Tujuh bulan berlalu, Arvy sudah kembali bekerja seperti biasanya. Hidupnya kembali bersinar dan kini dia lebih menghargai waktunya untuk tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya.Kini Arvy lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya ketika weekend. Apakah Arvy sudah melupakan Vanilla? Menjadi buta sebelumnya cukup membuat dirinya mudah melupakan Vanilla karena dia tak mengingat sama sekali wajah Vanilla.Apalagi di tak pernah melihat wajah Vanilla sebelumnya meskipun sebelum operasi--Arvy melihat wajah Vanilla dengan samar. Tapi dia tak bisa melihatnya dengan jelas kala itu, jadi intinya Arvy tak pernah mengingat Vanilla sama sekali.Reaksi Izzy tentang perceraian Arvy dan Vanilla? Jangan ditanya betapa marahnya Izzy, bahkan sampai sekarang Izzy enggan bicara pada Arvy meskipun Arvy adalah anak kandungnya.Meskipun Izzy tahu bahwa Arvy memberi uang yang sangat besar pada Vanilla, tapi Izzy tetap khawatir dengan keadaan Vanilla. Aiden sudah memeriksa keberadaan Vanilla tapi tak
Wanita itu memasuki toko perlengkapan bayi untuk membeli beberapa keperluan bayinya meskipun sebenarnya dia sudah membeli cukup banyak baju-baju dan barang-barang untuk calon bayinya nanti.Uang di tabungan Vanilla semakin banyak karena kemarin beberapa fotonya terjuah di laman internet. Sedangkan uang dari Arvy hanya dipakainya untuk keperluan mendadak saja dan tak ingin menghabiskannya karena dia juga menyiapkan itu semua untuk bayinya agar nanti bisa menata depannya dengan baik.Setelah puas membeli lumayan banyak barang di toko itu, Vanilla pun keluar dari toko dan mencegat taksi di pinggir jalan. Banyak orang berlalu lalang di sana karena itu adalah jam makan siang apa lagi Vanilla ada di pusat kota di mana ada beberapa restoran di dekat sana.Sebuah taksi lewat dan berhenti di depan Vanilla tapi ada seorang pria yang langsung menyerobot taksi itu dengan menaikinya terlebih dulu.Karena hal itu membuat Vanilla hampir saja terjatuh karena bahunya terdorong. Ketika akan memundurkan
"Vanilla," panggil seorang wanita dan membuat Vanilla menoleh pada wanita yang memanggilnya itu.Vanilla terkejut melihat Glow yang juga baru turun dari mobil. Vanilla langsung berbalik pergi dan berjalan cepat."VANILLA!! TUNGGU!!" teriak Glow dan mengejar Vanilla.Blaze yang juga baru turun dari mobil ikut berlari mengejar istrinya yang berlari mengejar seseorang.Vanilla dua tas yang dipegang Vanilla jatuh, tapi Vanilla tetap tak berhenti berlari hingga ada taksi yang berhenti di depannya.Vanilla segera masuk ke taksi itu dan Glow mengambil tas Vanilla yang tadi jatuh."Vanilla!!" teriak Glow lagi sembari mengejar taksi itu."Hei, apa yang kau lakukan?" ucap Blaze dan menahan tangan Glow."Itu Vanilla, Honey," sahut Glow pada sang suami."Vanilla? Mantan istri Arvy maksudmu?" tanya Blaze."Ya, dan dia sepertinya sedang hamil.” Glow mengangguk dengan wajah sedikit panik."What?? Bagaimana bisa Arvy menceraikannya ketika dia sedang hamil?" sahut Blaze."Tidak, kakak sepertinya tak t
"Bisa-bisanya kau menceraikan istrimu di saat sedang hamil.” Riana tampak marah pada Arvy."Dia menyembunyikan hal itu dariku," jawab Arvy."Cih, benar-benar tak bisa dipercaya. Lebih baik kau tak usah mencarinya karena dia sudah bahagia dengan hidupnya di sini," sahut Riana kesal.Charlie beranjak berdiri dan menahan sang istri yang tampaknya sangat emosi pada Arvy."Dia mengandung anakku dan aku akan mengambilnya.” Arvy mengatakan hal yang justru membuat Charlie dan Riana semakin marah."What?? Kau gila, Tuan? Vanilla berjuang keras untuk bisa mempertahankan kehamilannya di saat dirinya sendirian dan dia menyetir campervan ini sendirian mengelilingi Eropa.” Charlie yang marah tak terima dengan perkataan Arvy.Arvy terdiam."Kau benar-benar egois. Tinggalkan dia sendirian karena sepertinya dia tak membutuhkanmu lagi," kata Riana."Kakak!" panggil Glow yang berjalan ke arahnya.Arvy melihat ke arah Glow."Dia ada di campervan itu," ucap Arvy menunjuk ke arah campervan milik Vanilla."
