Nina baru saja tiba di kantor Ray pagi itu ketika Tache menghampiri dengan terburu-buru.
“Coba tanyakan pada temanmu, Panther. Karena jika informasi dari temanku benar, maka hanya tinggal dua keluarga saja yang masih dalam pencarian. Tiga dari mereka telah tewas sebulan yang lalu,” ucap Tache dengan tempo cepat.
“Tunggu!” pinta Nina. Ia segera menjauh untuk melakukan panggilan ke Panther. Tidak lama kemudian Nina kembali.
“Panther tidak begitu yakin akan hal tersebut. Siapa temanmu yang memberi kabar?” tanya Nina.
“Klan yang ada di Texas,” jawab Tache. Nina mengetukkan ponsel pada bibirnya sambil berpikir.
“Kita tidak bisa mengandalkan kebenaran dari berita yang masih simpang siur ini. Tapi aku yakin, lambat laun kita akan mengetahuinya,” pungkas Nina.
“Ya. Kita akan menunggu. Hanya itu yang bisa kita lakukan,” gumam Tache.
***
Hollow mengajak Clod melakuka
Newt, anak ketiga Ray, berteriak dengan suara yang tidak jelas dari seberang jurang. Nina memang mendengar suaranya, tapi gema suara mengacaukan semuanya.“Bicara pelan, Newt! Aku tidak mendengarmu dengan jelas!” teriak Nina.Newt menunjuk ke bawah dengan gerakan sekuat tenaga.“Aku akan melompat turun. Newt melihat sesuatu di bawah,” ucap Nina.“Hati-hati!” seru Hollow.Siang itu, Nina bersama dua ank lelaki Ray berpatroli di daerah paling berbahaya di Roger Pass, bagian timur.Mereka mendengar ada teriakan dan Newt mencium bau darah. Ternyata setelah ditelusuri, jurang yang memiliki dasar sungai yang sangat deras. Tempat itu sering pergunkan untuk para wisatawan arung jeram.Karena khawatir akan keselamatan seseorang yang mungkin terperangkap di bawah sana, ketiganya memutuskan untuk memeriksa.Nina menuruni jurang yang penuh dengan batu mencuat dengan lincah. Beberapa kali Nina sempat terp
Coque kebagian menyiapkan makan malam kali ini. Ia membuat spaghetti yang lezat dengan ayam panggang keju. Roth tampak tidak sabar mengisi piringnya dengan makanan.“Ini sangat hmm … enak sekali,” puji Roth sementara mengunyah.“Aku adalah koki masak yang terbaik!” akunya Coque dengan sombong. Elba terkekeh namun membenarkan.“Aku butuh makan yang banyak. Hari ini energiku terkuras untuk membersihkan tubuh Abigail dari toxic,” cetus Roth sembari menarik paha ayam.“Kau selalu makan banyak tiap hari, Roth!” gerutu Coque dengan kesal. Roth tertawa sambil meringis.“Mustafa, aku akan mengunjungi Roger Pass besok pagi. Ada pesan untuk seseorang?” tanya Roth kemudian mengalihkan topik. Suapan tangan Elba berhenti dan urung masuk ke mulut.“Tidak. Aku tidak memiliki pesan apa pun,” jawabnya pelan. Elba kembali melanjutkan santapannya dengan wajah muram.Coque melirik keduanya dengan wajah curiga.“Apakah ini ada hubungannya dengan gadis Serb
Pagi itu seperti hari-hari lainnya. Setiap orang melakukan aktivitas yang normal dan rutin. Nina membaca koran pagi dan segera bergegas untuk meneruskan latihannya dengan Drew. Sudah dua minggu berlalu dan Drew menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.Kemampuan memanah Drew juga sangat baik. Ia hampir menandingi Nina sendiri. Tache yang merasa tersaingi segera meningkatkan kualitas latihannya dengan Swan. Sementara Letho yang menjadi mentor Clod tidak menemui kesulitan berarti. Clod memang sangat berbakat dan bisa mengikuti semua dengan hasil memuaskan. Jonas sendiri yang berada dalam asuhan Kein, paman mereka, juga mengalami kemajuan dalam menyesuaikan diri sebagai serigala muda.Langit sangat mendung dan hujan salju tidak berhenti turun. Namun tidak ada yang merasa aneh. Cuaca Roger Pass memang tidak pernah lekang oleh salju. Bulan September yang seharusnya menyisakan musim panas, sudah menunjukkan pertanda musim dingin kembali.Entah karena insting atau memang
Halaman rumah Ray penuh dengan orang-orang yang berjuang untuk mereka. Letho dan adik-adiknya menambah meja dan kursi untuk semua duduk dan menikmati santapan yang Nefiri dan perempuan klan mereka sediakan.“Jadi, itukah yang sedang terjadi saat ini? Roger Pass menjadi pusat perkumpulan bagi makhluk kegelapan?” tanya Ray dengan raut bingung.“Ya! Kami mengetahui dari batu penjuru dunia, Georen,” jawab Loco dengan bangga.“Georen? Apakah dia juga manusia seperti Karmuzu dan Merpola?” tanya Nina. Loco mengangguk.“Yang tertua adalah Merpola, wanita pengendali waktu dan jarak. Kedua adalah Karmuzu, pria yang memiliki mata untuk masa depan. Ketiga, Herfate, wanita yang menjaga cuaca dan iklim dunia. Terakhir, Georen. Pria penjaga bumi beserta isinya.” Paparan dari Loco sangat mengejutkan semuanya.“Kenapa Roger Pass menjadi pusat bagi makhluk tersebut berkumpul? Apa alasannya?” tanya Letho yan
