HOTEL BORDEAUX, DUA JAM SEBELUMNYA
Venus berjalan masuk ke dalam kamar presidential suite untuk memenuhi permintaan tunangannya Gerald Moultens. Ia merasa mungkin bisa bicara untuk melihat ke mana arah hubungan mereka selanjutnya.
Venus terkejut saat masuk dan melihat meja untuk makan malam romantis telah ditata Gareth di dekat balkon kamar.
“Apa ini?” Venus berbalik dan Gareth tersenyum manis.
“Kejutan untuk kamu,” jawab Gareth dengan sikap yang berbeda. Ia seperti Gareth yang dulu, manis, penuh kejutan dan menyenangkan. Venus tak bereaksi. Ia hanya melihat saja dan Gareth mendekat untuk membujuknya duduk.
“Aku tahu kamu marah. Tapi aku bersumpah, jika pria di dalam video itu bukan aku. Sungguh, aku tidak mungkin melakukan itu padamu,” bujuk Gareth dengan nada memelas. Venus hanya diam saja memperhatikan. Hatinya sudah terlanjur sakit dan sadar jika Gareth menyakitinya.
“Kamu bisa tanyakan pada sekr
Setelah pagi menjelang, Dion baru bisa menemui Venus. Rei menginap dan tidur di kamar adiknya. Sementara Dion berjaga sampai pagi di depan kamar Venus. Ia merasa bersalah sudah meninggalkan Venus di hotel dan mungkin ia sudah melapor pada kakaknya. Rei adalah yang pertama keluar kamar.“Eh, Mas Dion. Jaga di sini?” tanya Rei sambil mengusap rambutnya yang basah. Dion hanya tersenyum mengangguk.“Iya, selamat pagi.” Dion menyapa singkat.“Pagi. Mas, aku mau ngomong sedikit. Uhm, soal Venus, jangan terlalu ketat. Sesekali kasih dia ruang. Aku takut dia stres,” tegur Rei pelan pada Dion. Dion terpaku sejenak dan mengatupkan bibirnya.“Tapi Tuan Harristian minta agar pengawalan Nona Harristian diperketat sampai pengadilan nanti. Oh iya, Jum’at ini sidang akan dimulai. Nona Harristian akan datang bersaksi.”“Oh ya?”“Iya saya sudah kirimkan jadwalnya ke email kamu ...”
Dengan geram, Gareth melewati satu persatu foto di iPad miliknya. Di sana terpampang foto Venus dengan seorang pria bernama Jupiter King. Siapa yang tak kenal Jupiter, kembaran Ares King itu adalah salah satu pemilik sekaligus CEO King Enterprise. Dan Venus terlihat begitu mesra dengannya. “Sudah kuduga! Dia berselingkuh di belakangku!” geram Gareth makin kesal. Ia sampai melempar tablet itu ke sofa. Mata-mata yang datang untuk melaporkan padanya kemudian memungut iPad itu lagi. “Dia tidak mungkin meminta putus begitu saja!” sambungnya lagi berkacak pinggang dengan kesal. “Apa yang harus aku lakukan, Tuan?” tanya pria yang menjadi mata-mata itu. “Aku ingin Jupiter King dihancurkan!” Gareth berbalik dengan tangan mengepal rasanya ingin meninju sesuatu. “Tapi itu akan sangat sulit. Terlebih videomu dan Nyonya Ackerman ...” Gareth langsung berbalik mendelik pada mata-matanya itu. Pria itu diam dan balik meminta maaf. “Maaf Tuan!”
“AHHHKKK!” Venus berteriak dan dengan cepat disambar oleh Dion sehingga mereka terpelanting ke jalan beraspal cukup keras. Untungnya Dion cepat memeluk Venus sehingga ia tak terluka tapi Dion menggunakan tangannya yang belum pulih untuk menopang dan terbentur. Kyle berlari menghampiri dan berhenti menoleh ke kanan.Mobil yang melintas kencang itu berhenti mengerem mendadak beberapa meter dari mereka. Tapi ia kemudian langsung tancap gas.“HEI!” teriak Kyle memilih mencoba mengejar mobil itu sampai ujung lorong dan langsung mengebut ke jalan raya.Felipe dan komposer musik yang belum sepenuhnya masuk ke dalam bangunannya ikut berlari menolong Dion dan Venus.“Kamu gak pa-pa?” tanya Dion masih merangkul kan kedua lengannya pada Venus. Venus terengah dan sangat pucat. Tapi ia bisa merespons dan menggelengkan kepalanya.“Venus, apa kamu baik-baik saja?” tanya komposer itu sewaktu datang. Dion melepaskan r
Setelah mendapatkan laporan dari Dion, Arjoona tak bisa tinggal diam. Ia harus melakukan tindakan. Putrinya dalam bahaya. Instingnya sebagai ayah bicara bahwa ada yang tengah mengincar putrinya Venus.Tapi pandangan Arjoona meradang saat melihat istrinya pulang diantar oleh pria lain yang diakui sebagai pacar. Arjoona langsung memasang mode herder di depan pintu rumah. Claire yang ketahuan masih berhubungan dengan orang lain tak mau bertengkar di depan tamunya.“Apa lagi yang kau tunggu? Ciuman dari istriku!” hardik Arjoona dengan ubun-ubun mendidih melihat sang istri yang sudah masuk ke dalam tanpa menyapa.Pria bernama Owen itu pun pergi sambil mendengus angkuh. Itu membuat Arjoona jadi membanting pintu depan. Ia bukan marah tapi kecewa.“Princess! Ngapain kamu pulang sama laki-laki itu lagi!? Kamu kan sudah janji sama aku.” Suara Arjoona cukup besar membuat istrinya Claire yang baru pulang bekerja lalu berhenti dan menoleh padan
