Share

Menunggu

"Tapi, Pak... " Aku berusaha menolak.

"Udah, Ngga papa. Pak Beni itu orangnya baik. Pasti dengan senang hati mengijinkan. Apalagi, saya ajak kamu sebagai ucapan terima kasih karena saya sangat kagum akan presentase kamu yang sangat mudah di mengerti." ucap Riki.

Sekilas aku dan Ayah Beni saling tatap. Dia tersenyum dan mengangguk padaku. Ah! Sebenarnya aku ingin menolak, tak enak hati pada Ayah. Dia pasti curiga kalau aku sudah memiliki hubungan khusus makanya aku menyuruhnya untuk berbohong tentang siapa aku.

"Silahkan duduk!" Riki menarik satu kursi untuk kududuki. Dia seolah memperlakukanku layaknya kekasihnya. Aku sangat segan.

Kami memesan beberapa makanan, entah kebetulan atau memang selera kita sama. Kita memesan makanan dan minuman yang sama, sampai akhirnya kita tersenyum bersama karena menyebutkan bebarengan.

"Kamu sangat profesional dalam bidang itu, berapa lama kamu bekerja?" tanya Riki.

"Baru sekitar empat bulan," jawabku jujur.

"Empat bulan? Pasti pengalaman kamu ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status