Di luar kediaman Keluarga Nadine.Pagi-pagi tadi, Bella sudah mencari tahu tentang jadwal Andreas hari ini. Dia langsung buru-buru berangkat menuju kediaman Keluarga Nadine.Dia sama sekali tidak tertarik memberi penghormatan pada orang mati.Namun, dia tidak keberatan menggunakan cara ini untuk mendekati Andreas.Di dalam mobil mewah,Bella memakai gaun panjang berwarna hitam. Setelah memeriksa riasan wajahnya yang cantik dan memastikan penampilannya, Bella turun dari mobil memakai kacamata hitam.Dia melihat sekeliling lalu muncul kekecewaan di matanya. Dia pun mengoceh ke asistennya dengan suara kecil, "Bisa-bisanya nggak ada reporter."Bella mengira dengan identitas Richard, seharusnya akan ada reporter yang menunggu di depan kediaman Keluarga Nadine.Kalau tahu tidak akan ada reporter, dia pasti bakal meminta beberapa reporter ke sini.Namun sekarang, sudah pasti tidak sempat lagi."Sudahlah, lain kali setiap kali aku mau keluar, ingat kasih tahu reporter." Bella melihat asistenny
Andreas baru berjalan keluar dari kediaman Keluarga Nadine ketika Owen datang terburu-buru sambil membawa ponsel. "Tuan, Nyonya Besar ....""Nyonya Besar menyuruh Anda lihat ponsel Anda, juga berpesan Anda harus menerima panggilan ini ...." Owen memasang ekspresi yang seakan berkata tangani sendiri masalah ini.Andreas mengeluarkan ponselnya dan melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari kediaman Keluarga Jayadi."Oke." Andreas mengangguk lalu mengambil ponsel Owen."Nenek ...."Begitu dia memanggil neneknya, neneknya yang ada di seberang telepon langsung mendengus dingin. "Kamu masih tahu aku itu nenekmu? Aku pikir kamu bahkan sudah melupakanku.""Mana mungkin? Tadi aku pergi memberi penghormatan pada Tuan Richard, jadi nggak bisa menerima panggilan."Begitu mendengar penjelasan Andreas, kekesalan di hati Yuni pun menghilang seketika. "Oh, aku cuma ada satu hal yang mau kusampaikan. Kamu cepat pergi ke Estelle, penanggung jawab mereka mengundurkan diri, jadi untuk sementara kamu
Bella mengulurkan tangannya ke Andreas.Dia masuk ke dunia hiburan dengan identitasnya sebagai nona dari keluarga kaya. Dari awal, dia selalu disanjung oleh orang-orang.Bahkan waktu dia di luar negeri, dia juga tetap bisa menarik perhatian orang-orang di mana pun dengan wajahnya yang cantik.Pesonanya sudah tidak perlu diragukan lagi.Setiap orang yang pernah melihatnya pasti tidak akan bisa mengalihkan tatapan mereka.Andreas juga tidak terkecuali.Bella sangat percaya diri, tapi setelah sekian lama, orang di depannya tidak menyalaminya.Bella mengambil kesimpulan sendiri kalau Andreas mungkin tertegun karena melihat kecantikannya, jadi lupa menyalaminya.Bella mendongak dengan mata menggoda.Namun, dia langsung bertatapan dengan mata Andreas yang terlihat kesal.Bella tertegun lalu sengaja mengabaikan kening Andreas yang berkerut. Dia tersenyum dan berkata lagi, "Aku Bella Bakri ...."Ketika berbicara, Bella sengaja melangkah maju.Namun, tiba-tiba kakinya terkilir dan tubuhnya pun
Andreas kebetulan menghalangi pandangannya, tapi suaranya terdengar oleh Celine.Muncul adegan wanita itu bersandar di tubuh Andreas di benak Celine. Celine tiba-tiba menertawai dirinya sendiri lalu menyingkirkan semua pikirannya dan berjalan maju.Melihat Celine berjalan ke arahnya, Andreas semakin bersemangat, dia mulai bahkan berlari kecil.Sebelum mendekati Celine, dia sudah membentangkan satu lengannya untuk memeluk Celine.Begitu memikirkan akan segera memeluk Celine, Andreas bahkan sudah bisa mencium wangi aroma tubuh Celine.Namun tiba-tiba, Celine melangkah ke samping satu langkah lalu lanjut berjalan maju.Andreas terdiam.Otaknya terasa seperti meledak, seakan-akan ada satu ember air dingin yang disiram ke kepalanya.Andreas berdiri di tempat, kakinya terasa sangat berat, tidak bisa diangkat lagi.Sementara Celine tetap berjalan ke depan Owen lalu tersenyum sopan. Kemudian, dia menyerahkan jas yang di tangannya ke Owen. "Tolong kamu serahkan."Owen terdiam.Ada apa ini?Dia
