Raut bingung terlihat pada wajah Roth menyaksikan sikap Nina dan Elba yang sangat aneh. Sebelumnya mereka tampak rukun dan saling menyayangi. Namun saat ini, keduanya seperti dua kutub. Saling membuang muka dengan segan.
Sementara itu, Tache masih berdiskusi dengan dua pengikut barunya. Clod dan Drew. Kedua remaja tersebut terlihat takjub akan segala informasi mengenai kekompakan klan atau perkumpulan serigala pada umumnya.
“Apakah menurutmu, Drew juga akan berubah seperti aku, Tache?” tanya Clod dengan cemas.
Ia berharap adiknya bisa menjadi sepertinya. Jika tidak, akan sulit bagi Clod melindungi dan menjaga Drew yang pasti memiliki dunia yang berbeda dengannya.
“Terkadang seseorang mengalami perubahan yang tidak menentu. Ada yang cepat dan tepat waktu, tapi ada juga yang sangat lambat. Untuk perempuan, biasanya berubah sangat lambat. Aku berubah waktu berusia sembilan belas tahun. Dua tahun lalu,” terang Tache.
“Tapi
Clod mengikuti dengan patuh keempat seniornya yang terus menerjang lebatnya hutan dan jurang. Ketika mereka tidak menemukan kejanggalan, Letho memimpin mereka memasuki pemukiman.Clod mendeking ketakutan dan mundur perlahan. Polar memandang Clod dengan tatapan memberi dukungan. Dengan pelan, Clod maju dan menapaki aspal. Letho berjalan lurus menuju pertokoan.“Hai Letho!” sapa Mark, si tukang daging dengan ramah. Letho menyalak satu kali membalas.“Wah kau bawa semua adikmu? Apakah ada bahaya?” tanya Mark dengan cemas. Kali ini Polar yang menjawab dengan menyalak dua kali. Mark mengangguk seperti mengerti.“Kuharap baik-baik saja. Selamat bertugas!” Mark melambaikan tangan dengan wajah penuh dukungan. Clod terkesima. Seperti Inikah hidup para serigala di Roger Pass?“Wah Letho! Kau punya pengikut baru?” seru Diane, wanita penjual buah juga dengan ramah dan senyum lembut. Letho hanya menjawab dengan gonggongan pelan.Clod menjadi percaya diri dan m
Nina membuka mata dengan enggan. Tidak ada satu pun dari sekian tidurnya yang nyenyak dalam beberapa tahun terakhir. Selalu dipenuhi mimpi buruk dan gelisah.Ia beringsut turun dan segera melenggang ke dapur. Dengan menguap ia menyalakan mesin pembuat kopi dan meletakkan takaran sesuai.Ponselnya yang ia charger dekat microwave berbunyi. Nina mengangkat panggilan dari Tache. Ternyata undangan makan siang hari ini. Nina mengiyakan dengan mata mengantuk. Hidup sendiri di rumah ini cukup menyiksanya. Semua mengingatkan dia akan kebersamaan bersama mendiang Oliver, Abigail, Roth juga pria yang ia cintai, Elba.Mata Nina menangkap tempelan jadwal sekolah Abigail di pintu kulkas. Ia mendekat dan mengelus kertas tersebut dengan wajah rindu. Ia begitu menyesal teramat sangat. Abigail bahkan belum sempat merasakan indahnya menjadi remaja.Mesin kopi berbunyi menandakan telah selesai memproses. Nina berbalik meninggalkan kulkas dan menyambar gelas kopi serta menuan
Nina baru saja tiba di kantor Ray pagi itu ketika Tache menghampiri dengan terburu-buru.“Coba tanyakan pada temanmu, Panther. Karena jika informasi dari temanku benar, maka hanya tinggal dua keluarga saja yang masih dalam pencarian. Tiga dari mereka telah tewas sebulan yang lalu,” ucap Tache dengan tempo cepat.“Tunggu!” pinta Nina. Ia segera menjauh untuk melakukan panggilan ke Panther. Tidak lama kemudian Nina kembali.“Panther tidak begitu yakin akan hal tersebut. Siapa temanmu yang memberi kabar?” tanya Nina.“Klan yang ada di Texas,” jawab Tache. Nina mengetukkan ponsel pada bibirnya sambil berpikir.“Kita tidak bisa mengandalkan kebenaran dari berita yang masih simpang siur ini. Tapi aku yakin, lambat laun kita akan mengetahuinya,” pungkas Nina.“Ya. Kita akan menunggu. Hanya itu yang bisa kita lakukan,” gumam Tache.***Hollow mengajak Clod melakuka
