Share

Hadiah Terlarang

"Kau-- habis menemui siapa, Zahra Aurelia Melviano?!" Suara dingin mengalun rendah, terasa menusuk hingga ke tulang-tulang.

Zahra menatap bingung pada Zein, bergerak mundur saat suaminya tersebut mendekatinya. Mata Zahra membulat panik, semakin dia mundur semakin Zein mendekat.

"Jawab." Zein berucap lagi, nadanya lebih dingin dari yang sebelumnya. "Setelah keluar dari ruang pertemuan, kau keluar tanpa izin dariku. Kau pergi untuk menemui seseorang, Heh?"

Zahra menggelengkan kepala, mengerjap beberapa kali kemudian mendongak pada suaminya–menatap Zein ragu. "Aku keluar bukan untuk menemui seseorang. Hanya saja … kebetulan Paman Raka datang."

"Humm." Zein berdehem dingin, kembali ke meja kerja lalu menyibukkan diri. Wajahnya berbalut ke marahan dan tatapan mata masih menghunus tajam.

Zahra terlihat gelisah. Sekarang dia bisa katakan jika Zein marah, Zein pasti kesal karena dirinya–melakukan hal bodoh saat meeting tadi.

"Pak Suami, masalah meeting … aku meminta maaf. Sudah kukataka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status