Misi besar dari White Piece adalah mendamaikan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang sedang berperang. Sebelum terjadinya perang besar dan parahnya perang nuklir, organisasi tersebut harus cepat melakukan tindakan.
Mereka punya satu pemikir cerdas bernama Zahid.Di sebuah rumah pinggiran Korsel, mereka berlima mengatur strategi dan langkah yang bakal ditempuh.Zahid mengawasi wajah mereka satu per satu, lalu berkata, “Jika kita melawan dua negara ini, itu artinya kita turut melawan dua golongan besar, yakni Blok Barat dan Blok Timur.”Kemudian Zahid menceritakan cukup ringkas sejarah yang pernah ada di Semenanjung Korea, tentang bagaimana turut campurnya Soviet dan Tiongkok, serta AS dan sekutunya.“Menurut hematku, seandainya perang ini berlangsung lama, sudah dipastikan negara-negara yang aku sebut tadi bakal ikut campur. Seperti halnya yang terjadi waktu itu dan juga yang pernah terjadi di Vietnam. Mereka sampai sekarang masih sajaPasukan khusus Angkatan Darat Republik Korea “Baret Hitam” atau pasukan khusus ROK. Di sanalah Yoo Ji mendedikasikan hidupnya selama bertahun-tahun. Ada beberapa brigade atau komando militer di Korsel, dan ROK adalah satu dari sekian banyak yang punya peran sentral.Angkatan bersenjata Korsel terbentuk ketika perang Korea terjadi. Hingga kini mereka tetap solid dalam menjaga kestabilan dan kedaulatan di dalam negeri, terutama untuk bertahan dari ancaman negara tetangga yang memang kerap kali menebar ancaman. Sekarang, perang itu pun pecah dan tak bisa terhindarkan.Jika biasanya Yoo Ji bertugas demi negara, maka kini dia melakukan hal yang tidak pernah pernah terbayangkan oleh siapa pun, bahkan Park saja tidak pernah terbersit di benaknya kalau kakaknya bakal memutar haluan seratus delapan puluh derajat, berubah total.Yoo Ji benar-benar melepaskan diri dari militer, hanya demi adiknya bisa selamat. Dari Hanz dia akhirnya menyadari bahwa Park memang bakal
Hanz selanjutnya mengatur pembicaraan melalui video langsung dengan perwakilan dari pihak militer Korsel. Dan yang menjadi pembicara dari White Peace tentu saja Yoo Jii, tetapi Yoo Ji mengenakan topeng dan suaranya pun disamarkan supaya identitasnya sebagai mantan anggota militer tidak terendus.Di depan layar komputer, Yoo Ji berbicar empat mata secara langsung dengan seorang perwira tinggi dari militer Korsel. Yoo Ji berusaha tenang dan tidak menampakkan kegelisahan, sebab lawan bicaranya adalah atasannya sendiri di militer.“Apakah kalian berasal dari Korea Selatan?” tanya perwira tinggi tersebut.Yoo Ji pun menjawab, “Ya, Kami berasal dari Korsel. Tapi tidak peduli dari mana pun asal kami, namun yang pasti tujuan kami tetap sama, yakni agar terciptanya keadilan di negeri ini.”“Ulah kalian sudah keterlaluan. Sampai membuat down sistem keamanan kami. Jika hal ini berlangsung lama, musuh kami bisa menyerang tanpa kami ketahui. Apa mungkin kalian malah berada di pihak Korut si Komunis
Park mengulangi pertanyaannya. “Jika kami berhasil menemukan pelaku utama tersebut, apakah perang bakal berakhir, lalu kedua negara bisa hidup dengan damai dan rukun?”White Peace beranggapan bahwa bisa jadi perang akan berhenti, namun nyatanya tidak demikian. Perseteruan antara kedua negara sudah berlangsung sejak dulu dan jika ada percikan sedikit saja, sudah barang tentu masalah-masalah kecil baik yang telah terjadi maupun sedang terjadi, akan dianggap besar dan dijadikan sebagai alasan untuk terciptanya sebuah perang.Lee Jung menjawab tegas. “Perang tetap terjadi dan tidak akan berhenti meskipun kalian sudah membawa pelakunya! Perang akan berhenti kalau Kim bisa hidup kembali. Tapi, nyatanya Kim tidak akan pernah kembali.” Nada dari kalimat terakhir itu sungguh menyentuh hati. Kentara bahwa Lee Jung berkata dengan rasa penuh kesedihan.Mendengar itu, lantas Park terenyuh, dan tidak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa dia pun juga bersedih atas k
