Share

Mari Berbelanja

“Nona mohon maaf atas kekacauan tadi, mohon tunggu sebentar selagi saya mengosongkan toko” Ucap manager toko sopan.

“Kau meminta maaf pada orang yang salah” jawabku dingin.

“Mohon maaf nona muda, atas perilaku saya yang kurang sopan” Ucap Manajer toko kepada Anastasia.

“Kupastikan kau tidak akan mendapatkan bonus apapun di tahun ini” Ucapku ketus.

Ku seret Anastasia ke sebuah kursi, sebelum Anastasia membalas permohonan maaf dari Manager toko.

10 menit telah berlalu, toko pun kosong, hanya ada mereka berdua dan pegawai toko. Ponselku berbunyi, ah Stefany, Saat ku angkat ponselku, Stefany menyemburkan amarahnya.

“Fany, apakah kau sudah lapar?” tanyaku tanpa menghiraukan amukan Stefany.

“Belum” Jawabnya.

“Mari berbelanja terlebih dahulu, kau tau toko Beautiful Rose di seberang kafe, kami ada disana” jelasku.

Pegawai toko menyambut kedatangan Stefany dan mengantarkannya ke ruang tunggu khusus tamu VIP, sesampainya di ruangan VIP dia bertanya padaku dan Anastasia.

“Apa aku melewatkan sesuatu?” Tanyanya, Stefany begitu heran dengan toko Beautiful Rose yang kosong, tidak biasanya toko itu kosong.

“Nona konglomerat pemegang Black Card ini, mengosongkan toko hanya untuk berbelanja” Goda Anastasia.

“What? Kau memiliki Black Card?” Tanya Stefany tak percaya.

Aku hanya mengangkat bahuku.

“Cepatlah pilih beberapa baju untukmu Anastasia, bila kau mau kau juga bisa memilih beberapa” Ucapku pada Anastasia dan Stefany.

“Tidak terima kasih Jenny, kau menyelamatkan harga diriku lalu mengusir Cecilia dan Soraya sudah lebih dari cukup untukku” Tolak Anastasia

“Berterimakasihlah dengan menerima pemberianku, aku hanya tak ingin kau dipandang remeh hanya karena pakaianmu, kau temanku, hatiku terasa sakit apabila ada yang meremehkanmu, di zaman sekarang 1 banding 1000 orang yang tidak menilai dari penampilan” paksaku tanpa menerima penolakan.

Kami berbelanja hampir satu jam, terdapat hampir 20 potong baju di keranjang Anastasia, dari celana, rok, cardigan, baju yang manis untuk dipadupadankan. Hampir semua dipilihkan oleh Stefany, Anastasia hanya memilih beberapa potong baju saja.

"Fany, apa kamu berencana untuk membuka toko pakaian di rumahku?" Tanya Anastasia.

“Tubuhmu sangat ideal, aku sebagai calon designer tidak bisa membiarkanmu begitu saja” Stefany beralasan.

“Jenny, cobalah pakaian ini, sepertinya sangat cocok untukmu” Stefany menyerahkan baju berwarna coklat muda dengan potongan rok berenda, menjadikan baju itu terlihat manis.

“Baju di rumahku masih sangat banyak yang belum pernah kupakai, aku tidak berencana membeli baju” Tolakku.

“Aku tidak menerima penolakan” Balas Stefany menyeretku ke dalam kamar ganti.

Dengan malas aku mencoba baju pilihan Stefany, pada saat aku melihat pantulan diriku di cermin, aku termenung, tubuhku terlalu sempurna, kaki yang jenjang, paha ramping dan perut rata. Tunggu. perutku berotot seperti angka 11, pantat dan payudaraku tidak terlalu besar tapi tidak bisa dibilang kecil, namun sangat kencang seperti buah persik, lenganku ramping namun kencang, samar memperlihatkan otot-otot halus.

Tubuh seperti ini tidak mungkin terbentuk dengan sendirinya, selama ini aku hanya mengikuti Mom olahraga yoga atau pilates. Itupun hanya gerakan-gerakan ringan, aku tidak diperbolehkan berolahraga terlalu keras karena takut tubuhku kelelahan kemudian jatuh sakit.

Untuk ukuran gadis penderita kelainan hati dan memiliki imun yang sangat lemah, peluang memiliki tubuh seperti ini hampir tidak mungkin.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status