"Keadaannya sekarang nggak ada hubungannya denganku!" Andreas tiba-tiba berhenti memijat bahu Yuni.Dia tidak ingin membicarakan hal ini lagi."Nenek, sekarang sudah pagi, karena kamu baik-baik saja, aku pergi dulu." Andreas berpamitan dengan penuh hormat. Tanpa menunggu balasan Yuni, dia sudah berjalan keluar dari kamar.Di dalam kamar, Yuni terlihat sedang berpikir dengan serius.Dia melihat ke luar jendela, tiba-tiba merasa penasaran dengan gadis bernama "Celine" itu."Mungkin memang harus cari waktu untuk bertemu."...Setelah turun tangga, Andreas langsung keluar.Melihat Andreas pergi, semua orang yang masih menunggu di ruang tamu mengira selanjutnya Yuni akan menemui mereka.Namun, pengurus rumah malah berkata, "Kalian semua dipersilakan pulang, atau boleh sarapan dulu. Nyonya sudah baik-baik saja."Tidak mengatakan mau bertemu mereka.Ekspresi Renald sangat jelek.Dia marah-marah di dalam hati, tapi di permukaan dia tetap tersenyum dan memilih untuk sarapan di sini.Semakin lam
Jantung Celine seakan-akan berhenti berdetak.Melihat dia akan tertangkap, Celine tidak sempat mengamati lingkungan sekitarnya, dia terpaksa mengikuti jalurnya tadi dan kembali ke kamar lalu bersembunyi di dalam kloset.Pintu dibuka lalu ditutup.Celine menahan napasnya, tapi suara langkah kaki itu semakin dekat dengannya.Begitu Andreas masuk dan melihat di kasur tidak ada Celine, hatinya langsung dipenuhi kekecewaan.Apakah dia sudah pergi?Di udara masih ada aroma Celine yang unik, Andreas merasa kehilangan. Dia melihat topeng yang terjatuh di lantai, dia pun pergi memungutnya. Di benaknya muncul kecanggungan di wajah Celine saat tangan Celine menyentuh dada dan perutnya.Tiba-tiba, terdengar suara keras.Andreas langsung melihat ke asal suara, dia yakin suara itu datang dari kloset.Samar-samar terdengar suara seseorang tersentak setelah suara keras itu.Celine ....Andreas langsung yakin kalau Celine ada di dalam.Apakah Celine sedang menghindarinya?Muncul perasaan cinta di mata
Darah ....Celine panik.Dia tidak bisa menutupi mulutnya lagi, dia sibuk memencet hidungnya agar darahnya tidak bisa mengalir keluar. Namun, dia juga tidak bisa mengeluarkan suara. Kalau sampai penampilannya sekarang dilihat orang, pasti sangat memalukan.Tepat pada saat ini, pria itu menarik celananya, seperti mau ....Menebak apa yang akan dia lakukan, Celine tidak tahan lagi.Dia menutup matanya lalu berseru kaget."Ah!"Suara itu terdengar jelas bahkan dengan suara musik di luar.Celine tidak melihat pria di luar sedang tersenyum nakal.Andreas mengangkat alisnya dan berpikir, baru begini sudah ketahuan?Begitu teringat semalam Celine pergi melihat pria penghibur di diskotek, Andreas mendengus dingin. Dia menyingkirkan baju perempuan di depannya, berencana menarik si nakal ini lalu memberinya pelajaran agar tidak mengulanginya lagi.Namun, ketika dia melihat Celine berjongkok di dalam lemari dengan tangan berdarah-darah,niat Andreas menghukum Celine langsung menghilang digantikan
Apa Celine akhirnya mengenali suaranya?Andreas mengangkat alisnya dan berkata, "Kamu mau aku bilang apa? Bilang ... aku cinta kamu?"Aku cinta kamu ....Celine merasa kepalanya seakan-akan meledak. Dibandingkan dengan tiga kata ini, suara yang familier itu membuat Celine lebih kaget.Akhirnya, Celine membuka matanya. Setelah memastikan orang di depannya dia berkata, "Rupanya kamu!""Iya aku, memangnya kamu pikir siapa?" Andreas tersenyum nakal.Celine teringat dengan topeng itu. "Semalam itu juga kamu?"Andreas mengangguk dengan wajah polos. "Iya, Sayang, itu aku."Celine tidak bisa berkata-kata.Semalam itu pasti Andreas yang sengaja mempermainkannya!Celine malu tapi juga marah, dia langsung meninju dada Andreas. Andreas juga membiarkan Celine memukulnya. Setelah dipukul beberapa kali, Andreas baru menggenggam tangan Celine.Aksinya ini seketika membuat pelampiasan emosi Celine tadi seperti sedang marah tapi manja.Celine lagi-lagi terdiam.Terutama ketika melihat senyuman Andreas y
