Jo Collin menyunggingkan senyuman misterius. Alih-alih menjelaskan, Collin malah mengamati Lock dengan tatapan yang membuat Lock mengerutkan kening.
“Apa?”
Tangan Collin bertumpu pada pahanya, sementara matanya berpendar kekuningan saat mengamati Lock. “Menarik sekali, Lock Easton.”
“Apanya?”
“Aura-mu berubah lagi, kau tahu itu? Kau bisa menipu yang lainnya, tetapi tidak untuk mataku,” Collin mengetuk kacamatanya. “Ada alasan mengapa aku mengenakan kacamata ini. Mataku ini sangat istimewa sehingga bahkan si pemarah Mia tidak memecatku meski aku membuatnya darah tinggi. Oh, aku harus menceritakan padamu bagaimana dia memohon-mohon dengan amat sangat dan dengan mata berkaca-kaca, memintaku untuk..”
“Kukira kau rabun?”
Collin mengerutkan kening. “Aku baru saja hendak menyampaikan cerita keren yang kuyakin akan memberimu insipirasi. Tapi, yah sudahlah. Oh, ngo
Tangan Collin terhenti di udara saat hendak membuka pintu kamarnya.‘Oho, lihat siapa yang datang mengunjungiku.’ Sudut bibirnya tertekuk ke atas.Collin membuka pintu kamar dengan berlagak.“Selamat siang, sungguh suatu kehormatan mendapat kunjungan mulia seperti ini,” ia membungkuk. “Paragon Julian.”Julian berdiri tepat di depan jendela, menunggu kedatangan Jo Collin dengan ekspresi ramahnya yang biasa. “Salam, Pengamat Jo Collin,” katanya sembari tersenyum lembut. “Padahal aku telah menutupi Auraku sedemikian mungkin. Kau tahu, aku kemari diam-diam. Tetapi, sepertinya aku tidak mungkin bisa menutupinya darimu?”Collin menutup pintu yang berada di belakangnya. “Apakah Anda hendak berkata bahwa saya sangat berbakat?”Julian terkekeh. “Tepat sekali. Aku sudah sering mendengar Pengamat Mia menceritakan tentang dirimu.”Collin beranjak dan berdiri
Seminggu setelahnya, situasi di Dunia Baru yang sebelumnya memanas, berangsur-angsur mulai mereda. Penyerangan para Vampir sudah tidak lagi terdengar, para Petarung berjaga 24 jam di wilayah Zona Merah, dan kabar mengenai ‘Bibit’ yang tengah bertumbuh lagi di Earthkine – keluar langsung dari bibir sang Titisan – membuat penduduk sedikit lebih tenang.Meski begitu, ketegangan masih terasa, terutama bagi para anggota Divisi Petarung. Itu karena mereka tahu bahwa keadaan sebenarnya tidaklah sebaik itu. Meski penyerangan memang betul telah berhenti, namun sekarang tengah terjadi krisis kepercayaan di dalam Divisi Petarung. Ada beberapa kandidat Petarung yang dinilai sangat mencurigakan, dan mereka semua diawasi dengan saksama oleh berpuluh mata.Lock Easton adalah salah seorang kandidat yang dicurigai karena pemuda tersebut, secara ajaib dan mencurigakan, dapat menemukan lokasi Lady yang berada dalam kondisi transparan seperti layaknya Imp.B
David mengacuhkan pertanyaan Gary. “Sudah 2 minggu, ‘kan?”Lock menjatuhkan Tsin-san yang dipegangnya dengan raut wajah suram. “Aku tidak ingin membicarakan itu.”“Aku sekarang benar-benar yakin kau sinting,” kata Gary. “Apa belum cukup latihan dengan Jo Collin selama 3 bulan di Akademi?”David berusaha menyambar kepala belakang Lock. “Aku sudah menduganya! Berapa kali dia memukulmu dalam satu jam hingga membuat kepalamu menekuk ke dalam secara permanen seperti ini?”Lock menepis tangan David tanpa berkata apapun selain menenggak gelas Suri ketiganya.Jo Collin terkenal sebagai pelatih gila yang gemar memukul tanpa alasan, dan memang itulah yang terjadi selama 2 minggu belakangan dalam pelatihannya yang serba rahasia. Seperti pendekar, ia harus berlatih di sebuah hutan belantara di Earthkine yang memiliki banyak sekali hewan buas. Pada minggu pertamanya, ia bahkan mendapatkan cakaran
Tiga hari sebelum Misi, Lock akhirnya bertemu dengan orang-orang yang akan pergi ke Dimensi Ravaryn bersama dengannya – selain Soren yang berperan sebagai Ketua Tim.‘Seharusnya aku sudah bisa menduganya karena yang mengajakku pergi adalah Soren.’Pemilihan anggota yang bisa ditebak, tetapi sekaligus cukup mengejutkan karena Lock melihat Rue disitu. Lalu, duduk di sebelahnya adalah Travis.‘Lama tidak bertemu dengan wajah berminyak menjengkelkan ini cukup membuatku kangen.’ pikir Lock.Dahulu, dia selalu melihat Travis dimana-mana seolah pemuda itu tercipta untuknya. Namun, sejak tersandung masalah, Lock nyaris tidak bisa melihatnya lagi.Lock melambai penuh semangat sembari tersenyum pada Travis, yang dijawab dengan tatapan membunuh yang intens dari pemuda itu.‘Sudah kuduga, dia masih saja tidak lucu.’Kemudian, ada 2 orang lain telah duduk di ruang pertemuan. Hiro adalah calon Petarung Golo
