Brian pergi karena tidak terimah perusahaan Rendra kembali jaya lagi. Laura datang saat Rendra sendirian, dia melihat Rendra tersenyum."Kamu kenapa senyum-senyum sendiri, Rendra suamiku?" tanya Laura."Aku tidak apa-apa, tapi aku lagi dalam suasana hati yang baik. Brian tidak suka aku sukses lagi dan perusahaan kembali jaya lagi, apa mungkin dia terlibat? Tapi dia sudah tidak jadi CEO lagi?" jawab Rendra."Apa mungkin Kak Lussy dan Rendra bekerja sama? Kita belum sempat menyelidiki karena sibuk mengembalikan perusahaan ini. Sayang, kamu selidiki ulang saja, siapa tahu kita berhasil menemukan pelaku penyebar video kita," ungkap Laura."Ya, aku akan sewa ahli IT dan mata-mata terbaik dari luar negeri. Pasti kita akan menemukan siapa pelaku sebenarnya," jawab Rendra. "Jangan sampai ketahuan siapapun, Rendra. Aku yakin mereka pasti terlibat," sahut Laura.Pesta perayaan bangkitnya kembali perusahaan Rendra sudah selesai, semua orang memberi selamat pada Rendra. Media juga memberitahukan
"Rendra, apa kamu tidak bisa memberikan saham perusahaan padaku hanya 15% saja?" tanya pria yang datang ke rumah Rendra dan pria itu adalah Brian."kak Brian, kamu datang-datang ke rumahku tidak kerja malah mau memalak saham yang aku beli darimu. Mau kamu apa heh?" jawab Rendra."Jangan serakah! Kamu anak Papa yang lebih muda dariku. Kenapa kamu serakah sekali!""Pergi kamu dari rumah ini! Dulu saat Mamaku meninggal Mama kamu selalu menyiksaku dan malah mengirimiku sekolah ke luar negri agar tidak menganggu kalian. Sekarang kamu tidak tahu minta saham yang aku beli dari harta warisan Mama, perusahaan kamu itu bangkrut kak dan aku rugi waktu itu tapi kamu malah minta saha?" Rendra tersulut emosi akibat permintaan Brian yang datang ke rumahnya."Dasar adik yang serakah! Kamu jangan menyesak karena kamu menolak permintaanku kali ini. Kamu tunggu saja! Ingat kita tidak ada hubungan adik kakak mulai sekarang." Brian marah dan dia pergi seketika itu karena dia merasa Rendra begitu sombong.
"Heh wanita hamil! Kamu diam saja! Jangan banyak bertanya saat ini biarkan Bos kita yang akan menerima kamu pelajaran," kata para penculik itu."Lepaskan aku! Aku mohon! Aku sedang hamil, jangan mengigat aku seperti ini. Aku mohon, kalian bebaskan aku," pinta Laura yang saat itu dia merasa ketakutan."Wanita hamil! Kamu harus ingat, sekarang kamu di culik dan jangan mencoba kamu," ancam penculik itu dengan mengarahkan pistol ke kepala Laura."Aku tidak akan macam-macam," jawab Laura yang sangat ketakutan karena di ancam apalagi di todong pistol.Semua hal yang Laura takutkan hanya calon bayinya karena dia sedang hamil 8 bulan. Laura hanya diam saja karena saat itu juga penculik membungkam mulut Laura dengan lakban hitam agar tidak bicara.Beberapa menit kemudian, Brian saat ini datang untuk melihat Laura. Namun, Laura matanya di tutup dengan kain hitam jadi dia tidak tahu siapa yang datang menemuinya."Kamu hanya wanita hamil, Laura. Aku ingin kamu tiada atau menjauh dari Rendra, pria
"Aku harap Laura tidak akan meninggal karena rencana kita akan gagal kalau dia sampai meninggal. Brian, apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Lussy."Aku harap di tidak akan meninggal karena dendamku belum tuntas. Lussy, ancam saja dia dan buat Laura menurut sama kita," jawabnya."Laura tetaplah lemah jika itu menyangkut bayinya. Kita akan menggunakan bayinya untuk mengancamnya agar mau menuruti kita," sahut Lussy yang tertawa jahat."Kamu saudara kembar yang kejam, Lussy. Aku suka kamu yang tidak munafik seperti Rendra dan Laura," ungkapnya."Kita akan bunuh bayi Laura, jika di tidak menurut sama kita." Lussy tertawa jahat bersama Brian.Beberapa menit kemudian suara tangisan bayi terdengar dari ruangan persalinan tempat Laura melahirkan. Suster sudah mengurusi Laura dan bayinya, Dokter wanita itu ke luar dari ruangan itu. Dia mengucapkan selamat pada Lussy dan Brian."Pasien selamat dan selamat Anda mendapatkan keponakan yang tampan dan sehat," ucap Dokter."Terimah kasih Dokter! Suda
