Tetangga MeresahkanBAB 17Pak Rt menatap tajam kearahku. "I-iya Pak."ucapku sedikit ragu. Bu Darmi melotot kearahku."Bisa Bu Sara jelaskan!"ucapnya lagi. Aku melihat kearah Mas Andi untuk meminta persetujuan.Mas Andi mengangguk tanda Dia setuju. "Begini Pak. Saya pernah memergokin Bu Darmi dan Pak Dodi jam sebelas malam mengalirkan air dari kran belakang rumah Saya tanpa ijin terlebih dulu. Dan beberapa hari yang lalu Bu Sulis juga mergokin Bu Darmi mengalirkan air tanpa ijin dari rumahnya."ucapku sedikit ragu, Karena tahu karakter Bu Darmi pasti akan mencari alasan agar bisa terhindar dari masalah. "Bu Sara sudah dong jangan menambahi masalah buat Saya!"bentak Bu Darmi."Lho, yang Saya katakan memang kenyataan lho Bu."jawabku. "Bu Sara sebenarnya punya dendam pribadikan sama Saya, Makanya selalu mencari kesalahan Saya!"ujarnya marah."Maaf iya Bu Darmi, gak ada dalam sejarah hidup Saya dendam dengan orang."jawabku santai. "Lha. ini buktinya, seenaknya Bu Sara mengatakan j
Tetangga MeresahkanBAB 18Pak Dodi terperanjat mendengar penuturan istrinya. "Apa Bu!"ucapnya lantang. "Santai aja kali Pak!"ucap Bu Darmi. "Coba Ibu ulangi lagi ucapan Ibu!"ucap Pak Dodi marah "Ibu mau Bapak tutup kembali sumur ini!"perintahnya tanpa dosa. "Ibu benar-benar membuat Bapak habis kesabaran ya! Ibu kenapa sich selalu bertindak sesuka hati!"ucap Pak Dodi marah. "Ya makanya Bapak itu kalau ada apa-apa ijin dulu sama Ibu jangan main gali begitu,"ucap Bu Darmi ketus. "Kalau Bapak ijin sama Ibu yang ada sumur ini gak jadi digali dan sudah pasti usulan Pak Rt Ibu tolak mentah-mentah, "ucap Pak Dodi prustasi. "Ya iyalah Pak! Pasti Ibu tolak, mereka itu mau bantu kita gali sumur karena menganggap kita ini miskin! Ibu tidak mau dipandang rendah seperti itu."ucap Bu Darmi lantang. "Bu! Kamu itu waras gak sich!"bentak Pak Dodi. "Ya waras dong Pak!"jwabnya ketus. "Kalau Ibu waras tidak mungkin Ibu itu merasa kita ini kaya! Kita ini memang benar orang miskin jika kita kaya
Tetangga Meresahkan BAB 19Pak Rt dan beberapa warga tertawa mendengar perkataan Bu Darmi. "Iya yang penting Bu Darmi pulang saja dulu."ucap Pak Rt sopan. "Awas ya kalau Pak Rt sampai bohong semua warga disini saksinya."ucap Bu Darmi. Pak Rt mengangguk. Pak Dodi langsung menarik tangan Bu Darmi lalu mereka pulang. Pak Rt meminta warga untuk bubar. Kamipun pulang kerumah masing-masing. Setelah ada sumur dirumah Bu Darmi, tak ada lagi warga yang mengeluh kecurian air, namun warga sering mendengar omelan Bu Darmi ketika menimba sumur. "Pak, coba sana tagih pak Rt, kapan mau beli sanyonya, ibu capek kalau nimba begini,"ucapnya kepada sang suami "Sabar dong Bu... Pak Rt masih belum punya uang, nanti kalau sudah ada pasti dibelikan,"jawab pak Dodi menenangkan sang istri "Iya, kapan? kalau gak ditagih nanti pak Rt ingkar janji lho Pak,"ucapnya lagi "Jangan selalu berpikir buruk sama orang Bu tidak baik,"jawabnya "Ah bapak ini sekarang gak asyik,"protes bu Darmi.Keluhan dem
Tetangga Meresahkan BAB 20 Bu Darmi sangat terkujut atas apa yang telah suaminya lakukan. Dengan memegang pipinya. Bu Darmi bangkit dari duduknya. "Pak!!! Kamu tega menampar Ibu hanya gara-gara kuli itu!"ucap Bu Darmi dengan lantang. "Bukan karena Pak Andi! Tapi karena sudah waktunya Ibu itu sadar bahwa apa yang Ibu lakukan selama ini menyakiti hati orang!!"jawab Pak Dodi tak kalah lantang. "Ibu itu selalu benar! Ibu tidak pernah salah!"bentak Bu Darmi. "Ibu itu harus sadar diri, kita ini sudah banyak dibantu oleh warga disini, bukan berterima kasih tapi Ibu selalu merendahkan mereka!"ujar Pak Dodi marah. "Yang butuh bantuan mereka siapa? Ibu tidak butuh!"jawabnya ketus. "Ibu itu manusia yang sangat munafik. Selalu mengatakan tidak butuh bantuan mereka, tapi Ibu selalu menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang Ibu butuhkan!"ucap Pak Dodi masih dengan nada tinggi. "Bapak itu kalau ngomong coba dipikir dulu! kapan Ibu menerima bantuan dari mereka! cuuuiiiiihhh na
