Share

bab. 27c

Sungguh, semakin aku mengenal Om Zuan, aku semakin dibuat jatuh cinta kepadanya. Lelaki yang terlihat dingin dan galak itu ternyata hatinya lembut. Ia peduli sesama, dan begitu menghargai orang lain. Berbeda sekali penilaian ku dengan saat pertama kali aku melihatnya.

“Berhenti, Om!” teriakku, hingga membuat kendaraan beroda empat ini berhenti mendadak. Aku dan Om Zuan sedikit terrpental ke belakang.

“Ada apa, Zi? Kamu tidak apa-apakan?”

Lelaki itu memperhatikan sekelilingku, seakan memastikan keadaanku.

“Itu, Om. Lontong campur kesukaanku,” ucapku sambil menunjuk salah satu warung di tepi jalan.

“Hah,” Ia membuang nafas kasar, dan melepaskan sabun pengaman yang kupakai.

Sebuah warung kaki lima, dengan kain lusuh bertuliskan lontong campur Mbok Jum menjadi tempat singgah kami, apalagi hari mulai gelap, dan kami hanya diterangi oleh cahaya lampu 5 Watt di tenda ini.

“Yakin, kita makan di sini, Zi?” tanya Om Zuan sambil memasuki tenda ini. Ia mengernyitkan dahi, seakan tak nyaman dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status