Share

Terpaksa Menikahi Pria Dingin
Terpaksa Menikahi Pria Dingin
Author: Dina Husna

Bab 1 Perjodohan

Ayu seorang gadis cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal harus menjalankan perjodohan karena paksaan dari Ayahnya. Saat ini dia baru saja pulang dari pekerjaannya langsung dikagetkan dengan pertengkaran ke dua orang tuanya yang ada di dalam kamar.

"Kita tidak bisa mengorbankan Ayu, Mas,” ujar Retno dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut saat mendengar perkataan sang suami.

"Kita tidak punya pilihan lain. Ayu harus menikah dengan Tuan Kenzi!” teriak Rido penuh dengan amarah.

Ayu yang mendengar tentang perjodohan itu pun merasa sangat terkejut.

"Kalau kita tidak menikahkan Ayu dengan Tuan Kenzi, nyawaku yang akan menjadi taruhannya." Terdengar lagi suara Ayahnya.

"Itu karena kesalahanmu sendiri, jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini. Aku nggak akan mengizinkan kamu menikahkan Ayu dengan pria kasar itu." Terdengar suara Retno dengan lantang.

Plak!!!

Retno merasakan pipinya yang terasa sangat perih akibat tamparan dari suaminya.

Sementara Ayu yang juga mendengar suara tamparan itu pun langsung menutup mulutnya, tubuhnya bergetar ketakutan, namun untuk beranjak dari tempat itu kakinya tidak bisa digerakkan.

"Kau terlalu banyak bicara. Malam ini Tuan Kenzi akan bertemu dengan Ayu." Setelah mengatakan itu, Rido berjalan ke arah luar kamar. Ayu yang menyadari Ayahnya akan keluar pun segera bersembunyi.

Brakk!!

Rido membanting pintu dengan kuat, membuat Ayu dan Retno sangat terkejut.

Ayu pun langsung keluar dari persembunyiannya dan menghampiri sang Ibu.

Retno yang menyadari kedatangan Ayu langsung menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum.

"Kamu sudah pulang, Nak?" tanya Retno dengan tersenyum.

"Bu, aku nggak mau menikah dengan pria yang tidak aku cintai,” ujar Ayu dengan wajah sendu. Perlahan air mata mengalir di ke dua pipi mulusnya.

"Sayang ...." Retno tidak tahu harus berkata apa. Dia pun langsung memeluk Putrinya.

"Ibu nggak akan membiarkan kamu menikahi pria itu,” ujar Retno sambil mengelus rambut Putrinya.

***

"Baik Tuan, saya akan membawa Putri saya malam ini,” ujar Rido saat menerima telpon.

"Itu harus. Karena kalau tidak, kau tanggung sendiri akibatnya. Aku sudah mengirimkan sesuatu untuk dipakai Putrimu malam ini. Pastikan dia menggunakannya." Terdengar suara pria dari seberang telpon.

"Ba-baik, Tuan, terima kasih,” ujar Rido dengan tergugup.

"AYU!!" teriak Rido saat panggilan telponnya telah berakhir.

"Ayu ...." Rido berjalan menuju kamar anaknya, namun saat dia membuka pintu kamar, kamar tersebut terlihat kosong.

"Di mana anak itu?” tanya Rido dengan geram.

“Retno ... di mana kamu?!” teriak Rido dengan lantang. Dia pun lalu berjalan menuju kamarnya.

Ceklek!

Terlihat Retno berbaring di atas kasur dengan mata terpejam.

"Di mana anakmu yang tidak berguna itu?" Pertanyaan Rido membuat Retno membuka matanya.

"Aku tidak tahu dia di mana,” ujar Retno dengan malas.

Rido pun menarik tangan Istrinya dengan kuat hingga Istrinya terjatuh di lantai.

"Aduh, apa yang kamu lakukan, Mas?" tanya Retno dengan terkejut.

"Sekali lagi aku tanya, di mana Ayu? Dia harus segera bersiap.” Rido menatap tajam ke arah Istrinya.

