Secepatnya aku mengecek baju yang aku kenakan ternyata saat ini bukanlah mimpi karena baju yang aku pakai masih baju yang kau kenakan sebelum tidur. Semalam aku hanya makan satu mangkok kecil bubur sehingga tenagaku belum bisa boleh sepenuhnya, aku pun tidak punya kekuatan untuk melepas tangan David yang berada di pinggangku. Aku hanya bisa kembali tidur terbaring di sisi David untuk menunggunya bangun.Dalam keadaan tidur tenang seperti ini. Wajah David tidak kelihatan arogan, tapi kelihatan tampan dan memesona. Entah mengapa aku tidak ingin mengalihkan pandanganku dari wajah tampannya. Padahal nuraniku ingin membencinya, tapi dalam keadaan seperti ini aku tidak berdaya.Tepat jam tujuh pagi David bangun.“David.” Aku ingin bicara tapi tubuhku belum sepenuhnya pulih.“Istirahatlah di sini. Aku akan menyuruh orang untuk mengurusmu.”Aku pasrah saja lalu melanjutkan tidurku.***Selama tiga hari, aku diurus pelayan khusus yang ditugaskan David. Setelah aku kembali sehat, aku ingin bert
Aku menjerit histeris, bayang-bayang penjara berada di hadapanku. Aku orang yang tidak gampang menangis. Tapi sungguh, penjara gelap itu membuat mentalku jatuh. Aku tidak habis pikir kenapa David tidak berhenti untuk membuatku sengsara.Karena lelah berteriak aku jatuh pingsan. Entah berapa lama aku pingsan. Aku melihat penthouse-nya David saat terbangun.David membuka pintu mobil untukku. Dengan sekuat tenaga aku bangkit lalu mendorong tubuh David dan turun dari mobil. Karena tergesa-gesa, aku tersungkur ke lantai. Sepatu mengkilap David tepat berada di depan mataku. Sepertinya aku tidak akan bisa lari jika David tidak mengizinkannya. Dan aku pun merangkak lalu meraih salah satu kakinya. “David, aku mohon, lepaskan aku. Aku berjanji untuk tidak muncul lagi di depanmu.” Aku memohon dengan suara yang halus. David menurunkan badannya lalu berjongkok. Ia menatapku tajam.“Kumohon.”David meraih tubuhku lalu menggendongku.“David, turunkan aku! Turunkan aku!” Aku meronta, berusaha untu
Tiba-tiba saja wajah Lily berubah menjadi lembut. Ia kemudian duduk di kursi yang akan aku duduki. Setelah itu ia menghadap ke arah David. “David, aku belum makan pagi.”“Pelayan, siapkan piring untuknya dan siapkan satu set lagi untuk Nyonya. Taruh piring Nyonya di sebelah saya.”Setelah David selesai bicara, aku bisa melihat tangan Lily yang berada di bawah meja menggenggam erat hingga mengeluarkan otot-ototnya. Tengkuknya juga menegang, menandakan jika dia sangat marah.Aku pun berjalan santai menuruni tangga seperti tidak melihat kejadian apa pun. Aku lalu duduk di sebelahnya David menerima piring yang sudah pelayanan siapkan.“Makanlah yang banyak.” David mengambil irisan ikan salmon lalu meletakkannya di piringku.“Ana, kau tahu kenapa aku dan David memaafkanmu?” Tiba-tiba saja Lily bersuara setelah David menunjukkan perhatiannya padaku.Aku hanya menoleh, menunggu ucapan Lily yang terpotong.“Itu karena kau lah yang dipilih oleh Nenek Lucy dan Tuan Denis untuk menikah dengan Da
“Kita berdua?”“Ya, Kakek menginginkan kita berdua datang ke mansion.”Aku langsung ganti baju lalu mengikuti langkah David untuk masuk ke mobilnya. Jujur aku jadi penasaran dengan penyebab tuan Denis memanggil kami berdua secara tiba-tiba.Saat kami sampai di mansion keluarga Wales, orang yang menyambut kami adalah Lily.“Ana, kau sudah datang?” Lily duduk di sebelahnya tuan Denis. Hari ini penampilannya Lily sangat elegan dengan make up yang serasi.Tuan Denis yang tadinya sedang tersenyum langsung berubah masam setelah melihat keberadaanku.BRAK! Tuan Denis menggebrak meja. “Jika dia tidak mengatakan padaku. Berapa banyak kebohongan yang kau tutupi.”“Kek, seperti nasihat Kakek. Ana adalah istriku dan aku berusaha melindungi istriku. Itulah yang sedang aku lakukan.” David menarik tanganku lalu menyembunyikan tubuhku di belakang tubuhnya. Aku tidak terkejut dengan itu karena dari awal menikah dengannya. David selalu berusaha menampilkan diri sebagai suami yang baik.Aku tidak bisa m
