"Jangan tembak anakku Kak Brian. Aku akan alihkan semua harta Papa jadi milik kamu," kata Rendra yang ketakutan karena putranya yang belum pernah dia temui akan di tembak mati oleh Brian."Baguslah! Kamu mengerti, tapi tidak semudah itu. Kamu datang kesini dan lihatlah!" Brian membanting bayi mungil itu ke lantai. "Tidak! Bayiku! Rendra, selamatkan bayiku." Laura mendekat lalu Brian menemabaknya."Hahaha... Rendra rasakan kehilangan orang yang kamu cintai. Dua orang istri dan anak kamu sudah tiada," kata Brian."Kurang ajar! Kalian harus merasakan rasanya di tembak juga." Rendra melesatkan tembakan pada Brian dan Lussy mereka berdua terkapar."Kalian cepat bantu aku. Cepat bawah istri dan bayiku ke rumah sakit terdekat. Kalian selamatkan dua orang musuhku juga tapi sekap mereka jangan biarkan mereka kabur," suruh Brian."Ya Tuhan Nona Laura dan bayi Anda. Cepat bantu aku untuk membawa kedua musuh Tuan Rendra. Lalu bantu Tuan Rendra untuk membawa Nona Laura dan bayinya ke rumah sakit,"
Rendra saat ini langsung memanggil dokter karena dia begitu senang bayinya tangannya bergerak. Dia menuju ke ruangan dokter memanggil dokter agar bisa memeriksa sang bayi. Dokter yang dipanggil Rendra segera menuju ruangan inap bayi mungil yang belum 3 bulan itu."Dokter, bagaimana keadaan bayiku? Dia tangannya tadi bergerak?" tanya Rendra."Ini suatu hal bagus semoga dia bisa sadar, dia bisa merespon Anda saat Anda bicara dan memegang tangannya," jawab Dokter.Saat sang dokter baru menjawab terdengar suara bayi yang menangis, itu bayi Rendra langsung menangis kencang.Oekk...Oekk...Dokter dan Rendra mendengar suara bayi itu dan mereka kaget."Ya Tuhan, bayi Anda sadar dan syukurlah! Ini keajaiban dari Tuhan, Tuan Rendra." Dokter memeriksa denyut bayi Rendra dengan stetoskop."Syukurlah! Putraku sadar, tinggal menunggu istrinya Laura belum sadar." Binar bahagia dari wajah Rendra terlihat karena salah satu dari dua orang yang dia sayang sudah sadar.Dokter setelah memeriksa bayi Rend
"Baik Tuan! Saya akan segera pergi memanggil dokter pribadi Anda," jawab anak buahnya lalu segera pergi melaksanakan apa yang di perintah Rendra. Rendra mengepalkan tangannya saat melihat Lussy dan Brian terkapar pingsan di depan matanya."Kalian akan rasakan bagaimana ketakutan Laura dan kalian tega bayiku masih tidak tahu apa-apa kalian banting ke lantai." Rendra segera pergi meninggalkan Lussy dan Brian yang sedang pingsan berlumuran darah.Saat ini Rendra menuju kamarnya lalu dia mandi. Dia ingin menghilangkan darah yang ada di tangannya karena tadi dia memukul Brian. Dia tidak mau tangannya berlumuran darah dan tidak mau membunuh mereka berdua. Dia hanya akan menyiksa mereka sampai hidup segan matipun tidak mau."Aku tidak akan membunuh kalian tapi saat ini aku akan menyiksa kalian." Rendra hanya mandi dan berganti baju saja, lalu dia ke rumah sakit untuk menjaga Laura dan bayinya. Di rumah sakit Laura begitu panik karena dia takut Rendra akan membunuh Lussy dan Brian. Laura yak
"Papa, kenapa kamu pingsan?" Rendra panik melihat Papanya pingsan saat di baru sampai di rumah sakit.Rendra meminta dokter rumah sakit untuk memeriksa Papanya karena dia takut penyakit jantungnya kambuh lagi."Dokter, tolong Papa saya! Dia pingsan, saya takut penyakit jantung Papa saya kambuh," ucap Rendra."Suster akan membantu Anda membawa Papa Anda ke ruangan pemeriksaan. Saya akan memeriksa Papa Anda. Memang benar tidak mudah merelakan istri yang meninggal karena bunuh diri," Dokter merasa kasihan pada Papa Rendra.Pap Rendra sudah berada di ruangan pemeriksaan dan dokter sudah memeriksa denyut nadi juga tekanan darahnya juga. Saat Dokter memeriksa pasien, pasien itu langsung tersadar dari pingsannya. Papa Rendra sadar dan dia langsung bangun untuk melihat mayat istrinya yang sedang di periksa oleh dokter. Beberapa polisi berada di rumah sakit karena menjaga jalannya pemeriksaan jenazah Mama Brian yang meninggal karena bunuh diri."Saya mau melihat mayat istri saya, Dokter. Maafk
