Setelah berhasil terbebas dari pekerjaan memilih hadiah yang “mengerikan”, Cornelia spontan menghela napas lega. Ketika melewati outlet busana wanita, sepotong terusan putih menarik perhatian Cornelia.“Guru, kenapa aku tidak boleh pakai rok?” Cornelia yang masih kecil itu melihat gurunya dengan tatapan lugu. Terlihat tatapan penuh harapan di dalam matanya.“Ini adalah aturan. Cara berpakaian kita semua harus seragam. Leluhur tidak pernah mengenakan rok, jadi kita juga tidak boleh mengenakan rok!”Melihat sikap tegas sang guru, Cornelia hanya bisa mengangguk dengan berat hati. Wanita mana yang tidak berharap merias dirinya bagai seorang tuan putri? Wanita mana yang bisa menahan dirinya ketika melihat pakaian cantik?“Tuan, nanti kamu belikan tas bermerek ini untukku, ya? Nanti aku janji akan melayanimu sampai puas!” ucap seorang wanita muda dengan manja.“Tidak masalah! Aku akan belikan semua yang kamu mau. Kamu ….”Belum sempat lelaki kaya selesai berbicara, kedua matanya spontan ter
Sewaktu datang ke Kota Linyun, wanita ini bertemu dengan seseorang yang menjadi mimpi buruknya. Seperti yang dikatakan pembuat mimpi buruk itu, wajah si wanita menjadi bermasalah. Dia menghabiskan seluruh simpanannya untuk melakukan operasi plastik ulang.Wanita ini berusaha untuk menggaet beberapa lelaki kaya untuk menebus biaya operasinya. Namun, tak disangka baru saja si wanita memulai bisnis pertamanya, dia malah bertemu lagi dengan monster ini!Felix melirik si wanita dengan mengerutkan keningnya. Setelah berpikir beberapa saat, dia pun tersenyum dan berkata, “Kamu masih menggunakan wajah operasi plastikmu untuk menghasilkan uang? Eh, kamu operasi plastik lagi?”Meski ada beberapa perbedaan, Felix yakin wanita ini adalah wanita yang satu pesawat dengannya ketika pertama kali ke Kota Linyun waktu itu, si Molly.Tentu saja wanita yang melakukan operasi plastik ini tahu seberapa menakutkan Felix. Dia adalah putra angkat dari orang terkaya di dunia. Dia tidak boleh disinggung oleh sia
Di dalam mobil ….Felix sedang rebahan di dalam tempat duduknya. Sementara itu, Cornelia terdiam duduk di belakang sambil memeluk kantong belanjaannya.Cornelia diam-diam mengintip Felix dari kaca spion tengah. Setelah memastikan Felix tidak sedang mengintipnya, dia pun memiliki pemikiran baru terhadap Felix.Menurut Cornelia, Felix sungguh berbeda dengan lelaki lain. Dia mulai penasaran dengan lelaki yang satu ini.Tak lama kemudian, Mischa dan wanita lainnya telah selesai belanja. Pelayan toko dan sekuriti membantu mereka membawa barang belanjaan ke dalam mobil.Ketika keempat wanita melihat pakaian baru yang dikenakan Cornelia, mata mereka semua spontan berkilauan. Kenapa bisa secantik ini?“Cornelia, jangan-jangan kamu itu tuan putri dari istana? Aku jadi minder berdiri bersamamu!” ucap Nala dengan nada cemburu.“Terima kasih ….”“Berapa harga pakaianmu ini?” tanya Nala dengan penasaran.Cornelia menggeleng, lalu memalingkan kepalanya melihat Felix yang baru selesai memasukkan bara
Kenapa semua orang mengira Felix akan menggaet semua wanita cantik? Meskipun Cornelia memang cukup cantik, Felix juga tahu batasan ….“Aku tidak punya hubungan apa-apa sama dia. Kami bahkan tidak tergolong berteman …. Selain itu, aku tidak punya pemikiran apa-apa terhadapnya. Aku juga tidak berani menyentuh wanita itu.”Anderson mulai penasaran. Apa benar ada wanita yang tidak sanggup digaet oleh bosnya?“Serius? Bos, jujur saja, dia adalah wanita tercantik yang pernah kujumpai. Benarkah kamu tidak punya pemikiran apa-apa terhadapnya?”“Tidak!”Anderson masih ingin bertanya. Hanya saja, ketika melihat Felix tidak ingin menjawab, dia terpaksa menekan rasa penasarannya.Tak lama kemudian, acara malam telah dimulai. Anak-anak kelihatan mengiler ketika melihat makanan lezat di depan mata.Jessica spontan khawatir ketika melihat makanan semahal ini. Dia berbisik, “Tuan Felix, apa makanan ini sangat mahal? Aku takut lain kali anak-anak jadi pilih makanan. Emm ….”“Tenang saja, anak-anak juga