"Siapa kamu? Kenapa kamu tahu aku sedang mencari Laura, istriku?" jawab Rendra."Tuan Rendra, saya dari rumah sakit yang berada di Bali. Nona Laura sudah melahirkan Caesar kemarin tapi pagi tadi dia sudah pergi. Dia pergi dengan wanita yang mirip Anda," kata Dokter rumah sakit yang mengenal Rendra."Apa Laura melahirkan? Kamu dokter rumah sakit di Bali waktu aku liburan ya? Terimah kasih atas informasinya," jawab Rendra.Rendra mematikan ponsel itu dan dia sudah tahu siapa yang menculik Laura. Lussy adalah dalang dibalik Laura yang menghilang. Dia saat itu juga ada asisten pribadinya yang melaporkan sesuatu pada Rendra."Tuan Rendra, Brian tidak ada di kantor dan dia tidak masuk kerja sama sekali. Anda menyuruh saya untuk mencarinya tapi belum ditemukan," kata Asisten pribadinya."Sudah ada kabar, pasti Brian bersama Lussy. Dokter kenalanku di Bali mengabarkan Laura istriku sudah melahirkan dan Lussy yang berada disana. Ayo kita kesana dan sematkan Laura," jawab Rendra."Tuan, syukurla
"Sialan! Dia tidak mau menerima panggilan dariku. Aku yakin ini Kak Brian, dia melakukan semua ini demi mendapatkan perusahaan kembali," Rendra marah karena nomor yang tidak dikenal itu tidak menerima panggilan darinya."Tuan Rendra, aku tidak sangka Tuan Brian begitu licik. Padahal dia yang menjual sahamnya pada Anda saat perusahaannya akan bangkrut tapi dia sekarang menculik Nona Laura," sahut Asisten pribadinya yang mendengar perkataan Rendra."Kamu bersiaplah! Bilang pada anak buahku malam ini kita akan menyerang dan melumpuhkan mereka," jawab Rendra dan dia menyuruh asisten pribadinya untuk bilang pada anak buahnya malam ini dia akan ke villa Brian untuk menyerang."Siap Tuan, kita akan siapkan malam ini kita akan menyerang mereka," jawab asisten pribadinya.Saat ini Brian sedang tertawa bersama Lussy di taman belakang villa pribadinya."Aku sudah kirim pesan pada Rendra pasti dia akan menemukan lokasi villa ini cepat atau lambat. Dia pasti membawa anak buah banyak tapi aku sudah
"Jangan tembak anakku Kak Brian. Aku akan alihkan semua harta Papa jadi milik kamu," kata Rendra yang ketakutan karena putranya yang belum pernah dia temui akan di tembak mati oleh Brian."Baguslah! Kamu mengerti, tapi tidak semudah itu. Kamu datang kesini dan lihatlah!" Brian membanting bayi mungil itu ke lantai. "Tidak! Bayiku! Rendra, selamatkan bayiku." Laura mendekat lalu Brian menemabaknya."Hahaha... Rendra rasakan kehilangan orang yang kamu cintai. Dua orang istri dan anak kamu sudah tiada," kata Brian."Kurang ajar! Kalian harus merasakan rasanya di tembak juga." Rendra melesatkan tembakan pada Brian dan Lussy mereka berdua terkapar."Kalian cepat bantu aku. Cepat bawah istri dan bayiku ke rumah sakit terdekat. Kalian selamatkan dua orang musuhku juga tapi sekap mereka jangan biarkan mereka kabur," suruh Brian."Ya Tuhan Nona Laura dan bayi Anda. Cepat bantu aku untuk membawa kedua musuh Tuan Rendra. Lalu bantu Tuan Rendra untuk membawa Nona Laura dan bayinya ke rumah sakit,"
Rendra saat ini langsung memanggil dokter karena dia begitu senang bayinya tangannya bergerak. Dia menuju ke ruangan dokter memanggil dokter agar bisa memeriksa sang bayi. Dokter yang dipanggil Rendra segera menuju ruangan inap bayi mungil yang belum 3 bulan itu."Dokter, bagaimana keadaan bayiku? Dia tangannya tadi bergerak?" tanya Rendra."Ini suatu hal bagus semoga dia bisa sadar, dia bisa merespon Anda saat Anda bicara dan memegang tangannya," jawab Dokter.Saat sang dokter baru menjawab terdengar suara bayi yang menangis, itu bayi Rendra langsung menangis kencang.Oekk...Oekk...Dokter dan Rendra mendengar suara bayi itu dan mereka kaget."Ya Tuhan, bayi Anda sadar dan syukurlah! Ini keajaiban dari Tuhan, Tuan Rendra." Dokter memeriksa denyut bayi Rendra dengan stetoskop."Syukurlah! Putraku sadar, tinggal menunggu istrinya Laura belum sadar." Binar bahagia dari wajah Rendra terlihat karena salah satu dari dua orang yang dia sayang sudah sadar.Dokter setelah memeriksa bayi Rend