Share

Menyesal

Alih-alih menggubris ancaman Arkan, Galih malah sangat bersemangat karena mendapatkan titik terang keberadaan Aziya dan kedua anaknya.

"Menelantarkan katanya? Mana mungkin aku sekejam itu, mereka yang pergi dariku dengan kejam, aku tidak mungkin membiarkan mereka hidup dalam kekacauan," omel Galih pada dirinya sendiri saat melaju dengan kencang menuju Bandara. Ia harus mendapatkan mereka bagaimanapun juga.

"Kalian mau kemana? Kenapa harus pergi? Ah tidak, bahkan aku masih trauma soal kecelakaan itu," ocehnya penuh kekhawatiran.

Membayangkan hari-hari mendapatkan berita kecelakaan itu, rasanya Galih sudah sangat putus asa. Hidupnya serasa tidak lagi berguna dan penyesalan menyiksanya setiap waktu.

"Kau tidak boleh pergi, Aziya. Kau harus kembali padaku," katanya.

Sementara itu, Arkan menghampiri Aziya dan kedua anaknya.

"Kau terlihat sangat pucat dan kurus, Aziya. Apa kau sedang sakit?" tanya Arkan sembari memperhatikan wajah Aziya yang tirus. "Apa kau tak bahagia hidup bersama Galih?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status