“Yesss, bukan capcay!”
“Bosen ya makan capcay?”
“Sedikit,” aku Julie seraya meringis. “Makasih, Mas.”
Ipang ikut tersenyum lebar saat Julie mencium pipinya dengan spontan. Mereka sarapan bukan dengan capcay untuk hari ini sampai seminggu kedepan—Ipang sudah berpesan pada Mbak Widi untuk menu sarapan mereka sejak pagi tadi.
“Hari ini aku ke salon ya, Mas. Mas hari ini mau ngapain di rumah?” tanya Julie seraya menyodorkan piring Ipang yang sudah ia isi dengan menu sarapan mereka hari ini.
“Aku mau ikut kamu aja ya?”
“Emang nggak bosen?”
“Nggak kok. Sekalia
The Clouds terlihat berbeda di siang hari dan kalau tak terbiasa ke sana saat matahari masih terik, mungkin akan merasa kagok pada awalnya.Tapi ini bukan pertama kalinya Ipang mampir ke The Clouds di siang hari. Meskipun tempat itu hanya buka di malam hari, tapi penjaganya selalu siaga di pos masing-masing.“Udah ada yang dateng?” tanya Ipang begitu masuk ke The Clouds.“Belum, Mas,” jawab salah satu bartender yang siang ini tengah melatih bartender yang baru masuk. “Tapi ruangan yang biasa udah disiapin kok, Mas.”“Oke.”“Mau minum apa, Mas?”“Apa aja, asal jangan alkohol. Saya nyetir soalnya.”Sang bartender mengacungkan ibu j
“Bu Julie, ikut makan siang sama kita nggak? Kita mau pesen Hokben nih.”“Wah, skip dulu deh, Dew. Mau maksi sama suami, hehehe.”Dewi langsung bersiul pelan. “Oh, jadi tadi Pak Ipang pergi duluan buat nyiapin acara lunch date ya, Bu?”“Lunch date apa sih.” Julie mengibaskan tangannya dengan malu-malu. “Pergi dulu ya, Dew.”Dewi mengiakan dan Julie keluar dari A Class bertepatan dengan mobil GoCar pesanannya yang baru saja sampai. Seperti apa yang Julie bilang pada Ipang tadi, ia akan menyusul lelaki itu di The Clouds untuk makan siang bersama.Sepertinya mereka akan makan siang dengan teman-teman Ipang juga. Julie harus memberi tahu Suri dan Candy kalau hari ini ia akan makan s
“Nggak ada lagi barang-barang kamu yang nyisa?”“Nggak ada, udah semua.” Julie merebahkan dirinya di ranjang usai memindahkan barang-barang terakhirnya dari kamar sebelah.Akhirnya selesai juga pemindahan barang-barang dari kamarnya ke kamar yang sekarang. Kini ia telah resmi tinggal satu kamar dengan lelaki yang sedang menyusun koleksi parfumnya berdasarkan yang paling sering Julie pakai.Kening Ipang berkerut, seakan-akan berkonsentrasi untuk menentukan di mana posisi Hermés Eau de Pamplemousse Rose milik Julie—apakah di sebelah Jo Malone Jasmine Sambac & Marigold atau di sebelah Louis Vuitton California Dream yang baru dibeli Julie.
“Kamu nggak lembur kan, Babe?”“Nggak, jam tujuh kayaknya aku on the way pulang deh.”“Tumben?”“Nggak apa-apa, lagi pengen pulang cepet aja. Udah gitu aku mau ke supermarket yang di deket rumah, mau beli yang dibutuhin Mbak Widi,” jawab Julie. “Mas pulang jam berapa?”“On time sih dari kantor, jam lima juga udah keluar.”“Oke, ketemu di rumah ya.”“Oke, Babe. See you.”Julie mengucapkan hal serupa dan memutus panggilan ters
“Papa nggak terlibat di kasus korupsi itu. Tapi kalau kamu tanya apa Papa tahu sejak awal, jawabannya adalah iya. Papa tahu.”Jawaban ayahnya kemarin masih terngiang-ngiang di benak Ipang bahkan setelah satu hari berlalu begitu saja.Ipang sudah menceritakan semua percakapannya dengan sang ayah kepada Julie. Istrinya mendengarkan dengan baik dan tidak memaksa Ipang untuk langsung mempercayai ayahnya, atau mendukung Ipang untuk mengabaikan kata-kata ayahnya begitu saja.“Kamu nggak berangkat kerja?”Teguran itu langsnug membuat Ipang tersentak dari lamunannya. Di sampingn
“Mas kelamaan nggak nungguin aku?”“Nggak kok, Mas baru juga sampai.” Ipang tersenyum seraya menjawab pertanyaan Julie yang baru masuk ke mobilnya. “Mau makan dulu atau langsung ke butiknya Shua?”“Ke butiknya Mbak Shua dulu aja. Nanti kalau makan dulu malah aku cobain gaunnya dengan perut buncit.”Ipang tertawa karena melihat Julie yang bicara sambil mengerucutkan bibirnya—dan hal itu terlihat menggemaskan.Seperti biasa, begitu naik ke mobil Ipang, hal kedua yang ia lakukan setelah memakai seat belt adalah menyetel lagu dari playlist-nya.Suara Meghan Trainor dan John Legend yang menyanyikan Like I’m Gonna Lose You segera memenuhi mobil tersebut. Sesekali Julie ikut bersenandung kecil dan Ipang mendengarkannya dengan baik.Ipang mengetukkan jemarinya di stir mobil, berpikir selama beberapa saat sebelum kemudian berkata, “Tadi Tante Salwa ke ruanganku.”“Hah? Ngapain?” Julie tentu saja langsung terkejut saat mendengarnya.Julie tahu bagaimana Salwa tidak ingin bermusuhan dengan Ipang
Ipang menelan salivanya dengan susah payah saat melihat bagaimana gaun yang mereka pilih dua hari yang lalu, kini melekat dengan sempurna di tubuh istrinya. Bagian punggungnya cukup terbuka, tapi tertutupi dengan aksenJulie yang tak menyadari kalau di belakangnya Ipang tengah menatapnya dengan pikiran yang sudah ke mana-mana, merapikan bagian bawah gaunnya sambil bertanya, “Mas udah selesai? Mau berangkat sekarang?”“Gimana kalau kita nggak usah berangkat?”“Lho, kenapa?”“Aku mau reunian sama kamu aja,” jawab Ipang seraya berdeham pelan. “Di ranjang, berdua, sekarang.”Julie yang malam itu mengenakan halter neck crossback gown-nya langsung berbalik, menatap horor suaminya yang kini malah tersenyum menggoda kepadanya.“Maaas, please deh,” rengek Julie yang berhasil memecahkan tawa Ipang. “Suri sama Candy udah jalan lho, aku bisa ditenggelamin ke kolam di bundaran HI itu kalau nggak jadi dateng.”“Kalau kamu ditenggelamin, nanti aku yang selamatin kamu.”“Maaas.”“Romantis ya aku?”Ju
“Nggak, dia nggak satu SMA sama kita.”Julie kembali menatap ke titik di mana ia seperti melihat sosok Priska, tapi kali ini tak menemukannya. Ia kembali menyisiri sekeliling ballroom dengan pandangannya dan tak kunjung melihat apa yang tadi membuatnya mematung.“Babe, are you okay?” tanya Ipang dengan khawatir. “Kamu kenapa tiba-tiba nanyain Priska?”“Ng….” Julie mengembalikan pandangannya pada sang suami yang tak menyembunyikan raut khawatirnya. “Nggak, nggak apa-apa.”Tidak ingin membuat Ipang lebih khawatir