Siang ini,Mama mertua memanggilku dan menyuruh aku bersiap ia mengatakan bahwa kerabat jauhnya akan datang berkunjung untuk bertemu denganku karena mereka tidak sempat datang di acara pernikahan kami."Siapa Mereka Ma?" tanyaku kepada Mama mertua.Sepupu jauh Mama mereka berasal dari Semarang mereka akan datang ke sini untuk bersilaturahmi dan menginap beberapa hari Karena sekarang ada urusan pemeriksaan kesehatan ke rumah sakit besar."Begitu ya Ma, baik kalau begitu."Suruh mbak Ina untuk membuatkan masakan yang menurut kamu enak di disajikan kepada tamu, lalu berdandanlah yang cantik kenakan perhiasanmu Mama tidak ingin mereka menjadi menikahimu jelek sebagai menantu yang lusuh dan mereka akan salut karena memperoleh menantu sepertimu," ujar Mama sambil menepuk bahuku pelan."Ya mah Mama tenang aja." aku membalas senyuman tulus itu."Mama turun ke bawah dulu ya, mama tunggu kamu di bawah."**Pukul dua siang suara klakson mobil berulang kali terdengar dari dapur aku yang saat i
Sore hari pulang dari tempat kerjanya dan langsung menemuiku di kamar seperti biasa ia menyunggingkan senyum yang begitu manis lalu mencium keningku."Hai sayang selamat sore, selamat sore bayiku" ujarnya sambil mencium perutku."Selamat sore Ayah," jawabku lembut"Kayaknya ada tamu udah sayang?""Iya ada tamu tante Rosa, Om Hermawan, dan Angel,' jawabku, Rafiq yang mendengar nama Angel seketika tersentak dan bertanya,"Ada Angel di sini?""Iya Mas tadi siang mereka datang.""Ngapain?" Mas Rafiq mengernyitkan alisnya."Katanya om Hermawan mau periksa jantung di rumah sakit tempat kamu bekerja, mereka akan diam disini beberapa hari Mas."Mas rafiq terlihat tidak begitu suka dengan kabar yang kuberikan padanya."Tapi kan banyak hotel di sini kenapa harus ke rumah ini ya ?"gumamnya.Ya mungkin karena saudara mama sekalian juga silaturahmi kali mas.'"Tapi keberadaan .....""Mantan kekasih mu tidak akan berpengaruh apa-apa bagiku," potongku segera.'Kamu Yakin?""Kecuali jika Mas banya
Pukul dua malam aku terbangun karena merasa sangat kehausan ditambah kondisi perut yang mulai membuncit membuatku mudah kehausan.Kuraba kasur yang ada di dekatku sendiri mengerjapkan mata berusaha mencari-cari di mana suamiku tadi. Aku bolak-balikkan selimut dan ia tidak berada di sana."Mana Mas Rafiq ya," batinku.Tiba-tiba ada rasa yang terlintas sedikit mencurigakan di dalam dada. aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang tidak baik yang akan terjadi sehingga kuputuskan untuk segera bangkit dan menyusul mencari Di mana keberadaan suamiku.Kususuri kususuri lantai 2 yang yang ruang keluarganya sangat luas dengan bentuk langit-langit seperti dome yang megah sedang lampu gantung bertengger menambah kemewahan rumah mertua.Aku semakin penasaran karena tak menemukan Mas Rafiq yang biasanya menonton tayangan bola di tengah malam.Dadaku berdegup kencang terlebih menyadari jika Angel ada di sini. Tiba tiba rasa khawatir menyeruak dalam dada.Aku menuruni tangga dan lamat-lamat kudengar
Ia mendelik dengan tatapan tidak terima sambil memegangi pipinya yang memerah bekas gambar tanganku."Aku sudah muak dengan yang namanya pelakor dan pengganggu, tidak akan kubiarkan satu ruang pun untuk orang akan mengusik rumah tanggaku."Ia mendengus sambil tersenyum sinis, ia menyilangkan kedua tangan di dada lalu berkata kepadaku,"Rafiq sangat mencintaiku, Aku yakin kau hanya pelampiasan, dia melarikan perasaannya karena kecewa putus denganku.""Aku menghargai kepercayaan dirimu," ucapku sambil kembali ke dapur lalu melanjutkan kegiatan memotong sayur lagi.Bukannya malah pergi, dia malah semakin mendekati dan membuat hati ini semakin panas. Menyeret kursi lalu duduk dihadapanku."Kamu hanya janda yang dibuang oleh suami dan kebetulan bertemu dengan Rafiq lalu Ia kasihan padamu.""Apapun itu sebutannya, aku tidak peduli, yang penting sejauh ini Mas rafik sangat mencintaiku dan melakukan apa saja untukku."Wanita itu tertawa seperti mengejekku, "Rafiq, selalu baik kepada semua
