Share

Delapan Ketawa

Sudah dua minggu puasa di bulan Ramadhan, dan sudah dua hari ini Mbak Kiki tak kelihatan batang hidungnya. Mungkin karena suaminya sedang libur, jadi dia hanya berdiam diri saja di rumah, adem ayem angkrem, tak membuat kerusuhan apapun di rumahku. Hahaha.

Namun kenyamananku kembali terusik, saat aku melihat dia sedang say goodbye pada sang suami pagi ini. Melihat kegiatan rutinku setiap pagi yaitu menyirami tanaman di halaman depan, Mbak Kiki langsung menghampiri.

“Ciyeeh, pagi-pagi udah basah aja rambutnya,” ujarnya berseloroh. Aku melihat bagian hijabku memang sedikit basah terkena tetesan air.

“Emang kenapa kalau basah rambut, Mbak? Aku mah memang keramas setiap kali mandi,” jawabku cuek.

“Ooh, emang ga dingin apa pagi-pagi udah mandi?” tanyanya lagi sambil bersandar di pagar.

“Udah biasa sih. Aku kalau mau sholat subuh tetep mandi dulu, jadi sholat subuhnya dalam keadaan wangi dan bersih, menghadap Allah ga bau jigong,”

“Hehehe,” ujarnya sambil cengengesan seperti biasanya.

“Berar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status