Zella sudah menyajikan semua makanan yang ia buat di meja makan. Ada nasi goreng spesial, nugget, dadar telor, kerupuk udang, sosis bakar dan mie kuning.
"Sudah selesai ... Mandi dulu terus baru makan. Tidak mungkin aku makan pakai baju seperti ini," ucap Zella lirih dan kemudian segera pergi dari ruang makan itu tanpa melihat ke arah depan dan ...Bruk!!"Arghhh ..." teriak Zella yang terjatuh tersungkur di lantai. Daster pendeknya ikut tersingkap ke atas hingga pangkal paha hingga pahanya yang mulus dan putih itu terlihat dengan jelas oleh Arka. Arka sama sekali tak berkedip dan terus menatap tajam ke arah pemandangan indah itu.Zella melotot dan langsung menutup pahanya dengan kedua tangannya."Apa yang kamu lihat?" teriak Zella ketus. Tubuhnya bukan tontonan gratis. Zella terpaksa memakai baju seperti ini karena tidak ada lagi pakaian.Arka mengatupkan kedua bibirnya dan kemudian membalikkan tubuhnya dan mengucap kata maaf kepada Zella. "Maafkan saya."Zella langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar tamu lalu menutup kamar itu dengan rapat. Jantungnya berdegup dengan keras dan terus berdetak semakin kencang. Napasnya juga memburu antara, gugup, malu dan merasa tidak enak. Ini rumah orang bukan rumahnya sendiri.Zella mengambil gaunnya yang tadi malam ia pakai dan di kenakan lagi. Mau gimana lagi, tak ada pakaian yang cukup dan pantas untuknya. Baju -baju milik Nanny pun tak muat di tubuhnya yang sexy dan montok itu.Marcell yang bodoh. Istri sempurna pilihan Opanya itu tak pernah salah. Penglihatan Marcell saja yang salah karena sellau melihat kekurangan Zella dan menganggungkan kecantikan Luna.Sama -samar, Zella mendengar tangisan Gea dari lantai dua. Sepertinya gadis kecil itu sedang merajuk."Zella ... Zella ... Tolong putriku yang ingin bersamamu," pinta Arka dengan nada memohon sambil mengetuk pintu kamar Zella.Nanny juga sudah berusaha membujuk Gea, namun Gea tetap tidak mau. Hanya ingin di urus oleh Zella.Ceklek ..."Ya Mas Arka," jawab Zella yang berpura -pura tak mendengar permintaan Arka tadi."Aku minta tolong padamu, Zella. Tolong bantu putriku. Dia hanya ingin denganmu," ucap Arka bingung."Ingin denganku? Tapi aku hanya tamu disini," ucap Zella pelan. Zella hanya tidak ingin terlalu dekat dengan Gea dan akhirnya ia hanya bisa menggantungkan hidupnya pada Arka. Zella ingin bebas dan hidup mandiri tanpa ada yang mengikatnya. Cukup sudah pernikahannya dengan Marcell menjad pengalaman terpahit dalam hidupnya. Lagi pula, Ia dan Marcell juga belum resmi berpisah dan bercerai. Zella harus tetap hati -hati, jangan sampai, smeua ini jadi boomerang untuk dirinya."Maafkan aku, Mas Arka. Sepertinya kehadiran aku disini malah menambah membuat masalah baru untuk Mas Arka dan Gea. Jadi, aku putuskan untuk pergi dari rumah ini dan kembali melanjutkan smeua usahaku yang sudah aku rintis sendiri. Aku pamit, Mas," ucap Zella dengan cepat. Jangan sampai Gea melihatnya pergi dan itu akan membuat hidup Zella semakin sulit.Zella setengah berlari setelah berpamitan dan langsung keluar dari rumah Arka. Zella harus kembali ke apartemen yang telah di sewanya dan mendatangi kantor yang di bukanya sejak beberapa bulan terakhir.Saat taksi online itu masuk ke dalam halaman apartemen yang Zella sewa. Zella melihat ada Marcell dan beberapa anak buahnya yang sedang berjaga dan sepertinya memang sedang menunggu dirinya."Pak ... Kita keluar saja. Ternyata teman saya, ada di kantornya," pinta Zella berbohong.Supir itu hanya mengangguk dan kemudian keluar lagi dari halaman apartemen itu dan melaju menuju alamat yang Zella berikan.Lagi -lagi semua tak sesuai dengan harapannya. Zella benar -benar tak memiliki akses lagi untuk berkembang. Perusahaan miliknya telah di tutup dan tentunya ini semua Marcell yang melakukannya."Pak ... Kita kemali ke rumah yang tadi," ucap Zella tak memiliki pilihan lagi.Zella menggigit