Share

malam yang berkesan

Haris bertanya pada Ajun, "kamu kelas berapa?"

"Baru 3 SMP, Om."

"Jadi kamu sama Kakak kamu itu cuma tinggal berdua? Apa gak repot?"

"Enggak, kok. Paling ribut doang," jawab Ajun terkekeh.

Pria paruh baya itu tersenyum kecil. Ajun ini mengingatkan dirinya pada Jevran muda. Sama-sama ditinggal orang tuanya. Bedanya Ajun masih dalam lingkup seorang Kakak sedangkan Jevran tidak.

Haris mengusap dagunya pelan. "Saya lihat kamu ini suka tertarik sama koleksi-koleksi di depan?"

"Ajun ini suka koleksi sepatu," celetuk Jevran memindahkan acara Tv.

"Eh, enggak kok. Itu cuma iseng doang. Harganya juga gak mahal-mahal. Yang paling mahal itu sepatu yang dikasih Kak Jevran," elak Ajun. Toh memang benar.

Haris menggeleng tak setuju. "Jangan menganggap sepele hal kecil. Semua koleksi yang kamu lihat itu dimulai dari saya iseng. Kalau kamu mau nanti habis makan malam saya kasih liat koleksi sepatu di atas. Beda kalau Jevran ini gak suka mengoleksi barang. Sukanya mengoleksi mantan."

"Wah, parah. Mau di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status