Share

Perusahaan yang kacau

Bela memandang foto almarhum ayahnya dengan tatapan sendu. Sudah terhitung satu bulan Pak Seno pergi. Rasa rindu akan ayahnya itu semakin menjadi, rindu yang tidak ada lagi obatnya.

Hanya bisa memutar video kenangan saat masih bersama dan hanya melihat fotonya saja. tentunya juga tidak mudah melupakan sang ayah yang telah pergi. Rasanya seperti begitu cepat, dan tidak terduga. Tidak terduga akan berakhir seperti ini.

Bela juga selalu sempatkan setiap minggu untuk mengunjungi makam ayahnya. Begitu sangat berat rasanya menerima kenyataan bahwa sang ayah telah berada di dalam gundukan tanah yang dihiasi bunga itu.

“Ayah, bagaimana kabar ayah di sana?” monolog Bela sambil mengusap foto yang berada di tangannya.

Tak terasa air mata Bela turun membasahi pipi mulusnya. Sementara Luna, sang anak yang tidak sengaja melihat ibunya menangis langsung saja menghampirinya.

“Ibu, ada apa dengan Ibu? Kenapa menangis?” tanya Luna.

Bela yang menyadari kehadiran Luna langsung saja menghapus sisa ai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status