bibirnya dengan keras. Ia bingung sekali. Apa yang harus dilakukannya setelah ini. Masa iya, Zella harus menjadi pengasuh Gea? Zella punya tabungan yang cukup dan pastinya Marcell tidak pernah tahu itu.Zella langsung membuka ponselnya dan membuka semua akses m -bankingnya. Satu rekeningnya di blokir karena sebagai alur transaksi kantor, dan satu rekening miliknya masih ada dan bisa di akses. Mungkin sisa uang itu akan ia gunakan untuk membuka usaha baru. Tapi, usaha apa? Dirinya tak memiliki kemampuan berbisinis yang baik.Taksi online itu sampai kembali di rumah Arka. Zella membayar taksi itu dan berdiri di depan teras rumah Arka. Zella bingung, ia bahkan malu kembali ke rumah itu setelah tadi Zella menolak mentah -mentah permintaan tolong Arka.Zella terpaksa menekan bel masuk dan Nanny membuka pintu itu sambil menatap Zella yang berdiri di depan pintu, lalu mempersilahkan masuk. Nanny pun memanggil Arka, bahwa Zella menunggu Arka di ruang tamu."Zella? Ada apa?" tanya Arka lembut. Arka tak dendam sama sekali. Arka paham Zella sedang berada di situasi yang sulit."Maafkan Aku, Mas. Kalau boleh aku ingin bekerja disini untuk beberapa waktu sampai aku bisa membuka usaha baru," ucap Zella pelan sambil menunduk."Kamu tidak ingin kembali ke rumah suami kamu, Zella. Dia pasti megkhawatirkanmu. Aku tidak bisa membantumu banyak kecuali menyuruhmu untuk pulang ke rumahmu. Lagi pula, disini ada Nanny yang mengurus Gea," ucap Arka menolak dengan halus.Zella mengangguk pelan. Ia paham maksud dari ucapan Arka. Memang benar, dirinya masih SAH menjadi istri Marcell. Mungkin saja, Arka tidak mau bermasalah dengan suami Zella yang merupakan CEO terkenal di kota ini.Arka berdiri dan ingin masuk ke dalam. Langkahnya terhenti dan melirik ke arah Zella. Ia harus tega bersikap seperti ini, walaupun ia tahu, ucapannya ini telah menyakiti hati Zellaa.Arka melanjutkan langkahnya dan naik ke atas menuju kamarnya.***"Semoga saja uangku cukup untuk membuka bisnis butik dan kosmetik ini," ucap Zella yang tengah membereskan ruko kecil yang ia sewa dengan sangat murah di pinggiran kota besar.Zella merubah gaya berpakaian dan juga tatanan rambut serta riasannya. tak hanya itu, Zella mencari cara untuk bisa menceraikan Marcell secara sepihak."Ohhhh ... Jadi disini kamu bersembunyi, istri nakalku," ucap Marcell yang masih saja bisa menemukan Zella.Zella menatap Marcell dengan wajah sedikit memucat dan terkejut akan kedatangan MArcell dan beberapa anak buah Marcell."Mau apa kamu kesini, Mas? Kita sudah bercerai," ucap Zella terbata."Apa? Bercerai? Kamu berani menceraikan aku? Lihat, beberapa hari saja, hidupmu drastis jatuh di dasar sumur," ucap Marcell tertawa keras."Aku tidak peduli, Mas. Sekarang lebih baik kamu keluar dari ruko ini dan pergi. Kamu urus saja, pacar rahasiamu itu, Mas. Aku sudah cukup sabar menjalani rumah tangga bersamamu," ucap Zella lirih.Tangan Marcell langsung mencengkeram lengan Zella lalu tubuh Zella diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil."Mas!! Apa yang ingin kamu lakukan!! Mas!!" teriak Zella dengan keras. Marcell pun membungkam mulut Zella dengan kain yang ada di dalam mobilnya.Zella menangis saat kedua tangan dan kakinya juga di ikat oleh Marcell. Marcell hanya butuh tanda tangan Zella untuk mengambil semua harta yang telah di wariskan Opanya melalui Zella. Kalau Zella pergi dari rumah, harta warisan itu tak bisa di cairkan."Aku bahkan belum pernah menikmati tubuhmu. Gimana kalau kamu melihatku bermain dengan Luna seperti malam -malam biasanya, kamu lihat melalui CCTV dikamar itu," ucap Marcell sambil meraba pipi Zella hingga membuat istrinya itu merinding.Marcell tak bisa melepaskan Zella begitu saja. Ada banyak hal yang membuat Marcell tetap harus mempertahankan Zella.Kedua tangan dan kaki Zella sudah terikat di ranjang kamar tamu. Kamar yang biasa Zella tempati. Istri SAH Marcell yang