Kenzo melintasi dua pengawal yang terus memelototinya dengan tatapan tidak suka.Event ini sangat meriah dan dihadiri orang-orang penting, termasuk walikota dan gubernur. Awalnya Kenzo pikir ini seperti acara penjamuan dengan bir dan lampu disko, tapi ternyata lebih dari itu.Sempat mencuri perhatian publik, Kenzo memilih cuek karena dia tahu, tamu yang hadir di lantai satu merupakan tamu biasa, bukan anggota miliarder Klan Emas.Baru beberapa langkah memasuki Annual Rich Bressia, Kenzo sangat ingin mencari Boris dan memukul kepalanya sampai lelaki itu menjerit kesakitan.Bisa-bisanya Boris tidak membawa jam tangan mahal itu saat Kenzo sedang membutuhkannya!Jam tangan yang diambil Kenzo di sebuah kotak kecil saat berada di rumah kebanggan Keluarga Latusia, merupakan jam super canggih nan mahal yang bisa digunakan untuk menyadap, telepon, berkirim pesan, hingga menyimpan seluruh berkas misi.Jam itu tidak bisa disadap siapapun karena menggunakan sinyal khusus yang hanya bisa dilacak o
Bella pergi memesan makanan dan kembali dengan sebotol Wine Pepsky asli Finlandia. Kenzo ditawari minum, tapi dia menolak.Kemudian Bella berkata. “Ngomong-ngomong, apa tujuanmu datang ke sini?”“Kakek menyuruhku datang, tapi aku ditinggal sahabatku. Aku tidak diberitahu kalau masuk ke event ini harus memiliki kartu identitas khusus.” Kenzo terpaksa berbohong demi menutupi identitas aslinya.“Oh ya? Siapa kakekmu? Sepertinya dia orang sibuk sampai menyuruhmu datang. Kami sesama pemilik Super VVIP card saling mengenal satu sama lain. Kami juga memiliki daftar hadir tamu VIP dan reguler. Mungkin aku kenal siapa kakekmu.”“Itu dia orangnya,” kata Kenzo dengan muka bahagia.“Kakekmu?”“Bukan, sahabatku.”Dari balik kerumunan tamu-tamu Super VVIP, Boris muncul dengan sendirinya.Boris menghampiri Kenzo yang sedang duduk bersama Bella, anak dari keluarga terkaya di Indoensia. Boris bersama dua kawan lamanya yang sekarang sukses menjadi miliarder di Tokyo.“Mr. Boris, nice to meet you,” samb
Selain kaya, wajah tampan dan juga kemapanan Kenzo tentu menarik perhatian semua wanita, tak terkecuali anak miliarder terkaya se-Indoensia.Kenzo masih menyayangi mantan istrinya dulu walau diperlakukan secara tidak wajar. Tapi, memorinya tak henti-henti memutar senyum manis Bella.Kenzo akhirnya mengakui kecantikan Bella, tapi tidak dia ungkapkan pada siapapun.Kalaupun disandingkan antara Bella dan Claudia, dua-duanya sama cantik, namun memiliki aura tersendiri. Tidak ada yang lebih cantik, tidak pula jelek.Mereka setara dengan pesona masing-masing.Kenzo tidak mau terlena lebih lama, dia ingin istirahat sejenak, membaringkan badan seraya menikmati kopi hitam yang tadi dia berikan pada bartender yang ada di ujung ruangan.Baru membaringkan badan belasan menit, pintu tiba-tiba didobrak oleh seorang lelaki yang datang dengan wajah merah. Penuh amarah. “Anda tadi bilang dicegat dua pengawal Annual Rich Bressia? Benarkah itu, Tuan?”“Bukankah aku tadi sudah bilang padamu? Dasar kuping
“Lho, bukannya Tuan sendiri yang minta mereka berdua dipecat?” Boris gantian mengernyitkan dahi.“Itu bukan hakku, Vin, itu hak Keluarga Orchid selaku pemilik Annual Rich Bressia. Tapi kalau kamu mau pecat dia ya nggak apa, tinggal bilang aja ke kepala Keluarga Orchid.”Diam-diam Bella dan Nana mengamati perbincangan itu dari balik pintu. Mereka berdiri agar tamu-tamu lain tidak curiga kalau mereka sedang menguping. Toh pintu ruangan tidak ditutup seluruhnya.“Mereka harus dipecat karena tidak membiarkan Anda masuk ke sini. Itu merupakan pelanggaran terbesar yang pernah mereka lakukan. Tidak ada yang boleh bertindak semena-mena terhadap Anda, termasuk Bella sekalipun.”Entah bagaimana Kenzo bereaksi nanti, hal itu tetap membuat Bella dan Nana penasaran. Apakah Vio dan Robby jadi dipecat, atau mereka menerima hukuman yang lebih sadis lagi dari Tuan Legume Magician Daidalos.Bisikan Kenzo merasuk ke telinga Boris.“Mereka hanya menjalankan tugas. Apa kamu tidak kasihan melihat wajah mel
