Share

27. Aku Bukan Salah Satu Pelacurnya

Juni membanting pintu kamar dengan jantung berdebar liar. Dadanya berdenyut nyeri dan ia merasa perlu menarik napas lebih dalam untuk menghilangkan sesak di dadanya.

Diliriknya lemari yang terbuka dengan pakaian yang berantakan. Padahal ia baru ingin mengemas pakaiannya dan memilih tinggal di kamar Saga. 

Ia tidak bisa membiarkan dirinya direndahkan. Dia bukan budak seks dan boneka yang bisa dipermainkan. 

Tekadnya memang teguh, tapi yang membuatnya merintih adalah dadanya yang kian sesak dan tiba-tiba saja setetes air jatuh dari matanya. 

Juni tertegun menyadari dirinya baru saja menangis. Dengan cepat dihapusnya air mata itu, mendongak untuk menahan air mata yang hendak keluar dengan deras.

Pintu di belakangnya diketuk dengan sopan.

"Ini Lenna, Nyonya."

Juni menepuk-nepuk kelopak matanya yang sembab sebelum membuka pintu, kemudian mengatur ekspresinya sedatar mungkin.

"Boleh saya masuk, Nyonya?"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status