Menghadapi pertanyaan mendadak dari sang Guru, Cornelia spontan menggeleng. Jangankan suka, Cornelia sendiri bahkan tidak mengerti dengan apa yang dinamakan suka.“Nak, jangan bodoh! Ini hanyalah dunia mimpi. Hal yang paling kamu pedulikan akan terus muncul di sini, misalnya aku, daging kukus, dan orang di dalam benakmu!”Cornelia melihat sang Guru dengan bingung. Apa benar dia peduli dengan Felix? Tidak! Rasa peduli Cornelia terhadap gurunya berbeda dengan rasa pedulinya terhadap Felix. Dia peduli dengan Felix juga karena memiliki misi!Saat ini sepertinya Guru tahu apa yang ingin dikatakan Cornelia. Dia menggeleng, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku tahu apa yang ingin kamu katakan. Aku masih berharap dengan hal yang aku ucapkan sebelumnya!”Cornelia terbengong. Apa maksud ucapan Guru?“Guru, apa maksudmu?” tanya Cornelia dengan segera.“Kamu renungkan sendiri apa maksud ucapanku. Atasi orang-orang yang mengganggumu.” Selesai berbicara, guru Cornelia meninggalkan tempat dengan perla
Lelaki kaya merasa dirinya telah salah langkah. Seandainya memang ada hantu di dunia ini, dia sungguh berharap Hantu Perengut Nyawa bisa segera menampakkan diri. Dia ingin sekali terbebas dari siksaan monster ini.Saat lelaki itu merasa dirinya sudah hampir kehabisan napasnya, tiba-tiba muncul selapis es tebal di tubuhnya. “Kamu … apa yang lagi kamu lakukan?” tanya si lelaki dengan ketakutan.“Tidak apa-apa. Aku sudah bilang tadi, aku tidak akan membuatmu mati dengan gampangnya.”Selesai berbicara, Cornelia mulai membuka gas di dalam rumah, lalu menyalakan microwave ke suhu tertinggi. Kemudian, Cornelia berjalan keluar rumah dengan perlahan.Saat ini, si lelaki sungguh menyesali perbuatannya. Awalnya nasib si lelaki sudah cukup sadis lantaran disiksa tadi. Tak disangka, wanita mengerikan itu malah menggunakan cara ini untuk menghabisinya.…Keesokan paginya, berhubung telah “bertarung” semalaman dengan Alice, saat ini Felix sedang istirahat di dalam kamarnya.Namun Nala malah tidak m
Saat mendengar Cornelia diperbolehkan untuk memesan makanan, dia sungguh kegirangan. Hanya saja, ekspresinya juga terlihat sangat dingin.“Aku boleh pesan makanan apa pun?”“Boleh! Asalkan aku sanggup memasaknya,” ucap Felix dengan mengangguk.Cornelia berpikir sejenak, lalu memesan delapan jenis makanan. Ketika mendengar kedelapan jenis makanan ini, Felix pun terlihat girang. Semuanya hanyalah masakan rumah biasa. Sepertinya hari ini Felix akan melewati harinya dengan lebih santai!“Aku … aku ingin belajar cara untuk memasak daging kukus, boleh tidak?” runding Cornelia. Hanya saja, tidak terlihat ekspresi penantian di wajahnya, dia masih terlihat dingin seperti biasanya.“Boleh, kamu masak sendiri daging kukusnya. Nanti aku akan masak masakan lain.”Tentu saja Felix tidak keberatan jika ada asisten gratis. Dia mempersiapkan bahan makanan sambil menginstruksi Cornelia untuk memasak daging kukus.“Kamu boleh taruh garam agak banyak. Tidak akan keasinan! Kalau rasanya terlalu hambar, mal
“Jangan buat onar! Ada Cornelia di rumah, aku tidak enak …,” ucap Alice dengan malu.“Jangan takut, aku punya caraku sendiri!”Selesai bicara, Felix pun membawa Alice ke dalam Pagoda Langit.Keesokan paginya, semua orang mengantar Alice ke bandara. Saat ini, Alice terlihat sangat bahagia. Sebab, waktu semalam di dunia nyata setara dengan setengah bulan di Pagoda Langit. Tentu saja Alice merasa terpuaskan ….Setelah pesawat lepas landas, Cindy pun merasa bersedih. Padahal baru pulang dua hari, Alice malah sudah pergi lagi. Entah kapan mereka bisa bertemu kembali ….“Sudahlah, Cindy, kamu jangan bersedih lagi. Demi menyingkirkan kepenatan di hati, bagaimana kalau kita pergi belanja saja!” usul Nala.Ketika mendengar kata “belanja”, Felix spontan merinding ketakutan. Apa? Belanja lagi?Menyadari rasa takut di diri Felix, Nala spontan mengerutkan keningnya. Dia bertanya, “Kenapa? Apa kamu merasa sengsara untuk menemani kami berempat?”“Bukan, mana mungkin? Aku malah merasa sangat terhormat