terasa seperti menumpang dirumah besar itu.Mulutnya juga dibungkam dengan kain agar teriakan Zella tak mengganggu.Kedua mata Zella terus menatap tajam ke arah Marcell dengan Aluna, kekasih Marcell yang terus menempel pada Marcell."Mulai berani kamu sama aku? Hah!!" bentak Marcell pada Zella.Zella hanya menggelengkan kepalanya pelan dan tetap menatap Marcell. Marcell berjalan menghampiri Zella dan duduk ditepi ranjang lalu membuka sumpalan kain yang menutup mulut Zella."Kamu pikir, aku akan biarkan kamu pergi begitu saja? Setelah kamu berhasil mempermalukan aku dimalam anniversary kita? Ternyata malam itu sudah kamu buat sandiwara besar hingga Kakek tahu semuanya. Lalu kamu pergi, kamu menceraikan aku dan aku akan gigit jari tak mendapatkan sepeser
"Kamu lapar?" tanya Arka melirik sekilas ke arah Zella."Ekhemm ... Iya," jawab Zella meratp sedih pada nasibnya."Kita makan dulu ya. Kebetulan, Nanny sudah tidak bekerja lagi dirumah," ucap Arka tetap fokus mengendarai mobilnya."Kenapa?" tanya Zella penasaran."Ada sesuatu," jawab Arka tak mau menjelaskan lebih lanjut.Zella mengangguk kecil dan menangkap tubuh mungil Gea yang langsung melompat dari arah depan ke arahnya."Mama kenapa pergi. Gea sedih," cicit Gea dengan manja sambil memeluk Zella. Arka menatap Zella yang kebingungan untuk bersikap dari kaca spion tengah.Zella mengusap kepala Gea yang terus memegang Zella dengan sangat erat karena takut pergi menjauh seperti kemarin."Maaf ya, Gea. Mama kemarin harus pergi karena ada sesuatu hal," ucap Zella terlihat sedikit tertekan menjawab.Gea hanya mengangguk kecil dan emmejamkan kedua matanya. Rasanya nyaman sekali berada didalam pangkuan Zella. Gea menikmati hubungan batin antara Ibu dan anak.Siang ini, Arka, Zella dan Gea
Arka masih berdiri sambil menyeruput kopi yang baru saja ia buat sendiri. Zella menatap Arka dari arah samping dengan bibir yang sedikit menganga membentuk bulatan seperti huruf O.Arka melirik ke arah Zella dan menyipitkan kedua matanya menatap lekat ke arah wanita yang kini ikut tinggal bersamanya."Kenapa? B aja kali. Aku mengajak kamu menikah, bukan karena cinta, ini semua demi Gea, itu hal yang paling utama. Kedua, Kita ini hidup satu rumah, satu atap dan bahkan satu kamar. Aku tidak ingin ada orang yang memfitnah macam-macam. Paham ya?" ucap Arka menegaskan.Sebenarnya sulit mengatakan kebohongan itu. Ucapan yang sama sekali tak sesuai dengan isi hati itu sungguh menyakitkan hatinya. Tapi, Arka tidak mau dianggap sebagai lelaki yang mudah jatuh cinta karena ada celah."Eumhh ... Oke. Tapi, Aku belum resmi bercerai. Lagi pula, kalau surat cerai itu sudah terbit. Tidak mungkin aku langsung menikahi kamu, Mas Arka. Apa kata orang nanti? Bisa-bsia orang akan berpikiran macam-macam s
Hidup Zella seolah berhenti lagi setelah masuk ke dalam perangkap Marcell. Malam itu, Marcell sengaja memberikan air mineral pada Zella dan ternyata minuman itu sudah di campur dengan obat perangsang.Terlihat samar siapa yang ada di dalam Zella saat itu. Zella benar benar tidak ingat. Zella hanya ingat ia terbangun dan sudah berada di Apartemen Arka kembali.Malam itu terasa nikmat dan begitu cepat. Zella seperti di bawa terbang ke angkasa yang begitu tinggi. Hanya hembusan napas hangat dan aroma wangi yang cukup kental khas dalam indera penciuman Zella. Namun, Kedua mata Zella seperti sulit terbuka dan melupakan hal itu.Zella merasa tubuhnya lelah dan lemah. Bagian intinya juga begitu terasa sakit dan perih. Ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Zella namun tak tahu apa itu.Hanya saja, Sejak saat itu Zella tak lagi bisa bertemu dengan Arka. Apartemen itu begitu sepi dan sunyi. Arka hanya meninggalkan secarik surat yang terlipat dengan rapi. Zella cukup terkejut membaca itu semua
