Langkah Victoria terus ke dalam gedung Perth Arena itu, dia melihat banyak sekali fungsi gedung tersebut, mungkin memang diciptakan untuk olah raga."Sayang sekali aku tidak membawa bola basket yang ada di mobil Gana, kalau aku membawanya, pasti sudah aku mainkan di sini.'Dia terus berjalan hingga masuk ke dalam gedung yang tepat, ada ring basket di atasnya, terlihat sangat keren karena sebelum ini tidak pernah terpikir untuk bisa datang ke tempat yang pernah didambakannya."Tempat ini keren, banyak sekali bola basket dan lapangannya sangat bagus, apalagi ring di atas sana, ingin sekali aku taklukkan, mungkin bisa dicoba."Saat itu juga Victoria melihat bola basket yang ada samping lapangan tersebut, mengambilnya satu dan melemparkan ke atas dan bawah, dia terus berada di tengah lapangan."Ini waktunya aku menunjukkan aku layak bermain di lapangan ini."Victoria terus saja bermain sendiri, tidak ada orang lain yang menemani atau menonton terlihat olehnya, begitu cantik permainan wani
"Bukannya tadi kamu yang membuat aku pergi ke suatu tempat dan memberikan sesuatu yang paling aku sukai? Jujur saja aku sangat bahagia Gana, ini pertama kalinya kamu sangat peduli, terima kasih Gana, aku tidak akan melupakan semua ini, kamu suami yang baik," ucap Victoria masih memasang wajah cerianya.Dia berjalan masuk ke arah kamar, tidak memperdulikan suaminya yang sekarang bingung dengan ucapannya itu."Apa yang dikatakannya? Aneh sekali, tempat yang paling dia sukai? Di mana? Lalu kenapa dia mengira aku yang membawanya? Sudah sakit rupanya otak dia!"Gana tidak mau memikirkan itu, dia hanya berpikir kalau Victoria memang suka berkata tidak tepat saat dirinya marah, mungkin hanya alasan dirinya pulang terlambat, sudah pasti istrinya tidak mengetahui jalanan dan taksi yang tepat untuk pulang, Gana mengira istrinya salah taksi saja.Pria dingin dan terkenal galak itu menuju kamar yang sama dengan Victoria, dia tidak mau terlalu lama berada di luar kamar."Lupakan saja masalah ini,
Gana merebahkan tubuhnya di kamar, karena dia sudah mengetahui istrinya tidur dengan Marcho, ada kesempatan punggungnya itu bisa lebih nyaman."Aku tidak boleh baper dengannya, pernikahan ini tidak mungkin berjalan seperti saat aku menikahi Marcella, dia mungkin akan meninggalkan aku ketika dia menemukan orang yang tepat seperti yang dikatakan Marcella."Matanya terpejam begitu saja setalah mengucapkan hal tadi, entah ada di mana Gana saat ini, namun terlihat begitu senang berdiri di depan seseorang."Sayang, kamu sudah memenuhi permintaan aku, apa kamu bahagia dengannya?" Tatapan seseorang itu sangatlah cerah, dia mengenakan pakaian serba putih dan wajahnya bercahaya, sedangkan Gana masih menggunakan pakaian yang dia gunakan saat dirinya tertidur."Apa boleh aku pergi dari sisinya dan ikut dengan kamu sayang? Jujur aku tidak akan sanggup bersamanya, dia masih terlalu muda untuk aku. Kamu yang paling cocok untuk aku dan Marcho, dia lebih membutuhkan kamu daripada adikmu itu, aku tida
"Cukup Victoria, kamu sudah keterlaluan. Pergi dari kamar ini lalu kamu mandi, sebentar lagi kamu mau kuliah, aku akan mengantar kamu pergi berdua."Gana menghindari pembicaraan semacam tadi, dia tidak kuat membahas langsung di depan orang yang sudah dititipkan Marcella padanya."Tidak perlu! Aku mau pergi kuliah sendiri, aku sudah besar, masih banyak kendaraan umum yang bisa menjadi tumpangan aku ke kampus, dan mulai saat ini aku mau pergi sendiri," tolak Victoria.Istrinya itu mulai membalikkan badannya untuk pergi dari kamar, akan tetapi tangan Gana menangkap lengan istrinya dan membalikkan kembali ke arahnya. Hingga keduanya dalam posisi berpelukan."Kamu tidak boleh pergi sendiri! Ini perintah dari aku! Atau kamu akan menerima hukuman besar, dan aku bisa lepaskan biaya kuliah kamu," ancamnya."Huh, egois. Aku benci kamu Gana!""Dengarkan saja apa yang aku perintahkan! Jangan banyak bicara, cinta atau tidaknya aku sama kamu, status kamu sudah menjadi Istri sah, jangan bikin aku ma