Perang merupakan satu dari bagian rencana yang diutarakan oleh Yoo Ji setelah dilakukannya negosiasi. Hanya saja ikut perang adalah hal yang paling mereka hindari. Jika negosiasi hanya mengeluarkan pikiran dan sedikit tenaga, maka kalau perang mereka bisa mengorbankan nyawa.Namun kembali lagi, tujuan mereka mesti tercapai, yakni terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea, bagaimana pun caranya, termasuk dengan langkah peperangan.Hanz menunggu jawaban dari Park, tetapi Park menunggu kakaknya bersuara terlebih dahulu.Pandangan mereka pun tertuju pada Yoo Ji, menunggu kira-kira apa yang dia katakan tentang urutan rencana selanjutnya.Usai menghela napas kasar, Yoo Ji pun berujar, “Perang di perbatasan sudah terjadi selama dua hari. Di hari kedua, eskalasi perang sedikit meningkat dan jumlah korban yang awalnya hanya puluhan, kini sudah mencapai ribuan dan tentu bisa naik lagi lebih dari itu.”Dia melanjutkan bahwa jika terlibat lan
Ketika White Peace sedang mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam kontestasi peperangan di perbatasan dua Korea, tiba-tiba saja Nara menghubungi Park dan meminta agar bisa bertemu karena perkara yang penting. Park menyetujui kemauan Nara sebab dia pikir bisa jadi Nara membawa informasi penting dari Lee Jung dan juga Korut.Usai mendapat izin dan Yoo Ji, akhirnya Park membolehkan Nara masuk ke tempat persembunyian baru mereka, di bawah tanah, pindah ke ujung utara Korsel, berjarak sekitar dua puluh kilometer dari lokasi perang. Yoo Ji memanfaatkan sebuah tempat yang dulu pernah dijadikan tempat persembunyian para tentara Korsel.Di sebuah ruangan yang agak tertutup, ada perbincangan antara Park dan Nara.Nara menyampirkan sebagian anak rambutnya ke telinga kiri, lalu memperlihatkan kecantikannya yang luar biasa kepada Park. “Park, apa kabar mu?” tanyanya sembari menyerahkan satu ramen yang tadi dia beli.Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dilempa
Mendengar itu, Nara tiba-tiba tidak terima. “Ikut perang? Jangan! Kau tidak boleh ikut perang untuk membela salah satu dari mereka, Park!” cecar Nara dengan nada tinggi dan ekspresi yang meledak.Park menyilangkan kedua tangan di dada. “Aku tidak membela salah satu dari dua pihak. Aku pun tidak ingin mengalahkan salah satu dari mereka. Di sini, kami bersikap netral dan tujuan kami adalah terciptanya perdamaian.”“Tapi, kau tidak mesti terjun langsung ke sana. Kau tidak perlu terlibat dan kontak fisik dengan mereka. Kalau kau sampai tertembak bahkan terbunuh, bagaimana?” Kekhawatiran tampak jelas di wajah Nara, melepaskan apa yang membuncah di dadanya. Jika dilihat dari cara bicaranya, jelas dia tidak ikhlas seandainya Park memang terjun langsung ke medan pertempuran.Bagi Nara, untuk membawa perdamaian, tidak mesti mengorbankan nyawa selagi ada cara lain yang tidak berisiko, lagi pula Park bukanlah orang yang berada di militer.Itulah pola pikir w
Menghentikan perang dengan cara perang merupakan hal yang berat. Itu sama ingin memadamkan api dengan api pula. Namun, analogi semacam itu tidak relevan dengan pola pikir Yoo Ji, apalagi Hanz sang Jenius pun sudah menyepakatinya.Di samping Yoo Ji, Hanz memberikan sedikit masukan, “Kau tahu siapa orang yang berada di bawah Lee Jung? Kita bisa menculik dan menyanderanya sebelum terlibat dalam peperangan.” Sebelum menempuh langkah ekstrem, Hanz cenderung mengarahkan pikirannya ke jalan perundingan terlebih dahulu.“Song! Kuat kemungkinan Song sekarang yang mewakili Lee Jung yang mengepalai pasukan Korut.”Dugaan tersebut rupanya memang benar. Song yang ditugaskan untuk memimpin sekaligus mengawasi jalannya pertempuran.Hanz yang masih berada di depan laptop memperhatikan peta pertempuran lantas berujar, “Bagaimana kalau kita menculik Song lalu menyanderanya? Dengan begitu kita tidak perlu terlibat peperangan terlebih dahulu. Ketika Song hilang, otom
Pada saat sedikit lagi memasuki pintu yang menjadi akses menuju ruangan bawah tanah, tiba-tiba saja sepuluh orang Fadeyka Army datang sambil menodongkan senjata kepada Song dan pengawalnya.“Lepaskan senjata kalian!!” pekik seorang dari mereka. “Angkat tangan dan jangan melawan!”Song dan pengawalnya tidak berkutik.Satu anggota Fadeyka Army menjalankan apa yang tadi Hanz perintahkan, yakni berpura-pura melakukan penculikan juga terhadap Nara. Jadi mereka bertiga langsung diikat dan dibawa ke ruangan bawah tanah di sana.Sementara Nara masuk ke ruangan rahasia, sedangkan Song dan pengawalnya dimasukkan ke ruangan berbeda.Song dan pengawalnya terduduk di kursi dalam keadaan terikat, tanpa perlawanan.Tiga orang bertopeng masuk. Mereka adalah Hanz, Park, dan Yoo Ji.Yoo Ji berdecak kagum. “Hebat, kau berhasil menangkap empat dari lima orang yang diinginkan oleh bos mu, Lee Jung. Tapi rupanya kau tidak sehebat yang di