<Stasiun 1,287> Dari jam tangannya, Lock mendapatkan informasi bahwa cuaca di Dimensi itu cerah dengan suhu 17oC. Waktu juga menunjukan pukul 6 lewat, meski di Dunia Baru waktu masih menunjukkan pukul 2 subuh. Lock memeriksa semua perlengkapannya; mulai dari pakaian, dan space pocket. Tidak lupa, ia juga memastikan bahwa ia telah menggosok gigi. “Ah.” Jasmine meliriknya. “Apa?” “Aku lupa membawa sikat gigiku.” “Petarung Jasmine, tidak perlu meladeni ucapan si brengsek itu.” kata Travis benci. ‘Mereka semua betul-betul tidak bisa diajak bercanda.’ pikir Lock, melempar senyum kepada Jasmine yang memberengut kesal. [Hei, hei! Apa kita akan pergi ke dimensi lain?] Suara Iophel terdengar bersemangat. [Apa kita akan mencicipi makanan dari Dimensi lain?] [Kau bahkan tidak perlu makan banyak lagi setelah aku ada, tapi kau sekarang betul-betul r
Tidak lama kemudian, Lock berjalan menyusuri gorong-gorong gelap berkabut yang beraroma sampah. Jam tangan serbaguna-nya memberikan cahaya putih samar, satu-satunya cahaya yang menjadi penuntunnya di dalam kegelapan. Di sebelahnya, Rue berjalan dalam diam. Senter dari jam tangannya hanya fokus pada jalanan yang akan dilaluinya.“Kenapa kita harus masuk kesini?”“Untuk mencari tahu bagaimana bisa Makhluk Gosong muncul di pemukiman warga.”Lock mengangkat satu alisnya. “Dan menurut Soren, kita bisa menemukan jawabannya disini.” kata Lock dengan nada datar.“Apa kau betul-betul tidak mendengarkan rencana Soren selama rapat terakhir kita?”“Apa kau bisa mengingat semua rencananya? Dia membicarakan puluhan rencana dalam 3 jam yang sangat singkat itu.” ujar Lock. “Lagipula, aku tidak menduga tempat yang harus kita cari pertama kali adalah gorong-gorong gelap yang bau seperti ini.&
Seluruh tubuh Lock sakit, tetapi dia tidak melonggarkan kewaspadaan. Matanya masih mengawasi Makhluk Gosong yang berdiri dalam bayang-bayang gelap.Makhluk itu tinggi dan besar, jelas bukan manusia. Tubuhnya berbulu halus dengan kuku jemari yang panjang seperti binatang buas. Berada di balik kegelapan membuatnya tampak menakutkan – seperti monster yang hanya muncul dalam mimpi buruk anak-anak. Dengan tubuh berotot dan kekar, juga nafas berat tertahan seperti dentingan nada sumbang yang menggema di gorong-gorong yang gelap, cukup membuat siapapun bergidik.[Dasar bodoh!] Rael memaki. [Tidakkah kau merasakan Aura-nya saat ia hendak menyerang? Idiot ini luar biasa idiot.]“Kau baik-baik saja?” tanya Lock pada Rue, meski mata-nya masih tertuju pada sosok gelap tersebut.Rue menggumamkan jawaban, tetapi Lock tidak mendengar karena sosok gelap itu bergerak kembali.Lock menyalurkan ‘Caera’-nya pada sabetan pedangnya, membuat
Kota Westeria pada pagi hari terlihat ramai dan sibuk, sangat bertolak belakang dengan suasana sebelum matahari terbit. Rumah-rumah tingkat terbuat dari batu kokoh, dengan toko-toko sederhana di jalanan berbatu yang luas. Orang-orang lalu lalang di jalan setapak, sementara kereta-kereta kuda melintas di tengah-tengah mereka, mengangkut barang-barang dagangan.Pusat kota utama Westeria tidak kumuh atau menyeramkan seperti pemukiman tempat mereka muncul sebelumnya. Kota itu mengingatkan Lock pada Kota Kuno yang menyenangkan dan astetik di Earthkine. Hanya saja, ada perbedaan yang sangat mencolok pada dimensi tersebut.Di sisi timur, sebuah gerbang raksasa berdiri menjulang hingga ke langit-langit. Saking tingginya, bahkan bagian puncak gerbang itu tidak terlihat karena tertutup awan dan kabut.Pintu menuju dunia lain – atau yang disebut dengan ‘Gerbang Akhirat’.Apa yang menunggu dibaliknya, tidak ada yang tahu. Sejarah pun tidak menuliska