Share

Bab 7

Clara menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh dan wajahnya. Ia masih sangat mengantuk. Namun, sinar matahari menyilaukan matanya.

"Bangun lah." Ares menyibakkan selimut yang di kenakan Clara.

"Jangan ganggu, aku masih ngantuk." Clara menahan selimutnya.

"Kamu harus makan, cepatlah bangun. Aku juga akan pergi ke kantor hari ini."

Clara dengan terpaksa membuka matanya, ia melilitkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "Tunggulah di luar." Jujur saja Clara masih malu di lihat oleh Ares padahal semalam Ares bahkan lebih dari sekedar melihatnya.

"Baiklah, jangan lama-lama." Ares meninggalkan Clara, lagipula jika ia tetap di dalam rasanya tak akan mungkin bisa menahan lebih lama lagi. Ia masih saja tidak puas dengan Clara, ia ingin terus mengurung Clara di bawahnya. "Ah si*l! hanya membayangkannya saja milikku sudah bangun kembali." Ares menggerutu.

Clara berkali-kali meringis saat berjalan, Ares sungguh tidak punya perasaan. Hal seperti itu pertama kalinya baginya tapi Ares sudah menghajarnya habis-habisan hingga menjelang pagi. Pusatnya sungguh terasa perih dan nyeri.

"Kamu baik-baik saja?" Ares mengamati cara Clara berjalan.

"Menurut Anda?" Clara berkata sinis sembari menuju ruang makan setelah membersihkan diri.

"Jangan terlalu formal." Ares menarik kursi untuk Clara.

"Kamu bisa memasak?" Clara langsung mengambil makanan dan memakannya dengan lahap. Ia merasa butuh makan banyak untuk mengisi tenaganya kembali setelah semalam terkuras.

"Tentu saja."

Sesekali Ares melirik ke arah Clara saat menyantap sarapannya. Sungguh baginya Clara sangat lucu, dia makan begitu lahapnya hingga berantakan. Refleks ia mengulurkan tangannya dan mengelap sudut bibir Clara yang terdapat sisa makanan.

Jantung Clara berdetak kencang berkali-kali lipat. Perlakuan manis Ares membuatnya gugup.

"Kamu makan seperti anak kecil."

"Bukan urusanmu." Clara berusaha menetralkan detak jantungnya. Ia harus bisa bersikap biasa dan ia tidak boleh jatuh cinta.

Terdengar konyol, tidak mungkin ia jatuh cinta secepat ini. Clara harus terus mengingatkan dirinya jika semua yang terjadi saat ini hanya sementara.

"Baiklah habiskan sarapan mu, aku berangkat ke kantor dulu. Nanti aku pulang lebih awal. Jangan pergi kemana pun."

"Aku bukan tahanan." Clara protes karena ia merasa kebebasan miliknya telah dibatasi.

"Aku tidak suka di bantah. Jadi ikuti saja. Jika kamu butuh apa pun katakan padaku." Ares meraih tas kerjanya, ia tidak mau ada bantahan atau perdebatan. Sehingga ia memutuskan untuk segera berangkat.

Clara membrengut kesal, entah dosa apa yang ia lakukan hingga bertemu orang menyebalkan seperti Ares.

Ares sendiri sengaja melarang Clara pergi-pergi karena ia tak ingin Clara kabur. Bahkan ia sampai mengunci pintu apartemennya dari luar. Sungguh ia tak habis pikir kenapa ia bisa seposesif itu pada Clara, padahal dengan Mily, ia tak pernah setakut ini.

❄️❄️❄️

"Pagi Bos." Jerry menyapa Ares saat mereka masuk dalam lift yang sama. "Tumben, berangkat pagi?"

"Hmm." Ares hanya berdehem sebagai jawaban.

"Bagaimana? sudah menemukan wanita yang pantas?"

"Persiapkan pernikahanku hari ini."

"Pernikahan? Apa kamu mabuk?kamu kan sudah menikah." Jerry tertawa. Ia tidak tahu kalau ternyata Ares bisa bercanda meski menurutnya tidak lucu sama sekali.

"Lakukan saja perintahku, siapkan pernikahanku dengan Clara hari ini."

"Apa!!"

"Kerjakan saja."

"Tapi kenapa Clara?" Jerry protes, ia tidak setuju.

"Memangnya kenapa?" Ares menaikkan sebelah alisnya. Ia melihat Jerry dengan tatapan menyelidik.

"Ah sudahlah, aku akan mengurusnya." Jerry tidak bisa menjawab. Ia hanya bisa pasrah. Memangnya, siapa dirinya? Ia tidak akan mampu melawan Ares. "Lalu bagaimana dengan Mily?" Tiba-tiba ia teringat tentang Mily, istri Ares.

"Entahlah, cukup kamu rahasiakan semuanya." Ares sendiri sedang memikirkan bagaimana dengan perasaan Mily jika tahu ia menikah lagi. Ia merasa sengat bersalah tapi semuanya sudah terlanjur.

"Aku takut Mily tahu dan menyakiti Clara."

"Aku akan melindungi Clara." Ares membalas ucapan Jerry seperti tak yakin dengan dirinya sendiri. Apakah ia mampu melindungi Clara?

"Kamu tidak akan mungkin bisa melindungi Clara dari Mily." Jerry yang paham betul dengan sikap Ares pada Mily. Ares selalu menuruti dan membela Mily selama ini.

Ares terdiam, semua yang di katakan Jerry benar. Ia tidak akan mungkin bisa membela Clara jika berurusan dengan Mily. Ia pasti akan memilih Mily dari siapa pun. Apalagi Clara hanya orang baru di hidupnya, tentu saja Mily lebih segala-galanya dari Clara.

"Jangan sampai kamu jatuh cinta pada Clara, kamu akan kesakitan saat melepaskannya nanti dan aku berharap Clara juga tidak jatuh cinta padamu karena dia korbannya dalam masalah ini. Itu sangat menyedihkan." Jerry keluar terlebih dahulu saat lift terbuka. Jujur saja ia tidak rela Clara ikut terseret dalam masalah Ares. Ia hanya takut dengan sikap Mily nantinya. "Aku pasti akan menolongmu."

Jerry sudah lama menaruh hati pada Clara tapi ia tidak berani mengungkapkannya. Apalagi keluarga besarnya tidak akan mau menerima Clara karena itu ia tidak mendekati Clara. Ia tidak ingin menjalin hubungan tanpa masa depan. Anggap saja ia pengecut tidak berani mencobanya terlebih dahulu tapi ia yakin itu yang terbaik daripada harus menyakiti dengan harapan. Ia selama ini hanya bisa memandangi dan mengagumi Clara dari jauh.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status