Share

Membalas Secara Perlahan

Suasana dapur berubah menjadi hening, hanya suara denting spatula beradu dengan wajan yang terdengar, karena kami saling diam dalam pikiran masing-masing.

Andai saja bisa menyelam ke dasar hati Bang Damian, ingin sekali aku mencari arti diriku di dalam sana, juga menguak kebenaran mengapa dia begitu over protektif terhadapku. Terlebih lagi ketika aku melihat dia menatapku, aku lihat ada cinta samar terlihat di sorot netranya. Bukan cinta seorang kakak, tetapi cinta dua insan manusia dewasa.

“Abang sudah makan?” tanyaku mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba berubah beku.

“Belum. Abang kangen masakan kamu, Van. Kangen disuapi dan dimanja!”

Aku menyentak napas kasar.

“Papa...” teriak anak-anak seraya berlari menghampiri Bang Damian, merangkul kakinya dan dengan sigap lelaki berhidung bangir itu menggendong putriku.

“Anak papa udah berat. Udah mimik cucu?” Bang Damian mencium pipi Danisa dan mengusap lembut ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status