Menikmati matahari yang terbenam dengan indahnya. Seakan menjadi hal yang cukup indah di rasakan oleh Fachri. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan emas itu. Sehingga ia berniat mengajak Dini untuk menikmati momen yang cukup indah tersebut.Satu pesan segera di kirim Fachri pada Dini. Pesan yang cukup manis itu, seketika membuat Dini bersemangat untuk menikmati suasana sore yang indah tersebut. Dini tidak ingin melewatkan momen yang cukup indah tersebut. Ia pun mengiyakan ajakan dari Fachri untuk menikmati suasana sore.Dengan pakaian yang sederhana, Dini sudah lebih dulu menunggu Fachri di depan gapura pondok pesantren. Dia antusias untuk segera menyaksikan bagaimana matahari terbenam dengan begitu indahnya. Hal yang jarang Dini lihat di kota. Mungkin itu yang membuat Dini merasa begitu penasaran dengan matahari yang di janjikan oleh Fachri. Fachri senang saat melihat Dini yang antusias di depan gapura pondok pesantren. Dia segera menghampiri Dini, untuk segera menyapanya. Hal yang m
Tanpa sengaja, Khadijah menjatuhkan gelas berisi air panas yang di minta oleh kiayi Musthofa. Entah apa yang membuat dia begitu ceroboh. Sehingga lupa memegang gagang gelas tersebut. Alhasil, gelas kaca itu pun jatuh ke atas lantai. Menciptakan suara yang cukup keras terdengar oleh banyak orang. Fatimah yang juga mendengar suara gelas yang jatuh tersebut. Segera datang ke dapur untuk menemui Khadijah. Mungkin dia bisa menolong Khadijah dalam membersihkan pecahan beling yang berserakan. Sehingga Khadijah tidak akan membersihkan gelas itu sendirian saja. "Ada apa Bi?" Tanya Fatimah dengan raut wajah penasaran. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku ceroboh. Sehingga menjatuhkan gelas ini," jawab Khadijah mulai membersihkan pecahan beling. Fatimah segera menunduk, membantu membersihkan pecahan beling yang berserakan di atas lantai. Dia terlihat begitu berhati-hati, saat membersihkan pecahan beling yang ada di atas lantai. Berbeda dengan Khadijah yang terlihat begitu sembrono. Tak ayal, t
Matahari terbenam, tentu menjadi hal yang paling di tunggu oleh banyak orang. Semua orang yang pergi ke pantai, tentu merasakan perasaan yang cukup sumringah saat akan melihat momen yang ada. Tidak ada yang membuat orang lain kecewa, selain melihat bagaimana matahari terbenam dengan perasaan yang gembira. Itu yang di rasakan oleh semua orang. Juga di rasakan oleh Dini yang akan melihat secara langsung matahari terbenam.Tidak mungkin menjadi momen yang yang langka. Saat melihat matahari terbenam tidak dengan makanan yang akan mengganjal perut. Sepertinya makanan dengan porsi yang tidak terlalu banyak.Fachri melihat gerobak siomay yang tidak jauh dari tempat dirinya berada. Fachri segera menghampiri gerobak siomay itu. Tentu ia ingin memesan dua porsi siomay untuk dirinya dan Dini. Tanpa bertanya terlebih dahulu pada Dini. Mengingat Dini yang tidak suka dengan makanan pedas."Boleh pesan dua porsi siomaynya Pak?" Ucap Fachri."Makan sini atau bungkus?" Tanya balik penjual siomay."Mak
Merenung selama seharian di dalam kamarnya. Fitri pun mulai menemukan sisi dari dirinya yang selama ini memang sudah berlebihan. Di mana Fitri memang menjadi seorang gadis agresif yang seharusnya tidak di lakukan. Tetapi Fitri melakukan semua itu demi mendapatkan apa yang di inginkan oleh dirinya. Padahal dengan cara itu, Fitri sama sekali tidak mendapatkan apa yang di inginkan olehnya. Sebaliknya, dia justru malah mendapatkan banyak pertentangan dari orang lain. Sehingga perubahan di rasa harus di lakukan oleh Fitri. Sehingga ia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Fitri tidak merubah penampilan dari dirinya yang terlihat sedikit simpel. Hanya saja, mungkin dia akan merubah sikapnya yang selama ini kurang baik. Etika Fitri harus segera di perbaiki. Sehingga ia akan terlihat baik di hadapan seorang Fachri. Itu yang harus di lakukan oleh Fitri saat ini. Fitri langsung mempraktekkan apa yang coba di rubah dari dirinya. Dia mendatangi bi Sanih dengan suara yang cukup lembut. Menanya