DARMI TETANGGA UNIK BAB 21POV ( Bu Darmi )Namaku Darmi. Aku adalah orang kaya dikampungku, karena orang tuaku adalah juragan sawah.Setelah BapakKu meninggal, sawah dibagi empat.KakakKu menjual bagiannya untuk membeli perkebunan cengkeh.Adikku menjual bagiannya untuk usaha sapi perah.Sedangkan bagianku habis aku jual untuk mengobati anak keduaku Rahayu. sisanya untuk hidup sehari-hari.Aku memiliki suami bernama Dodi. Dia adalah seorang yang sangat pemalas, selama aku menjadi istrinya belum pernah Dia memberi uang untuk keperluan dapur, Semua kebutuhan rumah aku sendiri yang mencarinya.Karena sifat malasnya itu lah keluarga Ku tidak suka dengan Dodi.Ditambah lagi Dodi hanyalah seorang Laki-laki miskin dikampungku, jadi menambah kebencian keluargaKu terhadapnya.Hinaan dan cacian selalu terlontar dari mulut Ibu dan kedua saodara Ku.Mereka selalu menyalahkan aku atas apa yang terjadi.Pernah suatu hari beras dirumahku habis lalu aku coba untuk meminta kepada Ibuku."Bu. beras
DARMI TETANGGA UNIK ( Bu DARMI memulai rencananya ) BAB 22Tiga bulan berlalu.Setelah Bu Darmi meratapi kepedihan hidupnya dengan mengurung diri dan tidak lagi membaur dengan para tetangga. Sebenarnya membuat kami mulai penasaran dengannya. Kami berpikir dan berharap jika Bu Darmi telah menyadari kesalahaannya dan berubah. Pagi itu Bu Darmi mengendarai motornya untuk pertama kali setelah kepergian anak dan suaminya. Entah Dia mau pergi kemana. Dan ketika aku sedang menjemur pakaian aku melihat Bu Darmi sedang berbicara kepada seorang Pria yang membawa sebuah gerobak. Sepertinya Bu Darmi tadi pagi habis membeli gerobak karena pria itu membawa gerobak dan menaruhnya didepan rumah bu Darmi. Mimik wajah Bu Darmi sudah tidak lagi menunjukkan kesedihan. Sepertinya Bu Darmi sudah mulai bisa menerima kenyataan atas apa yang terjadi dengannya. Untuk pertama kali setelah kejadian itu. Aku mencoba menyapa Bu Darmi dengan rasa sedikit ragu dan penasaran, aku putuskan menyapanya karena
DARMI TETANGGA UNIK ( Bu DARMI memulai rencananya) BAB 23Sebulan telah berlalu Bu Darmi berjualan sayur. Pagi itu seperti biasa. Aku berbelanja sayur kepada Bu Darmi.Karena besok adalah ulang tahun anakku Dimas.Aku ingin memasak banyak untuk acara ulang tahun Dimas, aku ingin mengundang anak-anak kecil digang Berkah ini.Aku ingin berbagi sedikit rejeki kepada bu Darmi dengan cara memesan sayuran dan semua kebutuhan untuk acara besok kepadanya, jadi aku tidak harus repot-repot kepasar. "Bu Darmi, Saya bisa pesan ayam empat kilo, kentang tiga kilo, tempe tiga puluh ribu, tahu tiga puluh ribu, cabe merah besar dan cabe merah kecil campur satu kilo, bawang merah sama putih dua kilo."ucapku. "Aduh banyak sekali Bu Sara, bisa dicatat saja biar Saya tidak lupa."ujarnya.Lalu aku masuk kedalam rumah untuk mencatat semua pesananku tadi dan menyerahkan kepada Bu Darmi. "Ini Bu catatannya."ujarku sambil menyerahkan catatan itu. Bu Darmi langsung menerima catatan itu. Bu Darmi me
DARMI TETANGGA UNIK( BU DARMI memulai rencananya )BAB 24Setelah kepergian Ibu-ibu. Aku langsung masuk kedalam rumah. Aku menangis, dadaku terasa sakit sekali. Sore hari ketika Mas Andi."Lho. Dek kok matamu sembab seperti orang habis nangis?"tanyanya bingung. "Bu Darmi Mas! Dia gak belikan apa yang aku pesan, malah ngomong jika aku tidak ada pesan apa-apa."ucapku "Lalu acara Dimas tadi bagaiamana?"tanyanya. "Aku hanya bikin beberapa kue Mas untuk disuguhkan kepada anak-anak dan aku dicibir hampir semua ibu-ibu yang datang Mas tadi."ucapku sambil menyeka air mata. "Sudah Dek, gak usah sedih mungkin memang Bu Darmi lupa."ujarnya sambil berlalu kekamar mandi. "Mana mungkin bu Darmi lupa mas, aku yakin bu Darmi memang sengaja melakukan hal itu,"jawabku "Jangan selalu berpikir negative Dek... Tidak baik,"ucapnya "Mas, coba kamu diposisiku, kamu dicibir direndahkan didepanmu, apa kamu masih bisa ngomong sabar?"jawabku kesal "Dek, dengan kamu marah apa bisa merubah semuanya