Share

Pemain Bola

Benar saja, keesokan harinya, Mbak Kiki kembali ke rumahku dengan dandanan rapi. Tangannya menggandeng Azriel dan menenteng sebuah bungkusan besar. Rengginang dan peyek barangkali. Aku sengaja menutup rapat semua pintu rumah setelah suamiku berangkat kerja. Tapi sialnya saking buru-burunya, aku malah lupa mengunci pagar. Hanya menutup rapat saja. Alamatlah, si Nyonya Meneer bisa masuk dan gedor-gedor pintu. Aku dan Davi sudah sepakat untuk bersembunyi di kamar depan, dan tak bersuara agar Mbak Kiki tak curiga.

“Riniii ….” Jelas saja aku tak akan menyahut.

“Kamu kemana Riiin?”

“Duuh, gak ada orang kali, ya?” Pasti sekarang dia lagi cari-cari celah buat ngintip. Hihihi.

“Pelgi kali, Nyak. Kita naik ojek aja la Nyak.” Terdengar suara anaknya menyahut.

“Oh, jangan! Lebih baik pinjem motor N-Cox nya Davi aja biar gaya, pan kite mau pamer,”

Asmirandah, kurang asem kamu ya! Pengen bergaya tapi gak mau keluar biaya!

“Olangnya gak ada Nyak. Ayok lah naik ojek aja,” rengek Azriel.

“Kaga muat, N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status