Share

28. Rasa Bersalah yang Asing

Saga menatap dirinya lewat cermin wastafel. Wajah dingin yang kejam itu memandangnya dengan ekspresi yang rumit. Dalam mata cokelat yang bersinar di bawah lampu kamar mandi itu terpancar kebingungan, kemarahan, kekecewaan, dan luka yang besar.

"Aku memilih pilihan yang kedua asal kau tahu."

"Kalau kau sebegitunya menyukai seks, aku akan berdiri di sudut kamarmu dan melihat hobimu yang tidak beradab itu."

Saga menggertakkan gigi. Seluruh rasa yang tadi menyelimutinya terkalahkan oleh amarah ... dan dia kebingungan harus marah pada siapa. 

Apakah pada wanita itu yang mengatainya maniak seks dan tak beradab, atau pada dirinya yang memang sudah melakukan apa yang dikatakan sang istri.

Detik berikutnya ia tertawa miris. Ia memang maniak seks. Memanggil wanita manapun untuk melampiaskan hasrat dan amarahnya. Itu memang benar. 

Memaksa Juni untuk menonton percintaannya memang tak beradab. Memang benar. Dia tidak beradab. 

Dia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status