"Kamu sudah siap berangkat denganku?"Gana masuk ke dalam mobil, sudah ada istrinya yang duduk dengan memalingkan wajah ke arah lain, ada rasa malu yang masih bersarang di benak wanita itu."Duh, kenapa jadi canggung berada di dekatnya? Padahal hanya duduk berdua di dalam mobil, apa karena dia sudah melihat semua anggota tubuhku? Astaga Victoria, apa yang kamu pikirkan pagi-pagi begini, sudahi pikiran kamu yang kotor," batinnya segera menghilangkannya.Gana masih terlihat tegap duduk dengan fokus memikirkan pekerjaan kantor yang masih sangat gawat, apalagi saat ini dia harus berbuat sesuatu yang serius."Gana, kamu kenapa?"Victoria bertanya seolah mengetahui sesuatu yang dirasakan suaminya, instingnya mengatakan jika suaminya terlibat masalah besar."Tidak apa-apa," jawabnya singkat.Gana masih terlihat cuek dan biasa menanggapi istrinya yang mulai kesal dengan jawabannya itu, wajah Victoria terlihat ada penyesalan saat bertanya barusan."Kurang ajar, bisa-bisanya dia memperlakukan ak
"Lihat dia, ternyata jago juga bela diri, aku tidak menyangka kalau kolega aku sudah dia selamatkan, berarti dia juga menyelamatkan aku malam itu, dasar wanita tidak punya akhlak, tapi dia ternyata punya hati."Gana tersenyum setalah selesai menelpon koleganya itu, dia berencana pulang cepat untuk merayakan ini dengan Victoria dan Marcho, karena istrinya yang sudah menyelamatkan perusahaannya, maka tidak masalah mengeluarkan banyak makanan untuk menjamunya hari ini."Lebih baik setalah ini aku segera pulang menjemput Marcho, lalu menyiapkan makanan yang lezat, dia pasti akan suka."Gana melirik jam digitalnya yang terlihat mahal itu, dengan suasana hati cukup baik memberikan dia pikiran untuk bisa membuat istrinya tersenyum satu hari ini.Dia sudah berjalan keluar kantornya, berusaha untuk mengingat semua makanan kesukaan istrinya dari cerita mendiang Marcella dulu, ada lobster besar menjadi menu andalan istrinya yang paling disukainya, itu yang akan di beli di hotel bintang lima, pas
Gana melirik ke arah Marcho yang mengigau Marcella, ternyata dahinya panas, dengan tiba-tiba tubuhnya menjadi demam seperti itu."Gawat, kalau aku memberitahu Victoria, hari baik dia bakalan rusak, apa aku diam-diam pergi untuk membawa Marcho ke rumah sakit? Biarkan dia di rumah dan memakan lobster," batin Gana menggendong Marcho kembali.Victoria sudah melihat hadiah dari Gana berupa gelang mewah, sejujurnya wanita itu kurang menyukai perhiasan dalam bentuk apa pun, termasuk gelang atau kalung yang diberikan kolega Gana."Di mana Gana?"Dia menengok ke belakang tidak ada Gana dan Marcho, ternyata semua harapan bisa bersama keduanya telah pupus."Dia meninggalkan aku sendiri? Bukankah dia ingin berterima kasih padaku? Lalu, kenapa dia menghilang seperti ini? Apa aku tidak cukup berarti untuknya?" Victoria duduk di ruang makan, sudah ada makanan mewah dan lobster kesukaannya, sua itu tidak membuatnya berselera karena Gana tidak muncul juga."Jangan berharap lagi Victoria, kamu sudah t
"Keren juga permainan kamu, kita bisa berlatih terus setiap hari," kata Jose serius.Victoria tidak akan menolak semua yang dikatakan Jose. Bingung harus merespon apa di depannya, karena sungguh tidak bisa berkata apa-apa lagi, "Boleh, aku sangat mau berlatih dengan Kak Jose," jawab Victoria."Panggil aku Jose, aku bukan kakakmu, kita berteman mulai sekarang, anggap aku satu angkatan sama kamu," balas Jose ingin lebih akrab."Yah, aku bersedia Jose, jujur aku sangat ingin sesuatu darimu, karena dari dulu aku sangat ngefans sama kamu, apa boleh?"Tangan Victoria berada di atas lengan Jose yang besar itu, dia tentu tidak bisa menolak pesona mata wanita yang ada di depannya."Katakan apa mau kamu? Aku akan selalu bersedia untuk mewujudkannya.""Kamu serius? Tenang saja, hanya satu permintaan," tambahnya."Katakan apa itu?"Victoria mulai berpikir saat masih memegang lengan Jose, dia tidak mau kalau pria keren ini melepaskan permintaannya."Boleh aku memeluk kamu? Dari dulu aku mau memel