Setelah mengetahui jika Drew ternyata adalah panglima yang terpilih, semua berembuk hingga dini hari. Penyekapan Abigail di dataran Alaska ternyata cukup berhasil menahan adik Nina dari menjadi pewaris kegelapan.Ray menginginkan hal yang sama untuk Drew. Nina tidak mampu mengeluarkan ide sedikit pun. Menjelang pukul satu dini hari, Roth muncul dengan mulut uring-uringan.“Aku kembali tersesat dan tidak bisa mencapai Roger Pass dengan cepat!” keluhnya dengan geram.“Sesuatu menghalangimu, bukan?” tanya Loco sambil mengupas kacang.“Kau tahu?” tanya Roth heran sekaligus senang, ia tidak perlu menjelaskan mengapa.“Sama dengan Merpola yang butuh beberapa kali untuk memunculkan portal menuju Roger Pass!” balas Loco.“Wah! Kupikir hanya perjalanan kami yang terhambat, ternyata kalian juga?” seru Firai mengungkapkan kendalanya.“Yes! Semua analisa dan dugaanku adalah benar!&
Sisa pertempuran yang terjadi tadi malam menyisakan rasa yang mencekam. Masing-masing tidak menyangka jika serangan pertama bisa sebesar itu dan harus melibatkan beberapa puluh pahlawan dari timur untuk membantu mereka.Nina menatap anak buah Ray dan petugas kebersihan kota yang sedang menyingkirkan mayat-mayat yang sebagian mulai membusuk dengan cepat.Perasaan Nina menjadi lebih tenang dan hawa memburunya teredam. Roth mengajaknya pulang untuk beristirahat. Nina merangkul iblis yang kini menjadi sahabat yang mengerti jiwa juga kepribadiannya. Tanpa keduanya sadari, ada ikatan erat yang terjalin dari waktu ke waktu. Terutama Roth yang sangat mengkhwatirkan Nina teramat sangat. Ia merasa berhutang kehidupan baik pada wanita itu. Walau Nina tidak pernah menyadari tentang hal tersebut, tapi Roth menyimpan dalam-dalam.Suatu saat, jika ia bisa membalas dengan layak, Roth pasti melakukannya dengan senang hati dan tanpa beban.Seiring mobil meluncur menuju
Semua mempersiapkan diri dengan siaga. Nina mulai merasakan desakan tinggi untuk menghabisi Drew. Sungguh ironis memang. Dua gadis yang dalam asuhannya berakhir menjadi target Nina karena takdirnya sebagai huntress.Hati Nina tergores oleh luka yang sangat dalam. Ia tidak menyangka jika Drew akan berakhir seperti adiknya. Keduanya bahkan berada dalam posisi yang sama dan menerima kondisi yang sejalan sebagai kaki tangan ayahnya, Lucifer!Panther setengah mati mendorong tubuh Drew yang sama besar dengan dirinya untuk menjauh dari pasukan lainnya yang tampak seperti semut yang kerdil.Nina menarik busur di punggungnya dan melepaskan anak panah yang telah diolesi obat penidur Nefiri. Anak panah itu menancap di bagian belakang Drew dan membuatnya menggeram serta menoleh padanya. Anak panah kedua dan ketiga meluncur kembali, kali ini Nefiri telah siap dengan mantra tidur untuk melengkapi obat herbal yang telah Nina tembakkan.Drew terhuyung sesaat dan kemudian jat
Kedatangan putra bungsu Raja Abdul Rahman Al Bustaniar disambut dengan isak tangis oleh keluarga besarnya. Elba memeluk kakak sulungnya yang selama ini dekat dengannya, Astiya.“Kemana saja dirimu, Elba?” bisiknya dengan tergugu. Elba merengkuh kakaknya dengan erat.Pamannya, Mousa Ahmed Al Bustaniar, mendekat dan memeluk keponakannya dengan wajah bahagia.“Alhamdullilah, Allah masih memberimu umur panjang,” ucapnya penuh syukur.Di antara keluarga ayahnya, Mousa yang paling mengerti tentang kebenciannya dan penolakan keras Elba pada pemerintahan Abdul Rahman. Mousa juga yang selalu mendukung Elba untuk tidak meneruskan warisan tradisi kuno yang begitu menghancurkan banyak orang berharga mereka, termasuk anak perempuan dan istrinya.Penguburan sang raja diimami oleh Elba menuju liang lahat. Semua rakyatnya berkabung. Walaupun Abdul Rahman seorang diktaktor, namun Iran maju sebagai negara makmur dan juga kaya raya dengan minyaknya.Begitu semua sel