Share

46. Memeluk dalam diam.

Naya melihat kejujuran di mata pelayan itu, akhirnya Naya bergerak pelan melangkah menuju sofa.

Naya yang sudah lapar langsung mengambil makanan yang ada di meja, lalu memakannya dengan lahap.

Perut yang sudah keroncongan sedari siang, membuatnya kalap. Dalam hitungan menit semua makanan di atas nampan sudah ludes dilalap Naya.

Naya yang baru menyadari keberadaan pelayan di sampingnya, merasa malu.

Naya menoleh menghadap pelayan itu.” Terima Kasih atas makananya. Maaf tadi jika tadi terlalu lapar.” ucap Naya sambil menunduka kepala.

Pelayan itu tersenyum,lalu berjongkok di hadapan Naya.

“Panggil saya Asih, Non.” ucapnya, memperkenalkan diri.

“Nona bisa katakan pada saja, jika nona menginginkan sesuatu.” ucapnya lagi, namun tangannya aktif membereskan piring, menatanya kembali ke atas nampan.

Naya menggeleng raut wajahnya kembali murung. “Bisakan bibi mengeluarkan saya dari sini. Saya ingin pulang.” ucap Naya dengan nada memeles. Berhadap wanita yang di hadapannya ini tersentuh.

Wanit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status