Bab73
Jeremy Mose melangkah keluar ruangan dengan terseok. Lelaki tampan itu berusaha mengendalikan diri dan emosinya saat ini.
Keluarga besar Tones pun berpamitan pulang, mereka tidak bisa berlama-lama, untuk berada di ruang rawat Esmeralda.
Mungkin seorang Amelia Tones telah lupa, bahwa Jeremy Mose masih orang kaya. Jika saat ini dia di hormati dan di elu-elukkan keluarga besarnya. Semua itu, murni karena harta.
Namun sayangnya, Amelia Tones terlalu angkuh, dan sulit menerima kenyataan, bahwa dia harus belajar menghargai Jeremy Mose.
Melihat sikap menantunya yang masih begitu patuh dan hormat kepadanya, membuat Amelia besar kepala.
"Aku tidak perduli. Yang jelas, aku benci dengan Jeremy! Lelaki itu, pembawa sial di keluarga ini."
"Jagalah ucapanmu! Jika Jeremy Mose mendengar semua ini. Bisa saja, dia akan membenci kita. Dan Esmeralda, berhentilah bersikap kekanak-kanakan. Apakah kamu siap, jika harus kehilangan Jeremy? Dia lelaki ba
Bab73Jeremy Mose melangkah keluar ruangan dengan terseok. Lelaki tampan itu berusaha mengendalikan diri dan emosinya saat ini.Keluarga besar Tones pun berpamitan pulang, mereka tidak bisa berlama-lama, untuk berada di ruang rawat Esmeralda.Mungkin seorang Amelia Tones telah lupa, bahwa Jeremy Mose masih orang kaya. Jika saat ini dia di hormati dan di elu-elukkan keluarga besarnya. Semua itu, murni karena harta.Namun sayangnya, Amelia Tones terlalu angkuh, dan sulit menerima kenyataan, bahwa dia harus belajar menghargai Jeremy Mose.Melihat sikap menantunya yang masih begitu patuh dan hormat kepadanya, membuat Amelia besar kepala."Aku tidak perduli. Yang jelas, aku benci dengan Jeremy! Lelaki itu, pembawa sial di keluarga ini.""Jagalah ucapanmu! Jika Jeremy Mose mendengar semua ini. Bisa saja, dia akan membenci kita. Dan Esmeralda, berhentilah bersikap kekanak-kanakan. Apakah kamu siap, jika harus kehilangan Jeremy? Dia lelaki ba
Bab74"Bicaralah dengan jelas!" bentak James."Mee .... mereka memintaku. Mereka memintaku, untuk mendesak Jeremy Mose, memberikan uang dalam jumlah besar. Dan maunya, uang itu diberi secara cuma-cuma."Brakkk ....James menambar meja dengan kasar. "Dan kamu menuruti kemauan mereka?"Amelia semakin gugup, dia pun mengangguk pelan, membenarkan ucapan James."Bodoh! Jeremy Mose sudah mengangkat derajat kita. Dan juga, dia tetap baik dengan kamu dan keluarga Tones lainnya. Meskipun, kalian sering menyakiti hatinya. Dan kini, kalian meminta sejumlah uang, dengan cuma-cuma, dasar keluarga gila," bentak James.Amelia terisak. "Maafkan aku, tapi aku ....""Apa?"Tidak lama kemudian, Jeremy kembali masuk ke dalam ruangan."Apa Ibu pelakunya?" tanya Jeremy Mose tiba-tiba."Ada apa?" tanya James balik. Melihat raut wajah menantunya yang nampak dingin, James merasakan ada sesuatu telah terjadi."Ibu mengu
Bab75"Haha .... kamu itu anak haram," seru Khan Tones tanpa rasa hormat sama sekali."Bu?" Amelia Tones memandang Rose dengan tanda tanya, mata wanita itu berkaca-kaca. Rasanya, hatinya kini kian remuk dan teramat sakit.Begitu tega, keluarganya memporak-porandakan hatinya. Padahal selama ini, dia begitu baik dan selalu tunduk hormat pada Ibu dan Ayahnya.Bahkan pernikahannya pun dengan James Wade, itu adalah perjodohan, yang dilakukan orang tuanya."Benar yang Khan katakan. Kamu adalah anak haram keluarga Tones, Ibumu adalah wanita simpanan Ayahmu saat itu. Dan kamu, hasil dari dosa mereka. Itulah salah satu sebabnya, aku benci kamu, dan seluruh keturunanmu," ungkap Rose Tones tanpa rasa bersalah.Amelia Tones memusut dadanya yang terasa sesak, bahkan air mata kini menggenang dipelupuk.Ingin dia menangis dan meronta, namun siapa juga yang peduli? Benar mungkin kata Ibunya, dialah yang paling bodoh.Tidak memahami
Bab77Jeremy mose tersadar, meskipun masih tidak sepenuhnya."Dimana ini?" Dia bertanya dalam hati, sembari memulihkan pandangannya yang masih buram.Ruangan lembab, pengab dan juga tercium aroma alkohol yang sangat pekat."Sudah sadar ya?" tanya seseorang. Jeremy memutarkan pandangan matanya, ke arah asal suara."Kamu ...."Jeremy Mose terkejut, sambil melihat ke arah tangannya yang dirantai. Di sampingnya duduk, Ayah mertuanya juga terikat dengan rantai, dan masih belum sadarkan diri.Wanita itu tertawa keras, sembari bertepuk tangan dan berjalan santai ke arah mereka berdua. Senyum menyeringai dia tampilkan, dan duduk di samping Jeremy terikat."Kejutan ...." wanita itu bertepuk dengan girang.Dia mendekatkan wajahnya, dengan senyum mengejek."Kau bilang kekuasaan bukanlah tujuanmu! Tapi bukan berarti, menghancurkan jerih payah orang lain, menjadi keahlianmu. Sekarang kamu harus tahu dan sadar, bahwa keku
