Share

gawat

Beberapa menit kemudian setelah Soraya masuk ke ruang UGD, aku dan Mas Rafiq masih tetap setia menunggu di depan pintu. Beberapa pemuda yang tadi ke rumah juga ada bersama kami, kami masih menunggu dalam kebisuan masing masing.

"Sayang, kamu gak pengen pulang aja, biar Mas nunggu di sini," ucapnya sambil menyentuh pucuk kepalaku.

"Nggak papa Mas, aku di sini aja, kamu Mas

lebih terlihat lelah." Aku menatapnya lekat.

"Kita telepon Ibu, mereka pasti khawatir."

Dari salah satu pemuda yang menjadi pengawal Soraya ia meminjam ponsel lalu memberikan kepadaku agar Aku menelpon orang tua dan memberitahu jika kami akan menunggu soraya di rumah sakit hingga beberapa saat, sampai orang tuanya datang.

Sebenarnya aku dan suamiku bisa saja meninggalkan gadis itu sendiri bersama dengan santri abi-nya tetapi sebagai bentuk tanggung jawab moral kami terhadap apa yang terjadi, aku memilih untuk tetap berada di rumah sakit.

"Mas bajumu terlihat sangat kotor," kataku sambil menunjuk pakaiannya yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status