Sky hanya mengenakan kaos ketat membalut tubuh atletisnya dengan bawahan celana panjang training. Dia berdiri di balkon kamar resort tempat mereka menginap. Matanya dingin, ekspresi wajahnya kaku dan di sela jemari telunjuk dan jari tengahnya ada rokok yang masih menyala, separoh rokok itu sudah menjadi abu yang berjatuhan di lantai."Sky!" panggil Alin lirih.Sky langsung berpaling begitu mendengar suara wanita pujaannya."Yes, Wifey. Sean sudah tidur?" tanya Sky sambil mematikan dan membuang rokok di selipan jemarinya ke tong sampah yang ada di sudut balkon."Masih nonton animax. Apa yang terjadi? Selama ini aku tidak pernah melihatmu merokok" Alin berjalan menghampiri dan memeluk tubuh tinggi atletis suaminya itu dari belakang. Menghirup wangi mint maskulin milik suaminya."Hm, Biarkan dia menikmati waktu liburnya. Aku tadi ke bawah dan seseorang memberiku rokok, tidak enak menolaknya jadi aku bawa dan tidak ku hisap. Maaf!" Sky membelai tangan Alin yang melilit ke perutnya dan me
~ Pikiran adalah bagian dari doa. Berhati-hatilah terhadap apa yang kamu pikirkan karena apapun yang kamu pikirkan, bisa menjadi kenyataan ~"Jangan ceritakan apapun pada istriku kalau tidak siap menanggung risikonya" pesan terkirim ke HP Riri ketika dia baru saja sampai di rumah.Riri melepaskan nafas berat. Alin adalah sahabatnya, banyak hal memilukan yang telah di lewati Alin di masa lalu. Sebagai sahabat dan pernah tinggal bersama bertahun-tahun Riri sangat mengenali sifat Alin. Riri ingin Alin dan Sean hidup bahagia."Alin, maafkan aku! Tapi aku bisa memberikan petunjuk padamu nanti" desah Riri pelan."Riri ... Sudah pulang? Tadi ke foodcourt Bisan lagi ya? Maaf aku tidak menjemputmu" Jonathan langsung berlari ke ruang tengah apartemennya, memeluk tubuh ramping Riri saat melihatnya baru saja masuk di apartemen mereka."Uhm. Tidak apa-apa. Kamu sudah makan malam? Aku akan membuatkan makan malam untukmu""Tadi sudah makan. Tolong buatin aku susu hangat saja kalau kamu tidak keberat
~ Komunikasi yang baik adalah awal untuk hubungan yang baik dan harmonis, baik itu hubungan pernikahan, persahabatan atau dengan siapapun.~Sky Yuan pulang ke kediamannya sudah lewat tengah malam. Sky melihat Alin sudah tidur dengan buku masih di tangannya. "Nite, Wifey ... " bisik Sky sambil memberikan kecupan ringan di pelipis Alin. Mengambil buku di tangan Alin dan menyimpannya di atas nakas. Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan piyama yang nyaman, Sky segera masuk ke dalam selimut bersama Alin.Alin yang tidurnya menyamping membelakangi Sky Yuan sebenarnya belum tertidur, dari tadi dia tidak bisa tidur sampai dia kelelahan sendiri. Buku di tangannya tidak bisa mengalihkan perhatiannya sama sekali. Alin mencium ada aroma parfum wanita yang sangat kuat di tubuh Sky Yuan. Hatinya semakin mencelos.Sky memeluk Alin dari belakang, perlahan membuka kancing piyama Alin bagian atas dadanya agar dia bisa menarik sedikit piyama Alin bagian belakang. Sky mencium dan me
~ Kepercayaan adalah pondasi penting dalam suatu hubungan selain komunikasi yang baik. ~Mata Sky Yuan menyipit, sudut bibirnya naik membentuk garis senyum ketika mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan wanitanya. Ada makna yang sangat dia tunggu-tunggu di dalam kata-katanya, Alin mencintainya!!Sky Yuan berbalik dan mengambil HP-nya. Ia membawanya ke Alin."Aku tidak tau dia menelpon dan juga tidak membuka pesannya. Lihatlah ... Puaskan emosimu!" Alin melihat pesan Merlin memang tidak ada di baca Sky Yuan juga banyak pesan lainnya yang tidak dia buka."Semalam aku ada meeting di cafe bersama Daffa. Ada masalah di perusahaan yang di luar negri, karena itu Janette belum bisa pulang dan Nicholas juga ikut membantu. Tidak ada wanita bersama kami. Mungkin parfum ruangannya sedikit mirip parfum wanita" Sky menjelaskan perlahan dengan suara lembut. Dia memegang dagu Alin dan melihat ke netra Alin yang menatapnya sendu. Mata yang pertama kali langsung membuat Sky bertekuk lutut jatuh cin
