Share

Sukiyem ditinggal di pasar

Sukiyem ditinggal di pasar

Hari ini aku menunggu Kang Sayur, tapi kok masih belum lewat-lewat juga ya? Ah, kayaknya harus ke pasar, nih. Aku keluarkan si N-Cox, pakai masker dan helm, kemudian pelan-pelan aku starter si N-Cox setelah Davi aman duduk di boncengan. Ketika sudah menyala, gas poll. Bener saja, ada suara tanpa wujud yang segera menyadari keterburuanku untuk menghindarinya.

“Riiin ….”

Mau tak mau aku mengerem motor, dan berpaling mencari wujudnya si Nyonya Meneer.

“Apaan?”

“Mau kemane, lu? Buru-buru amat?” ujarnya tergopoh-gopoh menghampiriku.

“Ke pasar,”

“Ikut, dong!”

“Gak muat, Mbak.”

“Muat!” tanpa tedeng aling-aling dia langsung saja naik ke boncengan motor. Membuat Davi sedikit terjepit karena posisinya di tengah.

“Mah, kok gajah bisa naik motor, sih?” Davi meringis karena terjepit.

“Hush! Anak kecil! Tante bukan gajah,”

“Terus apa?” tanya Davi.

“Induknya gajah, bwahahahaha. Jalan, Rin!”

“Eh, Cempluk! Anakmu kau tinggal?” ujarku mengingatkan.

“Tenang, ada Bapaknye. Udeh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status