Cahaya jingga sudah terlihat menutupi sebagian langit. Pertanda matahari akan segera terbenam di ufuk barat. Momen yang tidak boleh di lupakan oleh semua orang. Beberapa orang mulai menyalakan handphone mereka. Mencoba merekam apa yang terjadi saat ini. Pancaran sinar matahari benar-benar terlihat begitu meredup. Mulai kalah dengan gelap yang membungkus bumi. Tugas matahari yang sudah selesai di hari ini. Orang-orang mulai bersorak saat momen matahari terbenam dengan begitu indahnya. Pengalaman yang jarang di rasakan oleh sebagian orang. Sehingga mereka terlihat begitu gembira bisa melihat matahari yang perlahan pergi tenggelam di makan gelap malam yang datang. Dini pun tidak ingin melewatkan momen yang cantik di hadapannya. Dia segera mengambil handphone, sebelum menyalakan kamera di handphone miliknya tersebut. Pengalaman yang tidak akan pernah bisa Dini lupakan. Sama sekali, ini adalah pengalaman yang cukup berkesan bagi seorang Dini melihat matahari terbenam di ufuk barat denga
Hampir sudah mencoba beberapa kali. Tetapi mesin printer miliknya masih tidak berfungsi dengan baik. Padahal Khadijah harus segera memprint beberapa lembar dokumen penting. Dia pun segera menuju ruang guru. Menggunakan mesin printer yang ada di ruangan tersebut. Sial bagi Khadijah, semua mesin printer di ruangan itu. Sama-sama mengalami kerusakan. Tentu saja itu cukup membuat kesabaran dari Khadijah sedikit teruji. Mengingat Khadijah yang harus segera melakukan print terhadap dokumen yang ada. Khadijah terdiam sejenak. Menenangkan dirinya yang mulai emosi dengan kejadian di hari ini. Mesin printer yang tiba-tiba harus rusak secara bersamaan. Sama sekali ini adalah momen yang paling di benci oleh Khadijah tentunya. "Kenapa mesin printer ini pada rusak. Padahal lagi aku butuhkan. Mau tidak mau, aku harus pergi ke tukang fhoto copy. Sehingga aku bisa segera memprint seluruh dokumen penting ini," ujar Khadijah. Khadijah segera membawa flashdisk kecil miliknya. Menyimpan alat mungil it
Tiba di depan gapura pondok pesantren. Perasaan canggung langsung di rasakan oleh Dini saat melihat Gus Fiment. Apalagi Dini saat ini sedang bersama dengan Fachri. Tentu ada sedikit rasa canggung yang di rasakan oleh Dini saat bertemu dengan Gus Fiment. Dini tidak berani melihat wajah Gus Fiment. Ia hanya menunduk saat berpapasan dengan Gus Fiment. Padahal Gus Fiment berada di hadapannya. "Habis dari mana kalian?" Tanya Gus Fiment pada Fachri dan Dini. "Kami habis melihat sunset di pantai Abi. Tadi itu pengalaman yang cukup seru. Apalagi Dini pertama kali lihat sunset. Jadi itu cukup berharga untuk dia bisa menyaksikan sunset dengan pemandangan yang ada," jawab Fachri dengan wajah sumringah. "Wih seru banget itu pasti," ujar Gus Fiment. "Abi sendiri mau ke mana sekarang?" Tanya Fachri. "Abi mau pergi ke tukang photo copy. Abi mau menyusul Khadijah. Tadi flashdisk dia ketinggalan satu. Abi mau mengantarkan flashdisk ini ke dia," jawab Gus Fiment. Gus Fiment segera pergi dari had
Penjaga photo copy langsung menghampiri Gus Fiment. Dia segera memberitahu pada Gus Fiment akan Khadijah yang di bawa oleh dua orang penjahat. Tentu saja Gus Fiment khawatir saat tahu kabar dari penjaga photo copy tersebut. Dia pun terlihat gelisah dengan kondisi dari adiknya. "Bagaimana itu bisa terjadi? Tanya Gus Fiment. "Dua orang itu membawa Khadijah pergi dengan mobilnya. Dia menodongkan senjata tajam pada kami. Lalu membawa Khadijah ke dalam mobilnya," jawab penjaga photo copy. Retak jantung Gus Fiment mendengar kabar Khadijah yang di bawa oleh kedua penjahat tersebut. Dia merasa itu cukup pilu untuk di dengar. Tetapi itu kenyataan yang harus di terima oleh dirinya. Namun Gus Fiment harus berusaha tetap tenang, dia harus segera menemukan keberadaan dari Khadijah. "Kemana mobil itu pergi?" Tanya Gus Fiment. "Ke arah sana. Sepertinya mereka membawa Khadijah ke arah hutan," jawab penjaga photo copy. Gus Fiment dengan motornya segera menuju ke arah hutan. Tempat di mana Khadij