Lalu Vanilla yang merasakan langkah kaki Arvy yang semakin mendekat akhirnya berdiri dan berlari kecil menuju pintu gudang yang terbuka lebar. Arvy melihat ke arah Vanilla dan mengejar wanita itu. Tapi di depan gudang, Vanilla dihadang oleh Glow dan Blaze yang baru saja tiba di tempat gelap itu.Vanilla berhenti dan wajahnya tampak sangat tegang. Jantung Vanilla berdetak semakin cepat saat Rvy tiba-tiba sudah ada di belakangnya.Vanilla merasa seperti seorang buruan yang terjebak tak punya tempat untuk melarikan diri lagi karena dikepung oleh Arvy, Glow, dan Blaze.Tatapan mata Arvy menusuk langsung dalam jiwa Vanilla yang membuat wanita itu semakin takut."Vanilla, kami tak akan berbuat jahat padamu. Tenanglah, oke?" Glow berusaha menenangkan Vanilla."Tidak, jangan mendekat!! Jangan ambil bayiku!!" teriak Vanilla ketika Arvy mendekat.Vanilla berusaha menahan dengan gigih agar air matanya tak menetes, tapi ternyata dia tak bisa melakukannya karena kini wanita itu telah menangis."K
Glow melihat Arvy keluar dari kamar dan melihat wajah kakaknya yang sangat sedih."Ada apa, Kak?" Glow baru saja datang dari ruangan bayi untuk melihat bayi Vanilla."Kakak," ucap Glow lagi ketika, Arvy tak kunjung menjawab pertanyaan Glow."Dia sudah sadar, tapi dia takut melihatku dan histeris.” Arvy terlihat frustasi."Itu wajar karena dia baru saja melewati hal buruk. Tenanglah, nanti aku akan berbicara dengannya.” Glow menenangkan sang kakak dengan mengusap tangannya."Dia berpikir aku akan mengambil bayinya dan dia mengatakan itu terus tanpa henti.” Arvy memegang keningnya yang kini tampak bingung dengan situasi itu."Dia akan tenang nanti, percayalah. Kondisinya masih labil karena dia baru menjalani operasi besar, Kak.” Glow yang masih berusaha menenangkan sang kakak yang benar-benar terlihat gusar dan khawatir dengan kondisi Vanilla."Aku akan masuk dan kakak tunggu saja di sini," lanjut Glow dan Arvy mengangguk.Arvy kemudian duduk di bangku yang ada di selasar rumah sakit da
Vanilla merasa lega ketika akhirnya bisa pulang setelah melahirkan secara caesar. Tapi ada rasa sedih yang dirasakannya karena sang bayi—London—masih tak bisa pulang bersamanya karena masih ada di inkubator dalam waktu sebulan ke depan untuk menstabilkan kondisinya yang lahir prematur.Vanilla ditemani oleh Izzy, mantan ibu mertuanya yang penuh perhatian, yang telah menjadi penopang utamanya selama masa pemulihan ini. Glow—adik iparnya— sudah kembali ke Spanyol kemarin lusa.Selama seminggu itu, Vanilla merasa terharu melihat bagaimana Izzy dengan sabar merawat cucunya dan membantunya menjalani fase awal kehidupan sebagai seorang ibu meskipun Vanilla hanya bisa melihat bayinya dari balik kaca saja.Vanilla rutin memberinya ASI-nya meskipun itu dengan cara diperas karena dia belum bisa memberikannya secara langsung.Namun, ada satu hal yang tak bisa dia hindari selama seminggu ini yaitu ketakutan akan bertemu dengan Arvy, mantan suaminya. Vanilla masih merasa cemas dan belum siap untuk
Hingga satu bulan berlalu, Vanilla merasa excited karena hari ini London diperbolehkan pulang. Sejak pagi wanita itu sudah ada di depan ruangan bayinya.Dia tak sabar ingin memberikan ASI-nya secara langsung pada sang bayi.Arvy duduk menjauh dari Vanilla dan Vanilla tak pernah mengetahui keberadaannya di sana. Izzy yang memerintahkan hal itu sampai Vanilla sudah sedikit lebih tenang dan menerima kehadiran Arvy.Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Vanilla pun menggendong bayinya dan membawanya pulang. Wanita itu sampai menangis karena moment haru itu.Arvy yang melihatnya dari jauhpun tampak ikut terharu dan hanya bisa melihat saja. Arvy sudah sering menggendong bayinya tanpa diketahui oleh Vanilla selama beberapa minggu dia menunggu putrinya di sana.Izzy dan Aiden mendampingi Vanilla sampai mereka pulang ke rumah hangat Vanilla."Dia sangat sehat, Mom. Dan dia sangat cantik.” Vanilla menyusuri wajah bayinya yang tertidur pulas."Ya, dia mirip Arvy," sahut Izzy.Vanilla tak men