Setibanya di lokasi, lebih tepatnya di ujung arah utara Tokyo, mobil mereka pun berhenti di sebuah rumah yang terbilang lumayan mewah. Musashi mempersiapkan tempat persembunyiannya dengan cepat. Lalu Musashi segera mengajak Sakura masuk ke dalam rumah.
“Duduklah, kau butuh istirahat. Jangan ditanya ini rumah siapa. Pastinya, aku bukan orang jahat.” Musashi mengambil air minum dan makanan untuk mereka berdua.
Sakura tersandar di sofa ruang tamu. Akhirnya, syukurlah mereka bisa terlepas dari kejaran para pengawal itu. Sakura bisa bernapas lega dan kembali menenangkan diri. “Terima kasih, Musashi.”
Musashi kemudian duduk pas menghadap Sakura. Jarak mereka hanya sekitar tiga meter. “Hanz bilang padaku kalau pernikahan kalian akan dilangsungkan besok lusa.”
“Ya betul. Ayahku mempercepat acara. Alasannya Klan Torada memaksa agar ayahku mau melakukannya sebelum teradinya pertarungan antara Torada dan Kazui.” Sakura
Selama dua hari mereka berada di rumah itu, menghabiskan waktu bersama, meski awalnya malu-malu, namun akhirnya mereka mau-mau. Musashi telah membuang sikap tertutupnya, lalu dengan berani mengungkapkan rasa cintanya kepada Sakura.Bersikap gentle layaknya pria tangguh di hadapan wanita, Musashi mengatakan bahwa dia memang sedari dulu mencintai Sakura dan berkeinginan untuk menjalin hubungan dalam satu ikatan kuat. “Aku ingin menikah dengan mu, Sakura.”Berawal dari satu kecupan manis di bibir lembut Sakura, hingga cinta mereka melebur dalam pelukan hangat. Musashi melumat habis bibir Sakura yang basar, membuat Sakura merinding keenakan. Cinta mereka semakin kuat, tapi Musashi masih bisa mengontrol nafsunya.“Tunggu sampai kita menikah. Nikmat itu akan aku lakukan hanya setelah kita resmi menjadi suami istri.” Musashi tidak mau bertindak konyol. Mencium bibir Sakura saja merupakan hal terindah dalam hidupnya.Sakura mengelap bibirn
Semua persiapan sudah rampung. Hanya saja, pengantin wanitanya hingga saat ini masih belum datang juga. Kenji tidak bisa menahan kekesalan dan kekecewaannya. Ingin rasanya dia mengamuk, tapi tidak tahu mau marah sama siapa.Orochi menggeram emosi. “Kita tidak tahu siapa yang telah menculik Sakura.”Kenji mendengus gusar. “Dia bukan diculik, Tuan. Tapi Sakura memang sudah berniat kabur dari rumah dan menghindari pernikahan ini.”Semua anggota Klan Torada dan sebagian besar yang lainnya menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi. Wataru bahkan sampai mencurigai Orochi sendiri, kenapa bisa putrinya tiba-tiba menghilang begitu saja, apakah memang semua ini memang rencana Orochi.“Wataru, aku tidak mungkin merencanakannya. Aku sudah susah payah agar acara pernikahan ini berlangsung dengan sangat meriah. Jika kau berpikir bahwa aku adalah orang yang menginginkan agar Sakura pergi dari sini, jelas itu tidak mungkin, karena sebelum dia
“Hirohito! Katakan di mana Musashi berada sekarang!” Kenji melolong. Suaranya terdengar oleh semua orang.Hirohito tak menggubrisnya. Dia anggap omongan Kenji hanya angin lalu. “Lawan mu adalah aku! Jadi kau tidak perlu menanyakan di mana Musashi sekarang! Sudah aku katakan bahwa level dia tidak sama dengan level kalian semua! Berhenti bicara!”Karena sangat curiga, akhirnya Kenji segera menghubungi Orochi melalui panggilan telepon, memberikan kabar bahwa dugaan menjadi sangat kuat jikalau Musashi adalah orang yang membawa Sakura pergi dengan alasan sekarang Musashi tidak ada di medan pertarungan.Terang saja Orochi marah besar, lantas dia pun mengambil langkah ekstrem yang tidak pernah terduga sama sekali. Dia akan mengamuk sejadi-jadinya. Dalam waktu tiga puluh menit nanti, akan ada hal besar terjadi!Kembali lagi ke lokasi pertarungan.Kenji berseru. “Aku tahu Musashi saat ini bersama dengan siapa. Tapi aku tidak ta
Tipis saja!Ketika Hanz kewalahan menangkis setiap serangan dan mulai kehabisan tenaga, dia berusaha untuk mengelak saja, namun jika dia sedikit saja melakukan kesalahan, pedang Genta tadi pasti akan menancap setidaknya di sisi lengan kanannya, namun untungnya Hanz bisa mengelak dengan pergerakan yang cepat.Saat Hanz memberikan serangan balik, seperti tidak berarti karena Genta adalah petarung pedang yang jago.Genta bahkan sampai meremehkan Hanz. “Cara kau memegang pedang sama seperti memegang stik biliar. Sebaiknya kau belajar dulu yang banyak, baru nanti bertarung denganku. Kau tidak setara denganku, Hanz!” Genta mencebik remeh, lalu mendengus beberapa kali. Dia sengaja menyombongkan diri untuk menciutkan nyali Hanz.Meski begitu, Hanz tidak terpancing sedikit pun. Dia tetap fokus pada pertarungan. Ini adalah untuk kali pertama Hanz bertarung dengan menggunakan pedang, dan tak tanggung-tanggung, lawannya adalah satu dari sekian banyak jago