Newt, anak ketiga Ray, berteriak dengan suara yang tidak jelas dari seberang jurang. Nina memang mendengar suaranya, tapi gema suara mengacaukan semuanya.“Bicara pelan, Newt! Aku tidak mendengarmu dengan jelas!” teriak Nina.Newt menunjuk ke bawah dengan gerakan sekuat tenaga.“Aku akan melompat turun. Newt melihat sesuatu di bawah,” ucap Nina.“Hati-hati!” seru Hollow.Siang itu, Nina bersama dua ank lelaki Ray berpatroli di daerah paling berbahaya di Roger Pass, bagian timur.Mereka mendengar ada teriakan dan Newt mencium bau darah. Ternyata setelah ditelusuri, jurang yang memiliki dasar sungai yang sangat deras. Tempat itu sering pergunkan untuk para wisatawan arung jeram.Karena khawatir akan keselamatan seseorang yang mungkin terperangkap di bawah sana, ketiganya memutuskan untuk memeriksa.Nina menuruni jurang yang penuh dengan batu mencuat dengan lincah. Beberapa kali Nina sempat terp
Coque kebagian menyiapkan makan malam kali ini. Ia membuat spaghetti yang lezat dengan ayam panggang keju. Roth tampak tidak sabar mengisi piringnya dengan makanan.“Ini sangat hmm … enak sekali,” puji Roth sementara mengunyah.“Aku adalah koki masak yang terbaik!” akunya Coque dengan sombong. Elba terkekeh namun membenarkan.“Aku butuh makan yang banyak. Hari ini energiku terkuras untuk membersihkan tubuh Abigail dari toxic,” cetus Roth sembari menarik paha ayam.“Kau selalu makan banyak tiap hari, Roth!” gerutu Coque dengan kesal. Roth tertawa sambil meringis.“Mustafa, aku akan mengunjungi Roger Pass besok pagi. Ada pesan untuk seseorang?” tanya Roth kemudian mengalihkan topik. Suapan tangan Elba berhenti dan urung masuk ke mulut.“Tidak. Aku tidak memiliki pesan apa pun,” jawabnya pelan. Elba kembali melanjutkan santapannya dengan wajah muram.Coque melirik keduanya dengan wajah curiga.“Apakah ini ada hubungannya dengan gadis Serb
Pagi itu seperti hari-hari lainnya. Setiap orang melakukan aktivitas yang normal dan rutin. Nina membaca koran pagi dan segera bergegas untuk meneruskan latihannya dengan Drew. Sudah dua minggu berlalu dan Drew menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.Kemampuan memanah Drew juga sangat baik. Ia hampir menandingi Nina sendiri. Tache yang merasa tersaingi segera meningkatkan kualitas latihannya dengan Swan. Sementara Letho yang menjadi mentor Clod tidak menemui kesulitan berarti. Clod memang sangat berbakat dan bisa mengikuti semua dengan hasil memuaskan. Jonas sendiri yang berada dalam asuhan Kein, paman mereka, juga mengalami kemajuan dalam menyesuaikan diri sebagai serigala muda.Langit sangat mendung dan hujan salju tidak berhenti turun. Namun tidak ada yang merasa aneh. Cuaca Roger Pass memang tidak pernah lekang oleh salju. Bulan September yang seharusnya menyisakan musim panas, sudah menunjukkan pertanda musim dingin kembali.Entah karena insting atau memang
Halaman rumah Ray penuh dengan orang-orang yang berjuang untuk mereka. Letho dan adik-adiknya menambah meja dan kursi untuk semua duduk dan menikmati santapan yang Nefiri dan perempuan klan mereka sediakan.“Jadi, itukah yang sedang terjadi saat ini? Roger Pass menjadi pusat perkumpulan bagi makhluk kegelapan?” tanya Ray dengan raut bingung.“Ya! Kami mengetahui dari batu penjuru dunia, Georen,” jawab Loco dengan bangga.“Georen? Apakah dia juga manusia seperti Karmuzu dan Merpola?” tanya Nina. Loco mengangguk.“Yang tertua adalah Merpola, wanita pengendali waktu dan jarak. Kedua adalah Karmuzu, pria yang memiliki mata untuk masa depan. Ketiga, Herfate, wanita yang menjaga cuaca dan iklim dunia. Terakhir, Georen. Pria penjaga bumi beserta isinya.” Paparan dari Loco sangat mengejutkan semuanya.“Kenapa Roger Pass menjadi pusat bagi makhluk tersebut berkumpul? Apa alasannya?” tanya Letho yan
Setelah mengetahui jika Drew ternyata adalah panglima yang terpilih, semua berembuk hingga dini hari. Penyekapan Abigail di dataran Alaska ternyata cukup berhasil menahan adik Nina dari menjadi pewaris kegelapan.Ray menginginkan hal yang sama untuk Drew. Nina tidak mampu mengeluarkan ide sedikit pun. Menjelang pukul satu dini hari, Roth muncul dengan mulut uring-uringan.“Aku kembali tersesat dan tidak bisa mencapai Roger Pass dengan cepat!” keluhnya dengan geram.“Sesuatu menghalangimu, bukan?” tanya Loco sambil mengupas kacang.“Kau tahu?” tanya Roth heran sekaligus senang, ia tidak perlu menjelaskan mengapa.“Sama dengan Merpola yang butuh beberapa kali untuk memunculkan portal menuju Roger Pass!” balas Loco.“Wah! Kupikir hanya perjalanan kami yang terhambat, ternyata kalian juga?” seru Firai mengungkapkan kendalanya.“Yes! Semua analisa dan dugaanku adalah benar!&