Sore hari menjelang petang Mas Rafiq kembali dan menemuiku di kamar, ia meletakkan tas di meja, melonggarkan kancing bajunya, tapi ketika menatap padaku ia langsung heran mendapati mataku yang merah dan raut wajah yang sedih."Lho, Sayang, ada apa? Kok nangis?" Ia menghampiri dan langsung membawaku dalam pelukannya. Hari ini aku mendapatkan sedikit masalah Mas air mataku meleleh begitu sajaMasalah apa, coba ceritakan padaku ucapnya sambil membenahi anak rambut dan menyeka air mataku."Aku dan Angel bertengkar ...." kumenangis karena tak sanggup menahan kesedihan dan luapan emosi, mengingat kembali bagaimana Om Hermawan dan putrinya memperlakukanku dengan sinis."Kenapa?""A-angel, dia terus merasik dan mencari cara untuk untuk melemahkan dan melecehkanku. Ia merasa karena posisinya yang menjadi satu-satunya mantan yang lama kau cintai membuatnya merasa seolah memiliki seluruh hatimu.""Tapi itu tidak benar," gumam Mas Raffiq."A-aku tahu ... Ta-tapi karena dia terus-menerus mengga
Keesokan harinya Angel beserta ayah dan ibunya berangkat pagi-pagi untuk meninggalkan rumah mertuaku setelah sebelumnya mereka sarapan, kemudian Om Hermawan sekeluarga berpamitan untuk bersiap-siap pergi."Aku pergi ya Tante, Makasih ya udah mengizinkan kami untuk tinggal beberapa hari di rumah Tante," ucap Angel sambil menggenggam tangan mama."Aku juga minta maaf juga ya, kalau kalian tidak berkenan dengan apa yang terjadi di rumahku.""Terima kasih Mbak Ratna," ujar Om Hermawan sambil menyalami Mama,q aku yang berdiri di belakang mereka tidak diajak berbicara sepatah kata pun kecuali dan Tante Rossa yang menghampiri sambil tersenyum lalu menyalamiku."Kami pergi ya Jannah, baik-baik ya, jaga kesehatanmu.""Terimakasih Tante," balasku.Beberapa menit kemudian suamiku keluar dan langsung menghidupkan mobil, bersiap untuk mengantar Angel dan keluarganya sesuai dengan permintaan mereka kemarin."Tante, Angel jalan dulu." Ia mencium pipi Mama mertua lalu melambaikan tangan dan ma
Hari demi hari berlalu dan rumah tangga kami selalu bahagia dan tidak ada yang berubah dengan sikap Mas Rafiq meski ia semakin sibuk dan kami jarang bersama untuk sekedar quality time atau jalan-jalan berdua saja.Seperti minggu-minggu ini ada kerjasama dengan sebuah universitas yang meminta Mas rafiq untuk menjadi dosen tamu yang mengajar di fakultas kedokteran khusus bidang ilmu yang mendalami tentang jantung. Jadi dari pagi hingga malam hari, ia di luar rumah, sedang menjelang larut kami baru berjumpa, itupun jika aku tidak tertidur.Seperti malam ini, Kulirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam, suamiku ternyata sudah pulang, ia membuka pintu kamar, kuperhatikan wajahnya yang terlihat begitu penat dan lelah membuatku merasa iba. Kuhampiri sambil tersenyum memberinya sedikit kelegaan dan hiburan, sedang Ia meletakkan tas dan kunci mobil diatas meja kerja lalu duduk dan menyenderkan kepalanya di sofa sembari memejamkan mata, terlihat menghela nafas berkali-
Kini bayiku telah berusia 8 bulan dia tumbuh menjadi bayi laki-laki yang sangat menggemaskan kehadirannya sungguh mewarnai hidup kami memberi kami semangat baru dan keceriaan di dalam rumah ini.Ibu mertua pun terlihat semakin hari semakin ceria karena kini ia bisa menimbang cucunya sendiri putra Mas Rafiq yang kami beri nama Rayyan."Jannah, ini sepertinya makanan pendamping ASI Rayyan, udah habis, sebaiknya kamu pergi ke supermarket ajak Rariq untuk membeli bubur Rayyan dan bahan makanan yang mulai menipis di lemari es.""Oke Ma," jawabku yang langsung mencari Mas Rafiq dan mengajak untuk pergi berbelanja, kebetulan juga hari ini hari Minggu dan kami ingin menghabiskan waktu sekeluarga dengan memuaskan diri bercengkerama di rumah."Mas kita ke supermarket yuk," ajakku pada suami yang sedang asyik memainkan ponselnya di kamar."Ayo, tapi kita mau beli apa?""Bahan bubur untuk Rayan, buah-buahan, dan sayur.""Oke, bentar ya Sayanng, aku ganti baju dan ambil kunci mobil."Tak lama ke