Share

Part 19

Pernyataan yang baru saja Idris ungkap bagaikan sebuah bom waktu yang siap meletup kapan saja. Erlangga ingin sekali berteriak dan menghabisi seluruh musuhnya. Namun, pria yang sedang tertidur di samping Olivia tetap tidak bisa melakukan itu.

Erlangga menoleh ke sampingnya. Perempuan manis yang sedang tertidur dengan alis yang bertaut adalah satu-satunya alasan kenapa Erlangga sulit bergerak. Dia tidak bisa asal mengambil keputusan, karena ada Olivia di rumah ini. Erlangga takut kalau ada peluru nyasar ke arah Olivia. Bagaimana kalau Olivia terluka?

“Aku tidak mau membuatmu terluka, Liv.” Erlangga mengecup puncak kepala Olivia. Dia mengangkat kepala Olivia untuk merebahkannya di kasur. Ada yang harus dia lakukan sekarang.

Setelah Olivia sudah nyaman di kasur, Erlangga langsung berdiri dan duduk di sofa di ruangan itu. Tangannya menempelkan ponsel yang masih menghubungi Idris ke telinga. “Hari ini aku mau Ryuzen tamat, Dris.”

&ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status