Jantung Dion melompat-lompat lagi. Posisinya sama seperti saat ia mengalami mimpi tentang Venus beberapa hari yang lalu. Dion butuh oksigen. Paru-parunya mulai sesak.“Mas Dion gak pa-pa kan?” tanya Venus lagi dengan lembut. Dion tak bisa bicara, dia hanya mengangguk saja. Venus pun tersenyum dan melepaskan pelukannya. Sepertinya tak ada bagian Venus melepaskan pelukan dalam mimpinya kemarin, bukan?“Sebenarnya Mas Dion kan punya janji sama aku malam ini,” tambah Venus lagi. Dion mengernyitkan keningnya.“Janji apa?” Venus sontak mengerucutkan bibirnya dengan tingkah cemberut.“Lupa ya? Mas Dion kan kalah tadi siang dan janji mau kencan denganku?” sahut Venus separuh merengek kesal. Mata Dion sontak membesar. Dia kira itu hanya bercanda.“M-Maksud kamu ... beneran ...” Venus mengangguk cepat.“Mas Dion gak mau?”“Bukan ... maksudku ... uh ... tapi ...”
Venus tidak mabuk. Ia menyadari sepenuhnya yang dilakukannya saat ini. Rasa nyaman menimbulkan hal lain di hatinya. Dion tak seperti yang terlihat kala pertama mereka bertemu. Ia sesungguhnya pria berperilaku sopan dan lembut. Sesungguhnya Venus mulai merasa ia berbeda dari sejak awal. Kala Dion lebih sering menundukkan pandangan saat menatap Venus. Tak seperti kebanyakan pria yang menatap Venus liar layaknya santapan manis di akhir hidangan utama.Maka di saat ia larut dalam kesenduan hatinya yang harus menahan sakit akibat pengkhianatan Gareth, Venus seakan menarik dasi Dion untuk mendekat padanya. Tak hanya Venus yang ternyata menginginkannya, tapi Dion juga.Dion menyambut bibir wanita lain untuk mendapatkan ciuman darinya. Ciuman manis yang dulu hanya ia berikan untuk Laras. Sungguh, tak ada Laras saat ini di pikirannya saat ini sama sekali. Benaknya seolah kosong tapi tidak dengan ciumannya.“Hhmmpp ... huh, Ven ...” desah Dion usai perlahan me
Dion tak tidur semalaman. Ia tetap duduk bersandar di ranjang dengan kemeja putih tergulung dan celana hitam yang sama. Hanya jas dan dasinya sudah dilepaskan begitu pula dengan sepatunya.Bagaimana ia bisa tidur setelah semalam berciuman dengan Venus dan itu nyata? Dion bahkan berkali-kali menjilati bibirnya dan rasanya masih bisa merasakan manis dan lembutnya bibir Venus padanya. Dion tak mengerti. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi padanya? Ia hanya ingin menjalankan tugas selama tiga minggu lalu pulang dengan uang 250 juta untuk biaya pernikahan. Tapi apakah ia masih layak menikah dengan Laras sekarang?Di tangannya, Dion terus menggenggam ponsel pribadinya. Ia sangat ingin menghubungi Laras dan mengaku. Mengaku telah menyukai bahkan mencium wanita lain. Tapi bukankah itu hanya akan membuat Laras marah lalu membencinya?Waktu sudah pukul lima pagi itu artinya sekitar jam enam atau tujuh petang di Jakarta. Laras pasti sudah pulang dari kantor. Dion pun mene
“Jadi begitu Dion. Saya sudah mengirimkan notice ke Kedutaan dan mereka akan mulai mengawasi kinerja kamu mulai hari ini. Setelah tiga bulan, kamu baru akan kembali. Posisi Kanit Dalmas akan diisi oleh perwira lain.” Dion hanya bisa memejamkan matanya mendengar seluruh penjelasan dari atasannya.Dion resmi ditugaskan di New York untuk mengawal Venus sampai tiga bulan ke depan. Ia diperpanjang dan posisinya sebagai Kanit Dalmas di Polsek akan diisi oleh perwira lainnya. Sementara Dion akan mendapatkan kenaikan pangkat sehingga saat ia pulang, ia bisa menempati posisi yang lebih tinggi nantinya.“Bagaimana, apa kamu mengerti?” tanya kepala polisi lagi.“Siap, Pak. Saya mengerti!” jawab Dion lagi.“Baik, kalau begitu. Selamat bertugas, selamat malam.”“Terima kasih, Pak!”Dion hanya bisa terpaku menatap layar ponselnya. Sekarang bagaimana caranya ia harus menjelaskan pada keluarganya d