Share

18. Awal Malapetaka

"Teteh mau ke mana malam-malam?" Ranti keluar dari dapur dan menghampiri.

Jiwaku bisa melihat sekeliling, tetapi makhluk itulah yang saat ini mengendalikan tubuh. Ingin berteriak dan meminta pertolongan Ranti, tetapi sepertinya percuma saja karena dia pun tak akan mendengarnya.

Jin itu berjalan ke luar tanpa menghiraukan panggilan Ranti dan terus menyeret kaki ini hingga ke belakang rumah, di mana hutan belantara terlihat beberapa meter di depan.

'Hey, tunggu. Kenapa Risma berada di pinggir hutan malam-malam?.' Ingin bertanya, tetapi seperti yang kukatakan tadi. Aku hanya bisa bergumam dalam hati karena tubuhku dikendalikan oleh makhluk Jahanam itu.

Risma menuntun jalanku menuju hutan yang sering penduduk sebut sebagai Leuweung Sancang. Semua doa dan ayat al-quran yang sering kubaca ketika berada dalam situasi menakutkan seperti sekarang tiba-tiba terkunci dalam mulut.

Beberapa saat kemudian, kami berdua sampai di tengah hutan belantara itu. Di sana sudah ada empat orang pria dewasa y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status