Bab78"Diam dan saksikanlah, bagaimana aku berhasil menghancurkan dan memporak-porandakan kehidupan bahagiamu Tuan muda sombong. Dengarkan aku baik-baik, kamu hanyalah lelaki yang menyedihkan." Juana terkekeh."Andai saja kamu gunakan sedikit otakmu dengan baik, nasibmu tidak akan semalang ini. Kamu pikir, menjadi miskin itu, tidak membuat istrimu menderita? Kamu sangat bodoh dalam berpikir. Saat kamu memiliki segala, dengan semua pemikiran konyolmu itu, apakah para manusia yang sudah kamu bantu kehidupannya, bisa menolongmu kini? Tidak akan ada," kata Juana dengan terkekeh.Mata Jeremy Mose kian memerah, sakit hati dan penyesalan, kini tengah menyelimuti hatinya.______Mobil hitam milik Jeremy Mose, keluar dari dalam vila Orange, dan berhenti di dekat James Wade yang berdiri."Mau dibawa kemana?" tanya James Wade, yang sedari tadi menunggu menantunya itu di depan gerbang vila Orange."Aku akan membawanya ke Negri Fantasi, untuk mendap
Bab79Juana menarik keras wajah Jeremy Mose untuk menatap ke arahnya.Kemudian wanita itu tertawa kencang, sambil menatap puas ke arah wajah Jeremy Mose yang bersimbah air mata."Bagaimana rasanya? Kau hancur?" tanya Juana dengan mengangkat satu alisnya. "Ini baru permulaan. Kau pikir, dengan menghancurkan Istana Property Group, akan membuatmu hebat?""Brengsek!" gumam Jeremy, dengan mata melotot tajam.Juana kembali tertawa, kemudian wanita itu mendorong keras wajah Jeremy."Dasar lelaki bodoh tidak berguna. Kamu menghancurkan mimpiku! Maka aku, sang Ratu bisnis dari kota Yuzong, tidak akan mengampunimu. Kau pikir, Mose itu milikmu seutuhnya? Saham dewan dan sahamku anjlok, semua karena ulahmu. Dan satu hal yang harus kamu ingat, kami menanggung segala kerugiannya."Dengan kasar, Juana menampar keras wajah Jeremy. Api dendam dan kemarahan, sangat jelas dirasakan oleh Jeremy.Pukulan wanita di depannya kini, bukanla
Bab802 kali tembakkan mengenai tepat di jantung Esmeralda. Wanita itu mengejang hingga terkulai lemah dan mati seketika."Kurang ajar!" terika Jeremy memekkikan telinga.Juana tertawa keras, menikmati penderitaan Jeremy Mose."Ya Tuhan, istriku!" lirihnya, sembari memeluk tubuh kaku Esmeralda.Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Jeremy merasakan kehancuran yang teramat dahsyat dalam hidupnya.Hari ini, dia menyaksikan penderitaan dan kematian orang-orang terbaik dalam hidupnya. Bukan cuma terbaik, wanita yang begitu mencintainya sepenuh hati.Hanya wanita itu, yang tidak pernah menghinanya ketika dia miskin, tidak pernah meremehkannya, ketika Jeremy tidak mampu memberikan apa-apa. Bahkan, tidak pernah mengeluh, saat Jeremy hanya menjadi seorang pengangguran.Esmeralda teramat baik dalam mencintainya. Wanita itu, tidak sempat dia bahagiakan. Dan kini, meninggalkannya lebih dulu, mati ditangan wanita, yang beg
Bab81"Nona, mengapa tidak kita bunuh saja lelaki ini?" tanya Among, bodyguard setia Juana.Juana memijit pelipisnya."Kamu tahu, cinta itu seperti lingkaran setan bagiku. Menyesatkan jiwa ini, semakin aku membencinya, semakin besar pula aku mencintainya."Among terdiam, mencoba mencerna ucapan Juana."Cinta mampu membuai dan menenggelamkan jiwa dengan sejuta kenikmatan dan keindahan. Namun itu berlaku untuk cinta yang bersambut. Sebaliknya, jika tidak, bagaimana nasib jiwa yang telah terlanjur tenggelam? Dia akan mati dalam rasa sakit hati."Juana berbalik badan, dan menatap Among dengan lekat."Aku wanita yang tidak pernah mengenal cinta sebelumnya. Duniaku, di penuhi dengan ambisi untuk merebut kekuasaan Mose di kota Yuzong dan menjadi orang nomor satu. Tapi lelaki ini, membuatku begitu menginginkannya, hingga aku kehilangan impian, yang selama ini menjadi semangatku. Dan dia, pergi dari Yuzong, dengan harapan akan merajut kasih ya