Celine memasang ekspresi penuh tanda tanya.Bayar apa?Tiba-tiba, dia teringat sesuatu dan segera menjelaskan. "Itu uang alkohol.""Terus?" Andreas menatap mata Celine.Di bawah tatapan itu, Celine entah kenapa merinding. Dia berpikir sejenak lalu berkata, "Tips?"Andreas berkata, "Selain tips."Selain tips ....Celine tiba-tiba teringat sesuatu, "Selain tips, sisanya aku suruh manajer bayar ke kamu ...."Celine memikirkan kata yang cocok.Dia kasihan dengan kehidupannya yang sangat perlu uang, makanya dia sengaja memberi lebih untuknya.Namun Andreas .... Seorang kepala Keluarga Jayadi mana ada hubungannya dengan "kurang uang"?Celine merasa dia dijebak.Senyuman Andreas terlihat semakin aneh, dia mengikuti kata-kata Celine. "Kamu menghabiskan uang bukannya untuk membawaku keluar?"Celine tidak bisa berkata-kata.Apanya yang menghabiskan uang untuk membawanya keluar?"Aku nggak ada maksud seperti itu."Celine segera menjelaskan, "Aku nggak berencana melakukan apa-apa denganmu ....""O
"Ini salahku, kalau semalam aku nggak membawamu ke sana, kamu nggak akan ...."Winny menangis tersedu-sedu.Di kediaman Keluarga Nadine.Hansen duduk di sofa, melihat Winny yang merasa bersalah sampai ingin menggantikan Celine menanggung semuanya itu. Dia pun mulai merasa sedikit bersalah.Sementara di sampingnya, Jeremy juga melihat Winny dengan tatapan merasa bersalah.Celine dibawa pergi orang jahat ....Dia yang bilang begitu.Sementara "orang super jahat" itu adalah deskripsi Hansen tentang Andreas."Celly, kamu di mana? Cepat bicara ...." Winny merasa hatinya seperti diremas.Sejak panggilan terhubung, Winny terus berbicara tidak berhenti, tidak ada celah di antara kalimatnya. Begitu mendapat celah, Celine segera berkata, "Aku nggak apa-apa ....""Celly, ini salahku ...."Celine langsung berkata, "Aku nggak apa-apa, Winny. Kamu ... kamu tenang ... tenang ...."Winny tertegun sejenak. "Kamu nggak apa-apa? Benar? Orang super jahat itu sebaik itu?"Winny tetap tidak tenang karena ta
Celine berkali-kali menoleh ke belakang. Setelah yakin Andreas masih tertidur dan tidak ada Owen berjaga di luar, dia langsung menghela napas lega.Dia sudah berjalan lumayan jauh, jadi tidak perlu sehati-hati ini lagi."Hehe ...."Celine tertawa sombong lalu menarik tatapannya dari vila di belakangnya, berencana memanggil taksi pulang ke kediaman Keluarga Nadine.Namun, baru saja dia berbalik, dia melihat di depannya ada seseorang.Celine segera menghentikan langkahnya, tapi tetap terlambat.Dia terlalu telat menyadari di depannya ada orang, jadi akhirnya dia tetap menabrak orang itu."Duh ...." Celine merasa sakit di hidungnya.Tadi pagi dia baru saja mimisan, sekarang menabrak orang, Celine segera memastikan apakah hidungnya berdarah lagi.Untunglah .... Hanya sakit, tidak berdarah.Namun orang yang menabraknya ini ...."Halo, kebetulan sekali!"Sebelum Celine sempat memarahi orang ini tidak lihat jalan, orang itu sudah menyapanya duluan.Suaranya merdu dan jernih, hanya mendengarny
"Tim Tari Mastika? Apa hubungannya denganku?"Andreas seperti harimau yang dibangunkan sebelum saatnya. "Seluruh Grup Jayadi sudah nggak ada pekerjaan lain? Atau Grup Jayadi cuma ada bisnis hiburan?"Gian jarang-jarang berkeringat dingin.Kelihatannya suasana hati tuannya hari ini lebih parah dari yang dia perkirakan!Pasti karena semalam dipanggil ke kediaman tua Keluarga Jayadi, jadi kehilangan waktu berduaan dengan Nyonya.Namun, Tuan jelas-jelas pagi-pagi sudah pulang. Sekarang sudah sore, Tuan harusnya sudah bermesraan setengah harian, harusnya suasana hatinya bagus.Kenapa malah terasa seperti orang yang tidak puas?Apa jangan-jangan suami istri ini sedang bertengkar?Seketika, Gian bersikap dengan lebih hati-hati lagi. "Tuan, Tim Tari Mastika ini berbeda.""Apanya yang berbeda? Pacarmu ada di sana?"Andreas memasang ekspresi kesal.Ekspresi Gian berubah suram, dia langsung berkata dengan tegas, "Tuan, semua waktuku sudah kuberikan ke pekerjaanku, aku sudah bersumpah akan menjadi