Pedang besar itu terayun ke atas, lalu dengan sangat cepat kembali turun ke bawah mengarah ke kepala Hanz.Wush!Hanz melemparkan tubuhnya ke kiri, lalu melompat ke depan, dan tiba-tiba saja dia langsung berada di belakang tubuh Genta.Apa yang Hanz lakukan?Dia melakukan Rear Naked Choke dengan cara menempelkan pedangnya pas di batang leher Genta. Ketika Hanz meletakkan pedang tersebut di batang leher Genta, secara otomatis Genta pasti menaruh tangannya ke pedang untuk melepaskan pedang tersebut, nah di saat itulah Hanz memanfaatkan lengan dan tangan Genta untuk lebih menekan tajamnya pedang sehingga tangan Hanz tidak terluka karena pedang itu.Lawan akan kesusahan bernapas walaupun dengan menggunakan lengan. Dan Hanz mencekik leher Genta dari belakang dengan menggunakan pedang. Jelas itu bakal jauh lebih menyakitkn. Lalu perlahan pedang itu menusuk masuk ke batang lehernya sampai masuk ke setengah bagian leher. Darah moncrot tak tentu arah.
Orochi mendengar kabar kematian Kenji dan Genta. Mengetahui itu, dia sangat murka. Saat ini dia telah mengumpulkan seribu pasukan untuk menyerbu Kazui yang hanya berjumlah tak lebih dari seratus orang. Sebelum pergi, dia mengajak Mikhailovic Lukino agar mau ikut turun tangan karena Hanz telah berhasil mengalahkan Genta Torada.Mikhailovic tentu punya beragam alasan. “Tuan Orcohi, aku ada urusan mendadak dan harus segera berangkat. Maafkan karena aku tidak bisa bergabung bersama kalian.”Dia sangat pengecut dan tidak punya keberanian sedikit pun. Semua rencananya gagal total. Di samping itu, dia tidak yakin kalau Orochi dan Kuroi Kumo bakal menang nantinya. Dari pada dia mati konyol, lebih baik dia mundur.“Aku harus segera pergi!” Mikhailovic keluar dari markas besar Kuroi Kumo, bergegas balik lagi ke Rusia bersama Alyona.Sementara Orochi bersama seribu pasukan Kuroi Kumo siap bertarung. Di tengah perjalanan, Orochi mendapat kabar
Di hari sebelumnya, Hanz sudah menghubungi Avraam agar mengirimkan dua ratus pasukan Fadeyka Army menuju Tokyo. Hanz khawatir akan terjadi sesuatu nantinya. Maka dari itu dia sudah mengambil ancang-ancang. Pas, Avraam dan dua ratus orang datang tepat waktu.Waktu mendengar suara tembakan itu, Orochi tersentak kaget. “Siapa mereka? Hirohito, kau curang, kita tidak boleh bertarung pakai senjata api! Bagaimana ceritanya kau memanggil pasukan yang pakai senapan?”Hanz melangkah maju ke depan. “Mereka adalah Fadeyka Army! Aku tugaskan untuk memberi pelajaran kepada orang yang berani-beraninya mengganggu perusahaan milik Fadeyka Energy, Akai Taiyo Oil! Orochi, kau harus bertanggung jawab atas semuanya, begitu juga kematian Tuan Rei Kazui!”Orochi terbelalak, mulutnya menganga lebar, seakan-akan semua tato di tubuhnya luntur seketika. “Kalian tidak boleh menggunakan senapan!”Hirohito juga melangkah maju. “Kalau begitu,
Pertarungan besar jilid dua antara Kazui dan Kuroi Kumo pun tak bisa terelakan. Di awal pertarungan, Kazui tetap mendominasi. Hirohito dan sejumlah pasukannya berhasil memberikan serangan berarti yang cukup signifikan, membuat Orochi harus menambah pasukannya. Memang dianggap kurang adil karena jika ada pasukan Kuroi Kumo yang mati, maka Orochi berkesempatan menambahkan jumlah orang ke dalam medan pertempuran.Namun, Hirohito membiarkannya. Semakin banyak Kuroi Kumo yang tewas, tentu dia semakin senang, asalkan Orochi tidak langsung menurunkan semua pasukannya sekaligus, dan jika itu terjadi, Fadeyka Army akan bertindak keras.Ketika melihat banyak pasukannya yang kalah, Orochi menyeringai marah, tapi tak berani juga untuk maju langsung seperti halnya yang dilakukan oleh Hirohito. Tentu saja dia tidak mau mati seperti halnya Kenji dan Wataru. Dia sadar bahwa meskipun menjabat sebagai Oyabun, namun kapasitasnya jauh di bahwa Hirohito.“Orochi, kau pengecut!