Hingar bingar kota semi besar ini sudah menyeruakkan alunan musik keras yang terdengar dari satu kawasan terkenal di lorong barbie. Begitulah namanya, lorong gelap menuju surga dunia kota semi besar itu. Di sana akan banyak di temui manusia se -cantik barbie. Tak hanya itu saja, semua perlakuannya pun manis seperti barbie. Saking manisnya, sampai lupa kalau obat itu rasanya pahit. Karena obat para hidung belang habya masuk ke lorong barbie dan menikmati surga dunia hingga pagi.Pina Kartika (19 th), alias Pinka Barbie. Nama beken Pina saat memulai bekerja di sebuah tempat karaoke sekaligus tempat dugem. Ya, Pinka adalah gadis yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Ia langsung ďi ajak bekerja di dunia malam oleh Ayahnya sendiri yang suka main judi. Ia sudahbsatu tahun ini menjadi seorang Purel atau pemandu karaoke. Menemani para hidung belang yang kesepian atau terlalu banyak uang dan bingung cara menghabiskan uang.Samuel (50 th), biasa di panggil Paman Sam. Ia adalah tangan
Ceklek ...Sang Ayah langsung mnegunci pintu kamar kosong itu agar Pinka tak bisa keluar lagi.Pinka menjerit dengan keras saat mendengar anak kunci di putar dan jejak kaki Ayah mulai berjalan menjauh dari kamar itu."Ayah!! Ayah buka pintunya!! Pinka ingin keluar!! Pinka janji akan membawa uang yang banyak untuk Ayah," teriak Pinka yang berlari menuju pintu kamar dan terus memukul pintu kamar yang telah terkunci sambil tetap berusaha membuka daun pintu tersebut. Namun, sudah jelas usahanya sia -sia. Ayah Sam tetap mengurung putrinya karena suatu alasan. Hanya Pinka yang Samuel miliki, dan putri cantiknya itu masih virgin. Tentu bisa Samuel jual dengan harga yang sangat mahal sekali.Tidak ada sahutan dari Sang Ayah. Padahal Samuel masih berdiri tak jauh dari kamar Pinka. Tidak ada pilihan lain, bukan. samuel pun pergi menuju ruangan Madam Rose di Kafe Lupi Barbie itu."Ayah!! Tolong buka, Ayah. Ayah bisa jual kalung berlian ini. Mungkin dengan menjual kalung ini Ayah akan mendapatkan
Samuel menatap punggung lelaki itu hingga tak terlihat lagi, tubuhnya seolah menghilang di balik deretan mobil yang sedang parkir di pinggir jalan."Paman? Hello? Ini pesenan anda, dan ini minuman khusus Pinka," ucap Budi, pemilik angkringan yang diam -diam menyukai Pinka. Tapi, jelas Pinka tidak akan mungkin mau dengan Budi, si penjual angkringan. Cukup mengagumi saja dan selalu mendoakan yang terbik untuk Pinka."Heh!! Ngagetin aja. Mana sini, aku harus cepat -cepat bicara dengan Pinka agar tidak terlambat datang ke hotel. Satu milyar ini, banyak sekali, dan aku kaya," ucap Samuel dengan hati senang terpuaskan. Samuel bisa membayar hutang kepada Madam Rose dan sisanya bisa untuk berfoya -foya, setidaknya setelah ini Pinka masih bisa ia jual dengan harga tinggi pada lelaki hidung belang.Samuel pergi ke tempat temannya untuk meminta obat perangsang yang akan ia campurkan pada minuman yang akan Pinka minum. Samuel tidak mau di buat malu dnegan sikap Pinka yang etntunya akan berontak b
Pinka sudah menghabiskan makanan dan minuman yang Ayah Samuel bawakan untuknya. wajahnya terus memandang keluar jendela. Rasanya Pinka ingin berlari keluar dari pekerjaan hina ini. "Sudah selesai makannya? Minumnya habis?" tanya Samuel pada Pinka."Hemm ... Sudah Ayah," ucap Pinka lirih."Kita jalan -jalan yuk," ajak Samuel agar pinka mau keluar dari persembunyiannya dan menyerahkan putrinya kepada laki -laki yang mengaku bernama Fatih.Pinka menoleh ke arahnya dan menatap lekat. Tak biasanya sang Ayah mengajak dirinya jalan -jalan malam. Ini sesuatu yang di luar dugaan Pinka. Sekilas , pinka jadi mengingat jaman Pinka kecil dulu yang selalu mengajak kedua orang tuanya pergi hanya sekedar berjalan -jalan saja tanpa mmeinta sesuatu, hingga Pinka ingat sekali, saat itu ia berjalan -jalan di pinggir pantai dan melihat lelaki yang usianya lebih tua sedang melempar batu ke air di pantai."Kamu sedang apa?" tanya Pinka saat itu."Pergi kamu. AKu tidak mau di ganggu!!" teriak lelaki itu ket