Share

34. RAJA KETIGA DAN PERTENGKARAN PERTAMANYA DENGAN SURENDRA

Sebelas tahun yang lalu. . .

“Ayah. . . .” teriak Arsyanendra yang berlari menuju ke ayahnya. 

“Ada apa dengan putraku ini?” 

Pangeran Davendra Balakosa memandang ke arah putra tunggalnya dengan wajah tersenyum. Sementara itu, Arsyanendra Balakosa menatap wajah ayahnya dengan bibir cemberut. 

“Kenapa ayah mengijinkan Surendra untuk membuang beberapa mainanku tanpa ijin dariku?” 

“Ehm. . . .” Davendra Balakosa menatap wajah putranya lagi dengan senyuman yang sama. “Sudah waktunya kamu berhenti bermain – main dengan mainan itu, Arsya. Karena mainan itu, kamu terus tidak fokus dengan pelajaranmu sebagai calon putra mahkota. Dengan alasan itu, Ayah menyetujui permintaan Surendra untuk membuang semua mainanmu yang sudah tidak berguna lagi.” 

“Tapi Ayah. . . mainan itu adalah peninggalan ibu. Ayah tidak bisa membuangnya begitu saja. Ibu tidak banyak meninggalkan sesuatu untukku ketika aku merindukannya.” 

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status