"Aku hanya menembaknya dengan pistol, aku juga melakukan penyiksaan karena dia tega menyakiti kamu dan bayi kita. Bayi kita dia banting ke lantai membuat akun begitu kesal dan dia harus merasakan penyiksaan dariku," jawab Rendra."Aku tidak sangka, kamu bisa balas dendam demi aku dan anak kita. Jangan biarkan Papa kamu tahu kalau kamu yang membuat Brian seperti itu karena aku tidak mau Papa kamu mengalami penyakit gagal jantung, dia baru saja di operasi penggantian jantung jadi dia tidak boleh banyak pikiran," ucapnya."Papa akan baik-baik saja, aku akan melindungi dia karena dia Papa yang aku punya. Kamu tenang saja, Briand an Lussy akan mengalami penderitaan yang sama.Saat Laura dan Rendra dalam perjalan kembali ke rumahnya, saat ini Lussy sedang berada di ruangam bawah tanah seorang diri. Dia tidak melihat dimana Brian berada. Dia sama-sama pingsan dengan Brian, lalu dia bertanya pada anak buah Rendra."Dimana suamiku?" tanya Lussy."Suami kamu meninggal sepertinya karena dia di te
Anak buah Rendra melihat Brian sudah sadar dan dia menelpon Rendra tapi Rendra tidak menjawab panggilan anak buahnya karena sibuk dengan acara untuk putranya. "Aduh! Tuan Rendra pasti sibuk. Biarkan saja! Aku akan mengawasi Brian saja," kata anak buahnya."Rendra sedang sibuk apa?" Brian bertanya saat anak buahnya selesai menelpon Rendra."Dia sibuk dengan acara pesta kelahiran putrinya jadi kenapa kamu bertanya," jawab anak buahnya.Brain hanya diam saja karena dia merasa Rendra sudah berhasil menghancurkan dirinya dan Lussy."Kurang ajar! Tunggus saja balas dendamku! Aku akan membunuh kalian semua," teriak Brian yang saat itu sudah selesai diperiksa oleh Dokter."Hei kamu diam saja, tidak usah balas dendam karena kamu itu pantas mendapatkan ini semua. Anak dari pembunuh juga akan membunuh adiknya sendiri," sahut anak buah Rendra."Diam kamu! Aku tidak mau kamu ikut bicara," pekik Brian.Anak buah Rendra pergi saat Brian sudah sadar dari komanya. Dia seperti mendapat kesembuhan dan k
"Tolong jawab segera! Apa yang terjadi pada Papa saya Dokter?" tanya Rendra."Papa Anda koma dan dia kemungkinan tidak akan sadarkan diri lagi. Jantung yang baru itu terlihat lemah akibat serangan sock baru saja," jawab Dokter."Apa? Papa akan koma lama? Kenapa bisa?" Rendra sangat kaget mendengarkan ucapan Dokter."Anda yang sabar, mungkin nanti ada keajaiban Tuhan. Mungkin bisa sadar kembali dan saya tidak bisa memprediksinya." Dokter menepuk pundak Rendra yang saat itu dia kaget melihat apa yang terjadi pada Papanya."Tidak! Papa akan seperti mayat hidup, jika koma terlalu lama. Brian, dia itu pembunuh Mama dan juga pembunuh Papa. Aku ingin dia meninggal saja, Papa apa kamu akan memaafkan Brian karena ulah dia kamu seperti itu?" tanya Rendra."Saya akan kembali ke ruangan saya. Pasien sudah di pindahkan ke ruangan khusus perawatan. Saya harap Anda dan sekeluarga sabar dan tetap mendo'akan pasien akan segera sadar." Dokter pamit dia segera pergi meninggalkan Rendra dan Laura.Rendra
"Dia adalah saudaraku, tapi dia anak dari istri kedua Papa. Ada dendam apa kamu sama dia? tanya Rendra."Aku ingin dia merasakan penderitaan yang sama karena dia telah membunuh kedua orang tuaku 2 tahun yang lalu. Rendra menikah kerjasama perusahaan Papa dan Mama saat bangkrut akibat itu orang tuaku meninggal karena serangan jantung," jawab pria misterius itu."Lalu apa kamu bisa membebaskan aku?" Brian bertanya pada pria itu."Aku bisa membebaskan kamu segera," jawab pria itu."Baiklah! Aku akan kerjasama dengan kamu. Bebaskan aku! Bantu aku merebut kembali perusahaan Papa dan semua aset Rendra. Pasti dia akan jatuh miskin, maka kita akan bekerjasama untuk balas dendam.Pria itu menjabat tangan Brian sambil tertawa jahat."Kamu adalah orang yang tepat dan kita akan segera datang ke kehidupan Rendra balas dendam dan menghancurkan dia. Aku hanya butuh saham 5% saja dari setiap perusahaan dia, apa kamu setuju?" "Kita akan segera membalas Rendra, aku bantu kamu saat aku sudah bebas dari