Setelah mengatakan itu pamannya David menoleh ke arahku lalu berjalan meninggalkan kami. Lily yang masih berkeinginan untuk berbicara dengan pamannya David pun segera mengejar laki-laki itu. Tapi ketika ia menginjakkan langkah ketiga, Lily pun berhenti lalu menatapku dengan tatapan marah. “Ana, kau sengaja kan memancing-mancingku untuk mengatakan hal yang sebenarnya karena ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan kita.”Aku memutar bola mata ke atas karena kesal. “Lily, kata-katamu sungguh tidak masuk akal. Kau sudah gila!” Aku pikir Lily sudah tidak wars karena keinginannya untuk mendapatkan posisi menjadi Nyonya Wales.Tiba-tiba ponselku berbunyi dan itu adalah pesan dari Jack. Ia mengatakan jika dirinya tidak bisa memecat pekerja yang telah memfitnahku karena keadaan ekonominya sangat mengenaskan. Dan keluarganya memang sangat membutuhkan uang. Itu adalah berita yang bagus untukku karena aku ingin menjalankan rencana untuk membersihkan namaku.[Jack, beritahu aku di mana dia be
Aku menepis tangan Lily lalu segera keluar dari mobil. Sebelum dia menghentikanku. Aku akan membongkar rahasia kebusukannya.“Halo Nona Lily Lopez,” pekerja yang mengfitnahku itu menyapaku setelah melihatku.Seperti dugaanku, Lily menyamar sebagai diriku dan menyuruh pekerja itu untuk memalsukan wallpaper dari grade A ke grade B. Ia lalu mengfitnahku, mengatakan kepada polisi jika aku yang memberinya perintah untuk melakukan kecurangan.“Aku ingin memberikan hadiah untuk kerja kerasmu.” Aku berbohong untuk memberikan uang tambahan, padahal aku tidak punya uang banyak, hanya beberapa ratus dolar, uang sisa pinjaman dari Mary.“Ah, Nona Lily Lopez, Anda sangat baik, tidak seperti sepupu Anda yang sangat jahat dan pelit. Kalian terlihat sama. Tapi dari tatapan mata Anda, Anda lebih berhati lembut dan dermawan.”“Benarkah?” Akhirnya apa yang kuinginkan telah terkabul. Pekerja itu memanggilku dengan nama Lily. “Ana Lopez!” Lily berlari ke arahku lalu menarik wig yang kupakai. “Apa tujuanm
Sikap David terlihat natural seperti pasangan normal pada umumnya. Seorang suami yang menunggu istrinya pulang kerja lalu makan malam bersama di restoran yang mereka pilih.Itu yang orang lihat dari luar. Kami seperti pasangan yang saling mencintai. Tapi aku tidak sebodoh itu. Perhatiannya pasti ada agenda di belakangnya. “Tuan Wales, bukankah aku sudah bilang jika aku setuju untuk tidak mengusik Lily. Lalu untuk apa kau datang lagi?”David menatapku kesal. “Apa kau pikir aku datang untuk itu? Aku suamimu, apa salah aku ingin bertemu denganmu untuk makan malam?"Aku pun balik menatapnya kesal. “Aku tidak perlu itu.”David lalu menghadangku. Ia diam tapi tidak membiarkanku untuk melewati tubuhnya.“Tuan Wales, permisi. Aku ingin makan malam dengan Mary.”“Aku antar.”Ucapan David mengagetkanku. Ia tetap ngotot untuk bersama denganku.“David Wales, restorannya berada di seberang sana. Apa perlu kau mengantarku?”Wajah David mengeras mendengar penolakanku yang kesekian kalinya.“Permisi,
Aku segera berlari turun ke bawah. Pikiranku takut jika mereka memergokiku. Tapi semuanya terlambat saat kubuka pintu, Lily dan bibi Amanda sudah berdiri di depanku.“Ana Lopez, apa yang kau lakukan di sini?” Lily menarik wig yang kupakai.“Diana!” Bibi Amanda memanggil nama seseorang. Mungkin ia memanggil nama pelayan yang membukakan pintu untukku.“Nyonya,” pelayan itu terkejut melihat ke arahku dan Lily. Ia pun langsung menundukkan wajah di hadapan bibi Amanda.“Buka matamu, bedakan mana nona rumah ini atau seorang pencuri!” bentak bibi Amanda.“Maafkan saya, Nyonya. Penampilan mereka sangat mirip. Saya tidak bisa mengenali jika Nona ini bukanlah Nona Lily.”Aku yang merasa kasihan kepada Diana langsung berusaha untuk membelanya. “Bukan salahnya, aku memang berpenampilan seperti Lily untuk bisa masuk ke sini.”“Lalu apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau mencuri sesuatu?” Bibi Amanda menatapku tajam.Aku bergerak maju lalu mengeluarkan isi tasku di atas meja. “Periksa saja, aku