Share

73. Kau Bilang Butuh Keluar Kamar

"Jadi apa rencanamu?" Rafael memusatkan perhatian pada gadis berkuncir satu itu.

Siang ini Jeni mengajaknya bertemu di restoran yang lain sesuai janji mereka semalam. 

Jeni memutar bola mata. Wajahnya terlihat sangat serius. "Penjagaan Atlanta sangat susah ditembus. Kita perlu rencana yang sangat matang dan waktu yang tidak sedikit."

"Aku tahu."

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitinya kok."

Rafael mengerjap. Sepertinya sejak tadi ia menatap Jeni dengan sorot tidak percaya.

"Hanya saja ... kita perlu menyiapkan umpan yang besar untuk memancing ikan yang besar pula. Bukan begitu?"

Rafael menatap Jeni lamat-lamat. Menunggu ucapan gadis itu selanjutnya.

"Kita tinggal menunggu celah. Menunggu kapan sang mangsa akan keluar dari kandangnya."

"Jangan berbelit-belit. Katakan saja."

Jeni membulatkan mata. "Hei! Aku sedang menjelaskan secara keren, ya! Jangan memotongku!" Ia mendengus. "Dasar! Aku yang menawari bantua

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status