Share

kabar gembira

Masih dalam pelukan hangatnya ketika hendak kubuka mata, bangkit dan menyambut hari yang ceria.

Embusan angin dan kicau burung di pagi hari, serta sesosok tubuh yang merengkuhku dalam jalinan suci ini, membuatku merasakan bahagia dan keharuan yang begitu sempurna.

"Sayang, aku mau bangun," ucapku lembut pada suamiku, berharap ia melepaskan pelukannya dan membiarkanku bangun.

"Hmmm ... Tumben menyebutku sayang," ujarnya.

"Iya ... Mas 'kan suamiku, kesayanganku," jawabku mencium keningnya, "ayo bangun, kita harus bersiap berangkat kerja."

"Baiklah, ayo."

Ketika akan berdiri tiba aku merasa darahku drop dan tubuh ini lemas, kepala pusing dan juga mual, aku tersungkur ke lantai da membuat Mas Rafiq langsung kaget dan menghampiriku.

"Ada apa, Jannah?"

"Gak tahu, Mas, mendadak pusing dan oleng," jawabku.

"Ayo aku bantu," ujarnya sambil mengangkat tubuh ini ke ranjang lalu mendudukkanku di sana.

"Kamu kenapa, apa akhir akhir ini sering banyak pikiran dan kurang istirahat??"

"Gak Mas, aku gak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status