuk menyediakan tempat tidur di perpustakaan."Sky..." Bisik Alin membuka matanya sebentar kemudian lanjut pulas lagi."Istirahatlah... Aku akan bekerja di ruangan sebelah" Ucap Sky sambil membelai rambut Alin lembut dan mengecup kening istrinya itu yang sudah menjadi kebiasaan baru bagi Sky tapi dia menyukainya. Alin terbangun sudah di tempat tidur. Seingatnya tadi dia duduk di sofa. Ada buku Amelia Jane di atas nakas tempat tidur. Zia sudah pulang sekolah dan ganti baju casual. Alin melihat keluar yang sudah menunjukkan waktu sore. "Ternyata aku tidur cukup lama" Gumamnya. Zia membawa Alin untuk makan
Sky Yuan terus memacu tubuh istrinya, menciumi bibir dan sekujur tubuh Alin agar wanitanya itu merasakan kenikmatan seperti dirinya rasakan. Sky melumat bibir Alin dalam dan lembut. Memainkan squishy kenyal milik istrinya itu yang menegang kencang. Terdengar desahan suara Alin dan tubuhnya melenting, menjepit kuat tubuh Sky yang membuat Sky berteriak "Fuck!! Alin... Kamu sangat nikmat, istriku" Sky Yuan yang sudah banyak mencicipi tubuh gadis - gadis muda namun ini adalah pertama kali baginya merasakan bercinta yang sangat nikmat. Sky Yuan yang hanya mau menyentuh gadis muda polos bukan bekas dari orang lain kecuali Velisha dan Merlin karena beberapa alasan, kini dia takluk pada Alin yang notabene sudah pernah menikah dan melahirkan normal. "Alin..." Sky menyemprotkan benihnya seiring dengan teriakannya.Di ruang kerja Sky, Velisha duduk gelisah. Terkadang dia bergoyang ke kiri dan ke kanan, celananya basah sudah. Ya, Velisha mendengar jelas desahan dan te
Zia dan Janette pulang ke kediaman Sky Yuan tapi kediaman sangat sepi, bahkan tidak ada Mr. Philippe yang biasanya sudah bangun pagi - pagi sekali. Di dapur, Alex terlihat kelelahan tertidur di kursi yang ada di dapurnya.Janette sudah merasakan firasat tidak nyaman sejak semalam Zia di kirim menginap ke rumahnya tanpa di beritahu Sky sebelumnya."Kemana semua orang? Jam berapa ini, kenapa masih pada tidur? Alex.... Alex... Sudah jam 7 pagi, kamu ga buatin sarapan. Apakah Nyonya Muda sudah turun?" Zia mengguncang tubuh Alex sehingga pria bertubuh bongsor itu terkaget bangun.Janette pergi ke kamarnya dan menghubungi Sky Yuan namun telpnya tidak di jawab.Dari arah belakang Mr. Philippe berlari tergopoh - gopoh melihat mobil Nyonya Janette di halaman."Mr. Philippe!! Anda dari mana? Di mana para pekerja?" Tanya Zia yang mengagetkan Mr. Philippe."Ach, mengagetkan!! Mengenai para pekerja, Tuan Muda memberi libur satu hari ini sehin
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian malam itu, Sky Yuan tidak pernah pulang ke rumah atau tidur bersama Alin. Tepatnya Sky Yuan pulang ke rumah ketika Alin sudah pulas dalam tidur malamnya dini hari atau saat Alin tidak berada di rumah. Dia menghindarinya."Mr. Philippe, Sky Yuan tidak pulang lagi?" Tanya Alin yang berjalan turun dari kamarnya melalui tangga. Tadi bangun tidur, Alin melihat ada yang berubah dalam susunan pakaian Sky, tidak mungkin Mr. Philippe yang masuk saat dia tertidur. Pasti Sky. Alin sudah sering merasakan nafas Sky berada dekat dirinya, terkadang menciumnya saat dirinya tidak bisa membuka mata."Tuan Muda masih sibuk dengan pekerjaannya, Nyonya. Nanti beliau akan pulang setelah semuanya selesai" Jawaban yang selalu di lontarkan Mr. Philippe pada Alin atau Zia saat mereka makan malam hanya berdua. Janette juga mengatakan kalau dirinya sibuk dengan urusan bisnisnya di luar negri, jadi akan jarang pulang. "Nyonya mau pergi berkuda