Hanya butuh waktu semalam hingga luka Kenzo perlahan pulih. Dia bisa beraktivitas normal. Olahraga, push up, pull up, hingga bermain futsal bersama beberapa militer yang tidak memiliki shift jaga di sekitaran pergudangan tua. Sore itu matahari tidak terlalu terik, Kenzo ingin bersantai sembari makan-makanan berkelas. Toh, itu juga merupakan perintah dari Tuan Besar Lionel sebagai bentuk apresiasi karena dia telah berhasil menggagalkan pembunuhan Kristal. “Ada tugas lain dari Tuan Besar Lionel,” kata Melvin yang baru saja datang mengendarai mobil jeep hijau. “Hmm,” Kenzo mengernyitkan dahi. “Tugas apalagi?” “Apresiasi yang dimaksud Jenderal adalah tugas agar kau bisa mengembangkan bisnis makanan yang selama ini dikelola Bobby. Selain makan enak, kau juga harus berhasil mengikat kerjasama dengan restoran papan atas agar kucuran dana kita semakin besar.” “Benar juga. Daidalos makin hari makin besar pengeluarannya. Jika tidak segera diantisipasi, bisa-bisa, kita kehabisan dana dan kek
Isami Rucini membantu para koki membawa piring-piring kotor ke dapur. Para waitress, kasir, dan pelayan langsung menata meja sesuai intruksi Isami, meja khusus untuk dua orang.Setelah lantai dibersihkan dan diberi pewangi, mereka kebingungan mencari karpet merah. Isami, head chef di restoran itu, menyuruh tiga petugas keamanan membeli karpet merah sepanjang lima meter.“Bahannya harus katun! Kita tidak boleh membuat Legume Magician sedih dengan penyambutan ala kadarnya.” Isami mengkomando tiap-tiap koki, diskusi masakan apa yang harus dia buat untuk Legume Magician nanti.Sementara Jordi, adik sekaligus kembaran Isami, memimpin petugas kebersihan, breefing waitress, sekaligus minta maaf pada pelanggan yang ingin menghabiskan makan malam mereka disana.“Kami mohon maaf, ada tamu nomor satu yang ingin makan malam di restoran ini. Sekali lagi saya mohon maaf, Tuan dan Nona sekalian, karena kedatangan Legume Magician Daidalos tidak pernah ada dalam pikiran kami selaku pengelola restoran.
Isami dan Jordi tersentak, tidak menyangka Daidalos menawari kerja sama. Ini impian mereka, bisa bekerja dalam pengawasan langsung Tuan Besar dan Legume Magician!Beresiko memang, apalagi resep yang ditulis di buku belum tentu sama dengan resep yang dibuat langsung oleh penciptanya. Pengaruh tangan, keuletan, tekanan, dan waktu memasak menjadi faktor utama yang mendasar kenapa Trattoria Rucini jadi ikon utama masakan Italia di Indonesia.“Sebenarnya saya tidak masalah, kami bahkan senang sekali mendengar Anda menawarkan proyek besar itu pada Trattoria. Tapi kami takut satu hal ... beda tangan yang mengolah resep, beda pula rasa yang dihasilkan.” Isami berujar dengan wajah menunduk.“Bukannya kami menolak, tapi kami takut, makanan yang kami sediakan di Trattoria Rucini cabang satu tidak sesuai ekspektasi pelanggan tetap kami. Beberapa pelanggan kami berasal dari petinggi Daidalos.”“Hmm, begitu, ya...” Kenzo menggosok dagunya. “Memang agak susah, tapi bagaimanapun juga, kita harus menc
“Tentu saja! Justru aku menantangmu karena ingin mempermalukanmu di hadapan para pelanggan. Dia yang kalah harus merangkak dan menggonggong kepada yang menang.”“Ide bagus,” singkat Kenzo.Dia yakin bisa memenangkan pertandingan tersebut. Hanya meneguk whisky buatan Inggris? Hal itu sudah biasa dilakukan Kenzo saat bercengkerama dengan Melvin. Setidaknya, dia pernah mencoba whisky yang kadar alcoholnya lebih tinggi.Jabran, Heri, Robby, dan Wendy pindah tempat duduk. Hanya tersisa Kenzo yang berhadap-hadapan dengan Steve.“Rasanya terlalu mudah untuk menghabiskan satu botol kecil minuman ini, bagaimana jika dipindah ke wadah yang lebih besar,” tantang Kenzo.Steve geram dan mengiyakan begitu saja.“Pelayan, tolong bawakan botol besar kosong ukuran dua liter!“Cih, kamu pasti takut dan coba mengulur waktu? Bilang saja, sebelum harga dirimu hilang di hadapan teman-teman miliarderku!”“Siapa juga yang takut, justru kamu yang harus takut, harga dirimu lah yang akan hilang!”Pelayan datang