Share

polos

"Kok diam aja," ucap pria mapan yang penuh pesona di sampingku itu.

Sepanjang perjalanan memang aku hanya diam saja sambil merenungi kembali sikap pasiennya.

"Gak apa-apa, Mas."

Apa yang harus aku lakukan untuk terlepas dari rasa trauma dan membangun kembali rasa percayaku pada apa yang disebut cinta.

Aku bahagia ada Mas Rafiq di sampingku, namun bayang tiba-tiba dimadu tempo hari membuatku bergidik takut untuk segera membuka hati untuk menerima dan mencintai sepenuhnya.

"Kamu kenapa? Mikirin apa?"

"Takut semuanya yang dulu, terjadi lagi, Mas." Aku menerawang ke luar jendela mobil, tanpa terasa air mata bergulir di pipi menjadikan diriku emosional tanpa alasan.

"Sayang, tidak peduli pada apa omongan orang, aku mencintaimu, dan akan tetap begitu," ujarnya sambil menggenggam tanganku.

"Aku takut, Mas."

"Kita majukan saja tanggal pernikahan ya, Sayang."

"Gak tahu, Mas." Dadaku masih resah dan galau.

"Lafazkan Bismillah, buka hati dan angkahkan kakimu menuju masa depan yang lebih baik ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status