Celine tersenyum datar.Senyumannya itu membuat Owen menghela napas lega.Sekarang dia sudah aman, selanjutnya, Nyonya menyerahkan jasnya sendiri. Tuan akhirnya merasa puas.Namun, dia melihat Celine berbalik tapi tidak berjalan ke arah Andreas.Owen tertegun.Senyuman kemenangan di wajah Andreas langsung mengeras.Dia melihat Celine berjalan ke arah Bella.Celine mau ... menitipkan jas itu ke wanita itu?Seketika, wajah Andreas langsung berubah sangat jelek.Kalau itu jas yang lain, disentuh orang lain, dia tinggal buang.Namun, jas ini pernah dipakai oleh Celine, jadi Andreas merasa sedikit tidak rela membuangnya. Akhirnya, Andreas tidak tahan lagi.Celine baru saja berjalan sampai setengah ketika pergelangan tangannya digenggam dari belakang.Genggaman Andreas tidak kuat, kebetulan Celine bisa melepaskan diri."Celine!"Andreas tidak senang dengan Celine yang menghindarinya. Dia langsung berjalan maju selangkah, tapi Celine malah mundur selangkah. Jelas terlihat, Celine tidak ingin
"Baik, Tuan." Owen membatalkan niatnya untuk menyuruh Andreas mempertimbangkan perintahnya lagi.Ketika Bella datang, mobil Andreas sudah melaju pergi.Melihat mobil itu menghilang dari penglihatannya, Bella ingin menyuruh asistennya mengemudi mobilnya ke sini, tapi sudah telat.Bella mengentakkan kakinya dengan kesal lalu kembali melampiaskan emosinya ke asisten di sampingnya. "Kamu kenapa sebodoh ini? Kamu nggak lihat tadi aku jatuh? Kalau kamu tadi membantuku berdiri, aku pasti sudah berhasil mengejarnya!""Gara-gara itu, aku jadi kehilangan kesempatan ini begitu saja.""Tadi Tuan Andreas sudah tersenyum padaku!"Ekspresi Bella sangat gusar.Asisten yang barusan datang mendengar dengan kepala menunduk, tapi dalam hatinya dia mendecakkan lidah.Dia melihat semua yang terjadi tadi.Sebagai orang ketiga, dia tidak melihat Tuan Andreas menunjukkan ketertarikan sedikit pun ke Bella.Orang yang diperhatikan Tuan Andreas jelas-jelas adalah nona yang tadi.Mata Tuan Andreas selalu tertuju p
Dua mobil mewah masuk ke properti Keluarga Nadine secara berurutan.Bella sengaja menyuruh sopirnya menambah kecepatan. Di perjalanan, dia sengaja menyuruh orang untuk mengekspos jadwalnya ke beberapa wartawan.Sebelum dia sampai, di halaman sudah ada wartawan yang menunggu.Begitu mobil pertama berhenti, wartawan sudah bisa merasakan kalau orang yang ada di dalam bukan orang biasa. Baru saja mereka mengangkat kamera mereka untuk memotret, mereka langsung membeku begitu melihat orang yang keluar lalu saling bertatapan.Tatapan mereka seakan-akan sedang bertanya, itu Tuan Andreas, apa yang harus kita lakukan?Mau pergi memotretnya?Berani, tidak?Tiga pertanyaan penting.Hampir semua orang langsung mundur.Kejadian Tuan Andreas yang melindungi Nona Celine itu masih jelas di benak mereka. Dalam satu malam, Starlet dimarahi dan diumpat orang-orang, bahkan bos Starlet juga diundang ke kantor polisi.Beberapa tahun ini, Starlet sangat terkenal.Semua perusahaan di industri ini tahu kalau di
Owen mendekat ke telinga Andreas lalu berbisik, "Tuan, dia itu tadi yang di luar kediaman Keluarga Nadine ....""Anda bukannya mau buat Nyonya cemburu? Nona Bella ini adalah pilihan yang terbaik, baik dari bentuk tubuh maupun wajahnya."Owen mengungkapkan idenya dengan berani.Meski dia merasa cara tuannya ingin membuat Celine cemburu ini tidak bagus,siapa suruh Andreas itu tuannya?"Tuan Andreas, hari ini aku datang khusus untuk berterima kasih padamu. Aku nggak terlalu paham keadaan di dunia hiburan dalam negeri, untungnya ada Estelle yang membantuku. Kalau nggak, aku sekarang pasti masih belum punya agensi, kasihan sekali."Wanita cantik ini bersikap manja dengan memajukan bibirnya, dengan mudah merangsang sikap protektif pria.Namun, kening Andreas malah semakin berkerut."Bakri? Kamu ... margamu Bakri?"Tidak jarang orang bermarga Bakri, dia tahu ada satu keluarga besar di Mastika yang bermarga Bakri."Benar, sebenarnya Keluarga Bakri dan Keluarga Jayadi sudah berteman lama. Sela