"Sudah aku katakan, aku tidak tahu di mana Ayu,” ujar Retno dengan wajah pucat.

"Kamu jangan berbohong. Cepat katakan di mana dia?" Rido mencengkram rahang Istrinya.

"Sa-sakit Mas, le-lepas…,” rintih Retno mencoba melepaskan cengkraman tangam suaminya dari rahangnya namun sangat sulit.

"Ayah, apa yang Ayah lakukan pada Ibu?" Tiba-tiba saja Ayu datang menghampiri mereka. Retno yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya, agar Ayu segera pergi dari rumah itu.

"Jadi kau di sini. Cepat bersiap-siap, kita akan menemui seseorang malam ini.” Rido akhirnya melepaskan cengraman tangannya.

"Yah, aku tidak mau dijodohkan,” ujar Ayu dengan tegas.

"Apa? Kamu tidak mau? Baiklah." Lalu Rido pun kembali menghajar Retno tepat dihadapan Ayu.

“Ibu …." Ayu sangat terkejut dengan tindakan sang Ayah.

"Apa kamu masih menolak, Ayu?" tanya Rido dengan wajah menyeramkan.

"A-ayu, pergi lah, Nak. Ibu tidak apa-apa." Retno merintih saat rambutnya ditarik dengan sangat kuat oleh Suaminya.

Plak!

"Ayah. Stop! Jangan siksa Ibu lagi." Ayu memohon sambil mengatupkan ke dua tangannya. Air matanya sudah mengalir di kedua pipi mulusnya.

Saat ini yang ada di hadapannya, bukanlah sosok seorang Ayah yang penyayang dan melindungi keluarganya. Melainkan Iblis yang merenggut kebahagian keluarga mereka.

Retno yang melihat wajah panik Ayu pun menggelengkan kepalanya agar anaknya tidak menuruti kemauan Suaminya. Walaupun dirinya sudah sangat lemas, namun dia mencoba untuk bertahan demi Putrinya.

"Turuti kemauanku, atau Ibumu akan tiada,” ujar Rido dengan senyuman mengerikan.

"Baiklah ,Yah. Aku akan menuruti semua perkataan Ayah." Ayu berkata sambil menundukkan wajahnya.

Retno yang mendengar keputusan Ayu pun merasa sangat terkejut.

Sementara Rido langsung melepaskan cengkraman tangannya pada rambut Istrinya, lalu dia perlahan jalan ke arah Ayu.

"Bagus. seharusnya dari tadi kamu menyetujuinya, jadi aku tidak perlu menyiksa perempuan tidak berguna itu." Rido menepuk kepala Ayu dengan pelan.

"Sekarang bersiaplah, ada sebuah kotak di dalam kamarmu, gunakan semua yang ada di dalam kotak tersebut. Karena dua jam lagi kita akan berangkat." Setelah mengatakan itu, Rido pun langsung berlalu dari hadapan mereka.

Ayu segera mendekati sang Ibu yang terlihat sangat lemah.

"Bu, maafin Ayu. Ayu nggak bisa meninggalkan Ibu sendirian. Ayu juga nggak tega melihat Ibu disiksa sama Ayah,” ujar Ayu sambil menangis. Dia sangat sedih dengan keadaan Ibunya saat ini.

"Nggak apa-apa, Sayang. Ibu akan dukung apapun keputusan kamu." Retno berujar dengan suara lemah.

Lalu Ayu pun membantu Ibunya berbaring di atas ranjang dengan lembut. Setelah itu dia kemudian keluar menuju kamarnya sendiri.

Terlihat sebuah kotak besar yang berada di atas kasurnya. Saat dia membukanya, dia sangat terkejut saat melihat isi dalam kotak tersebut.

Gaun berwarna hitam tanpa lengan, serta heels dengan warna senada. Juga terdapat beberapa perhiasan yang terbuat dari berlian.

"Aku nggak mau menikah dengan cara seperti ini. Apa lagi sama orang yang nggak aku cintai,” gumam Ayu dengan wajah sedih, perlahan air mata pun mengalir di pipi mulusnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status