"Jadi beneran kalian sudah nikah?" tanya Riri kembali memastikan pendengarannya akan cerita Alin. Riri mengajak Alin duduk di sebuah cafe yang menjorok ke arah laut di kawasan vivo city. Suasana cafe yang terbuka tersebut sangat asyik untuk mengobrol panjang kali lebar sambil di temani minuman dan camilan. Riri tahu Alin sangat menyukai laut jadi sengaja mencari cafe yang pemandangan laut. Sky Yuan duduk agak jauh dari Alin dan Riri. Sky memberikan privasi untuk Alin agar bisa mengobrol santai dengan Riri, tanpa merasa terintimidasi oleh kehadirannya. Sky Yuan memeriksa HP-nya, ada banyak laporan dari orang-orangnya juga ada info dari Mr. Philippe yang tidak sabar menunggu di rumah. Mr. Philippe mengatakan Alin menjadi target saingan bisnis Sky Yuan, masih orang yang sebelumnya memperhatikan Sky dan Alin bercinta di balkon resort Sentosa Island.Sky Yuan memperhatikan sekelilingnya, semuanya adalah orang-orangnya yang merupakan anak buah Nicholas, mereka menyamar tersebar di beberapa
Matsuyama Seiji yang Sky tahu tidak melakukan pekerjaan menculik atau hal menjual wanita. Dia hanya menerima tugas menghancurkan perusahaan atau memporak porandakan suatu negara dengan kemampuan hackernya yang dia di bayar sangat mahal. Akan tetapi tidak mudah untuk mengajak seorang Matsuyama Seiji bekerjasama. Jika dia tidak tertarik, tidak ada yang akan bisa memaksanya. "Apa hubungan Matsuyama Seiji dengan Alin? Apakah ... Arghh!!!" Sky Yuan semakin frustasi dengan pikirannya sendiri. "Bos, Nyonya Alin tidak ada terlihat turun dari cruise. Orang kita sudah mencarinya. Tidak ada jejak sama sekali" lapor anak buah Sky Yuan dari pemberhentian cruise melalui telpon selularnya ke Sky."Tetap lanjutkan pencarian! Sekecil apapun petunjuk, laporkan padaku" perintah Sky Yuan geram. Sky paling tidak suka jika kondisinya tidak berdaya seperti saat ini. Dia hanya bisa tunduk dan mengalah pada Alin, tidak kepada siapapun. Tapi kali ini dia di paksa untuk mengakui bahwa ada seseorang yang bisa
Seiji membawa Alin menikmati es cream yang terkenal di Singapura, es cream seharga 2 SGD. Ada banyak penjual yang berjualan es cream terkenal itu di pinggir sungai Clarke Quay. Clarke Quay adalah tempat nongkrong, ada banyak cafe dari yang biasa sampai mewah dengan pemandangan ke arah sungai atau gedung dan mall mewah di sekitarnya. Sangat indah di waktu malam, biasanya sangat ramai pengunjung turis atau penduduk lokal di sini. Baru saja Alin menerima es cream di tangannya, beberapa orang berpakaian hitam langsung mengelilinginya dan Seiji."Haha .... Kalian cepat juga. Aku baru akan mengantarkannya setelah makan es cream" sarkas Seiji menyapa kerumunan orang yang membuat pagar diri mengelilinginya dan Alin. Seseorang berjalan masuk ke dalam kerumunan dan memberikan salam tinju pada Seiji yang di sambut Seiji dengan mengacungkan tinjunya juga dan tertawa."Bagaimana kabarmu, Nic?" sapa Seiji pada pria yang menghampirinya, menyunggingkan senyum. Sang pria itu, Nicholas yang selalu ir
"Mari masuk Tuan, Anda sudah di tunggu Tuan Muda kami di ruangannya" ujar Mr. Philippe mempersilakan Seiji masuk dan langsung mengantarkannya ke ruang kerja Sky Yuan. Mr. Philippe mengetuk daun pintu ruangan kerja Sky Yuan sebelum membukanya. Terlihat Sky Yuan sedang berdiri di depan jendela besar membelakangi pintu masuk. Mr. Philippe segera menutup pintu kembali dan pergi meninggalkan Seiji yang berjalan santai duduk di sofa meskipun Sky Yuan belum mempersilakannya. "Jadi kamu menyelamatkan istriku dengan cara menculiknya? Katakan berapa yang kamu inginkan?" tanya Sky Yuan sambil membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah pria yang duduk santai di sofa. Nicholas sudah memberitahukan Sky bahwa Alin menjadi target dari kepingan puzzle yang ingin menghancurkan Sky Yuan. Bertepatan dengan Seiji memang sedang berada di sana. "Kamu pikir aku membutuhkan uangmu?" sarkas Seiji dengan nada enteng. "Bekerjalah untukku" Sky Yuan berharap agar Seiji mau bekerja untuknya. "Jika kamu me